KG 18

132 9 0
                                    

"Iyaiya saya dengar kok. Kami tunggu kabar selanjutnya."ucap Hamdi lalu menutup panggilan.

"Athalla kamu lagi bicara sama siapa sih daritadi?"tanya Fahriza.

"Ah sama mas Ha-- ah teman curhatku."jawab Athalla yang hampir keceplosan.

"Athalla kamu tidak mau mengakui perasaanmu?"tanya Fahriza.

"Eh? Kakak tau?"tanya balik Athalla.

"Tau lah. Keliatan banget tau."jawab Fahriza sambil tertawa kecil.

"Baiklah. Aku menyukai kakak, aku mencintai kak Fahriza dari awal aku masuk SMA ini. Kakak mau hubungan seperti apa yang ingin di jalani denganku?"tanya Athalla setelah memberi pernyataan.

"Hubungan sah!"jelas Fahriza.

"Baiklah."ucap Athalla lalu menggandeng tangan Fahriza.

Wajah Fahriza memerah. Athalla tertawa.

"Baru pertama kali ya?"tanya Athalla.

Fahriza mengangguk malu.

"Sama. Aku juga, tapi kalau sama adik aku sering."ucap Athalla.

"Kamu punya adik?"

"Iya. Satu, perempuan, namanya Syafira Rahila Kevandra. Kalau kamu?"

"Punya satu abang, satu saudara kembar, dan satu adik."

"Kamu anak kembar!"terkejut Athalla.

"Yes. Nama abangku Muhammad Hamdi Lavendra, lalu nama kembaranku Bilal Rizki Lavendra, dan nama adikku Rivan Putra Lavendra."

Lalu di ruang OSIS...

"Enggak ada yang mau melakukan yang seperti Vian ke Fahriza nih?"tanya Bastian melirik ke Andre.

"Au nih. Kita-kita kan mau lihat."dukung Melati.

"Itu urusan gue."ucap Andre dingin.

"Yhaaahh...ah cemen lo!"ledek Jefri dan Yudha.

"Biarin."balas Andre tak peduli.

"Duluan ya."pamit Andre.

"Iya."balas anak OSIS yang lain.

Andre memberi kode ke Windy. Windy paham.

Lalu Fahriza dan Athalla balik ke ruang OSIS dan pamit.

"Gue juga pulang duluan ya. Bye~"pamit Windy.

"Kok gue ngerasa ada sesuatu deh diantara mereka berempat."ucap Vian.

"Iyaya."balas Bastian.

"Guys gue pulang duluan ya. Sampai ketemu hari senin~~"pamit Jessie.

"Iya."

"Gue juga duluan ya."pamit Vian lalu berlari menyusul Jessie.

Di gerbang...

"Jes, mau bareng?"tawar Vian.

"Kalau enggak ngerepotin."ucap Jessie.

"Enggak kok. Tunggu di depan aja gue mau ambil motor dulu."balas Vian.

Jessie menunggu di depan gerbang bersama dua gadis dan ternyata Windy dengan Fahriza.

"Eh Jessie?! Mau pulang?"tanya mereka.

"Iya kak."jawab Jessie.

"Sama siapa?"tanya Windy.

"Sama Vian."jawab Jessie lagi.

"Ah ciiie gue doain semoga lancar ya pulangnya dan hubungannya jadi serius."ucap Fahriza.

"Amin. Makasih kak. Nah kakak berdua nunggu siapa?"tanya Jessie.

"Andre dan Athalla."jawab Fahriza.

"Owalah."

Lalu motor Andre dan Athalla keluar lebih dulu diikuti motor Vian.

"Kita duluan ya Jessie, Vian."pamit Fahriza.

"Duluan Jessie, Vian."pamit Windy.

"Iya kak."balas mereka.

"Ayok Jes."ucap Vian.

"Ah iya."Jessie menaiki motor satria Vian.

Lalu di lain tempat...

"Win, mau jajan dulu?"tawar Andre.

"Yaudah."jawab Windy.

Andre melesat menuju sebuah warung kelontong sederhana.

"Mau jajan apa?"tanya Andre.

"Wah ada eskrim!"girang Windy.

"Ndre eskrim vanilla 1 dan eskrim red velvet 1 ya."pesan Windy.

"Lu enggak mau makan yang ngenyangin? Kayak roti gitu."tanya Andre.

"Enggak. Mau eskrim."jawab Windy.

"Oke."

"Bu eskrim vanilla dan red velvet lalu aqua nya 1 yang botol sedang. Semuanya berapa?"tanya Andre.

"Dua puluh ribu dek."jawab si ibu.

"Ah ini bu uangnya. Terima kasih ya."ucap Andre.

"Iya dek."balas si ibu.

"Nih Win."Andre memberikan dua eskrim pesanan Windy.

"Makasih Andre."balas Windy senang.

Andre hanya memerhatikan Windy memakan eskrimnya dengan lahap.

Lalu Andre melihat gerobak tukang siomay.

"Kalau gue tanya dia mau atau enggak pasti jawabnya enggak mau, daripada enggak makan lebih baik gue pesanin sekalian."batin Andre lalu beranjak pergi menuju tukang siomay.

"Mang, siomay nya dua porsi, satu pedas, satu enggak ya."ucap Andre.

"Oke."balas si mang.

Lalu terlintas sebuah ide jail di otak Andre.

"Mang ganti. Yang enggak pedas di ganti pedas banget ya."ucap Andre.

"Ah baik."balas si mang.

Andre sudah tertawa kecil.

Andre melihat piring Windy di beri banyak taburan bubuk cabai.

"Nih dek. Semuanya jadi dua puluh ribu."ucap si mang.

"Ah ini uangnya. Saya makan disana mang."balas Andre memberikan uangnya.

"Siap."

Andre berjalan ke tempatnya Windy. Dia terkejut melihat Windy telah memakan satu eskrimnya habis.

"Nih gue udah pesanin siomay."ucap Andre.

"Enggak mau."balas Windy yang lanjut makan eskrim kedua.

"Makan Win atau gue paksa."ujar Andre.

"Paksa aja. Gue lagi makan eskrim jadinya enggak bisa."ucap Windy.

Andre kesal, dia lalu meletakkan kedua piringnya dan tangannya merebut eskrim Windy, lalu tangan kanannya menyuapi Windy siomay yang pedas banget.

Wajah Windy langsung memerah.

"ANDREE!!!"teriak Windy.

Andre tertawa lalu menghabiskan eskrim Windy dalam satu lahapan.

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang