KG 19

124 9 0
                                    

"Andre aiiirrr..."panik Windy.

"Emang lu enggak bawa tumblr?"tanya Andre.

Windy menggeleng cepat. Windy berjalan mondar-mandir mencari air.

"Adanya aqua bekas gue, mau?"tanya Andre.

Windy segera mengambilnya dan meminumnya.

"Kesian juga melihat dia menderita."gumam Andre.

Andre pergi ke warung lagi lalu membeli dua botol aqua.

"Bu aqua botolnya 2 dingin ya, lalu eskrimnya 4 yang red velvet 2, vanilla 2. Lalu ibu ada es batu kotak? Kalau ada saya beli juga ya lalu obat diare."ucap Andre.

"Ada dek."balas si ibu.

"Totalnya jadi empat puluh tiga ribu dek."ucap si ibu.

"Ini bu uangnya. Kembaliannya tolong permen lolipopnya satu dan permen yang lain ya."balas Andre memberikan uang 50.000

"Ini dek. Makasih ya."

"Sama-sama bu."

Andre segera ke tempat Windy. Tapi Windy menghilang. Andre mencari-cari dan ternyata di tempat tukang siomay.

"Win, lu ngapain?"tanya Andre.

"Ini si neng minta kecap, katanya kepedesan."jawab si mang.

"Ah gitu. Maaf ya mang ngerepotin. Ayok Win."ucap Andre lalu menarik tangan Windy.

"Apaan sih! Lepasin! Lu emang ya cowok kejam! Udah dibilang gue enggak bisa makan pedas!"teriak Windy kesal.

Wajahnya sangat memerah.

"Abisnya lo enggak mau makan roti buat pengganjal perut yaudah gue beli siomay dan sedikit jailin lo."jelas Andre.

"Sedikit Ndre? Mikir! Itu pedas banget! Pokoknya gue enggak mau makan, titik!"tegas Windy.

"Biar gue yang makan. Lo makan punya gue aja."ucap Andre santai.

Windy kembali duduk dengan kesal.

"Punya lo pedas?"tanya Windy sewot.

"Pedas biasa."jawab Andre.

"Mana sini."pinta Windy.

Andre memberikan piringnya ke Windy. Lalu Windy menuangkan kecap yang tadi minta ke tukang siomay.

Windy mencoba satu siomay. Dia masih sedikit meringis pedas tapi tetap di lanjut, mungkin karena lapar.

Andre juga makan. Lalu Windy melihat piring Andre yang seharusnya miliknya.

"Gila! Itu mah lu mau bunuh gue! Bubuk cabe nya banyak banget! Sumpah gue tambah benci sama lo!"marah Windy.

"Yaudah benci aja. Gue enggak maksa."ucap Andre santai.

Windy sudah selesai makan. Dia beranjak menuju warung tapi di tahan Andre.

"Mau ngapain?"tanya Andre.

"Beli minum!"ketus Windy.

"Gue udah beliin. Tuh."ucap Andre menunjuk kantung belanjaan.

Windy kembali duduk dan membuka kantung belanjaannya.

"Eskrim! Buat gue kan?"tanya Windy berbinar.

"Iya buat lo sebagai ucapan maaf. Permen dan es batunya juga lalu obat diarenya juga, plus minumnya."jawab Andre.

"Nah gitu dong, tanggung jawab. Makasih Andre."senang Windy.

Andre sudah menghabiskan siomaynya. Windy memerhatikan.

"Andre enggak merasa kepedesan apa? Dari ekspresinya enggak tapi dari bibirnya enggak bisa di bohongi. Udah bibirnya tebal makan pedas tambah tebal tuh bibir."batin Windy tertawa kecil.

"Kenapa ngeliatin gue trus ketawa? Ada yang lucu?"tanya Andre datar.

"Nih minum. Nih eskrim red velvet dan vanilla buat lo sama permen kiss nya."ucap Windy memberikan.

"Kenapa dikasih ke gue?"tanya Andre lagi.

"Kebanyakan buat gue."jawab Windy.

"Oke thanks."ucap Andre yang langsung meminum air aqua.

Hari mulai gelap. Jam tangan Windy menunjuk pukul 6.30 p.m.

"Cepat banget udah jam setengah tujuh malam. Belum solat lagi. Andre kita solat maghrib dulu."ujar Windy.

"Iya."ucap Andre.

Mereka segera pergi dari tempat tadi menuju masjid terdekat. Mereka melaksanakan solat maghrib, setelah itu mereka pulang.

Di jalan angin nya sangat sejuk membuat Windy merasa kantuk.

Matanya sudah tidak kuat untuk di buka.

Tuk

Helm Windy berbentur dengan helm Andre. Andre memperlambat lanjuannya.

"Win. Windy. Windrya."panggil Andre tapi tak ada balasan.

Andre tersenyum.

"Dia tidur."gumam Andre.

Sesampainya di depan rumah Windy...

Andre turun sembari menahan Windy lalu menggendong Windy ke dalam.

Tiiing...toong...

Andre memencet bel, di buka nya pintu dan dilihatnya Cella.

"Ya Allah Windy!"Cella menepuk pipi Windy.

"Udah kak enggak apa. Biar aku taruh di kasurnya aja."ucap Andre.

"Ah baiklah. Tolong ya Andre, soalnya aku enggak kuat dan papa nya lagi terima tamu."balas Cella.

"Iya kak enggak apa."ucap Andre.

"Kamar Windy di lantai dua sebelah kanan, di pintunya ada namanya kok."ucap Cella lalu pergi ke dapur.

"Baik kak."balas Andre.

Saat ingin menaiki tangga, Windy terbangun. Dia terkejut dan berontak.

"Win jangan bergerak bisa jatuh lu nya."peringat Andre.

Tapi terlambat.

Bruk

"Auuuuwww sakiiit. Andreeeee!!"teriak Windy marah.

"Salah lo. Siapa suruh bergerak."tukas Andre.

"Ih! Diam! Semua salah lo!"kesal Windy.

"Ada apa?"tanya Irwan, Dea, Celli.

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang