KG 4

208 14 0
                                    

"Enggak bun. Andre udah kesiangan. Ayok Win."jawab Andre menarik tangan Windy.

"Bentar dulu. Kamu nyalain dulu aja motornya, aku mau pamitan sama om dan tante."ucap Windy.

"Oke. Buruan ya."balas Andre.

"Om, tante saya berangkat dulu. Assalamu'alaikum."pamit Windy.

"Wa'alaikumsalam."balas keduanya.

"Win tolong sekalian bawakan bekalnya Andre. Andre biasanya enggak mau bawa bekal. Bilang 'habiskan'."ucap Lyn.

"Baik tan."balas Windy lalu menyalami Akbar dan Lyn.

"Hati-hati."pesan mereka.

Sesampainya di sekolah, mereka datang tepat waktu.

****

Waktu istirahat...

Windy pergi ke kelas 12 Math...

"Maaf. Andrenya ada?"tanya Windy ramah.

"Oh Andre? Itu lagi tidur. Samperin aja."jawab Edi.

"Makasih ya."ucap Windy lalu mendekati Andre.

Windy mencubit lengan Andre kecil tapi sakit. Andre menjerit.

"Aaaahhhh sakit...sakit..."jerit Andre.

Lalu mata Andre menatap orang yang ada dihadapannya.

"Eh ada Windy. Lo jahat banget sih pakai nyubit gue. Sakit tau."dramatis Andre.

"Nih bekal punya lo. Tante nyuruh gue bilang ke lo agar dihabiskan makanannya."ucap Windy.

"Kalau gitu biar makanannya habis, lo harus bantuin gue."balas Andre.

"Bantuin apa?"tanya Windy.

"Bantuin makan. Enggak ada penolakan."jawab Andre.

Andre membuka bekalnya, dilihatnya sayur sop dan daging sapi dengan sambal matah. Andre melirik Windy lalu segera ia tutupi agar Windy tidak melihat lauk pauknya.

"Buka mulutnya."pinta Andre.

"Lu dulu."balas Windy.

"Udah sih lo dulu. Makan atau gue buang nih makanannya."ucap Andre.

"Iyaiya."ucap Windy menurut.

Windy memakan satu suapan.

"Enak."ucap Windy dengan mulut penuh.

Tapi lama kelamaan wajah Windy memerah, keringetnya mulai turun.

"Ndre minum."pinta Windy kelagapan.

Andre sudah tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaaa lucu banget muka lo. Aduh perut gue."tawa Andre.

"ANDRE!"teriak Windy kesal.

Lalu Andre memberi satu suapan sayur sop dengan sambal matah.

Windy lagi-lagi dikerjai. Wajah Windy sudah merah padam. Windy panik dan mencari air.

Akhirnya Windy berlari menuju toilet wanita sedangkan Andre masih tertawa lepas di kelas.

"Ndre, kesian Windy tau."ucap Edi.

"Ndre kalau Windy kenapa-napa gimana?"tanya Tiara.

"Ck. Berisik dah. Serah gue lah. Windy itu milik gue, biarin gue mau apain dia kek."ketus Andre.

Andre lanjut memakan bekal yang tadi di makan Windy.

Lalu di kamar mandi perempuan...

Windy benar-benar benci dengan Andre. Windy mengaca, lalu melihat dirinya yang pucat dengan bibir merah dower, keringat mengucur deras.

"Win? Lo kenapa pucat? Abis makan pedas ya?"tanya Fahriza.

"Za. Andre kejam."tangis Windy.

Windy memeluk Fahriza, Fahriza bingung dengan ucapan Windy.

"Kejam gimana?"tanya Fahriza.

"Andre--periiih...Za...sakiitt..."ringis Windy tiba-tiba sembari memegang perutnya.

"Aduh Win, bisa jalan?"tanya Fahriza.

"Enggak. Sakiiit Za...sakiiit banget..."jawab Windy.

"Eh, ada Riza dan Winwin. Eh? Za, Winwin kenapa?"tanya Reta-sahabat mereka, kelas sosial.

"Ta, bantuin gue gendong Windy, kayaknya dia sakit perut karena abis makan pedas."pinta Fahriza.

"Oke. Sini naik ke punggung gue, lo jaga dari belakang."ujar Reta segera berjongkok.

Teeeett...teeeett...

"Eh bel? PMR ada di uks gak ya?"tanya Reta ragu.

"Kalau kita cepat sampai UKS, pasti masih ada. Dokternya juga ada kok."jawab Fahriza.

Reta segera berlari sembari menggendong Windy, banyak yang memerhatikan dengan heran. Tapi Reta tak peduli.

Lalu Fahriza sudah berlari menahan anak PMR yang sudah mau pergi ke kelas masing-masing.

"Ini gawat. Dokternya ada kan?"tanya Fahriza.

"Ada kok. Bawa masuk aja."jawabnya.

Windy langsung ditangani oleh dokter, lalu anak PMR segera mengambil obat yang diminta dokter.

"Dok, Windy enggak kenapa-napa kan?"tanya Fahriza panik.

"Windy terkena diare dan serangan panik akibat makanan pedas."jawab dokter Ira.

"Lalu Windy diperbolehkan pulang dong, dok?"tanya Fahriza.

"Setelah Windy sadar. Tadi saya beri obat penenang lalu dia tertidur."jawab dokter Ira.

"Baik dok."ucap Fahriza.

"Za, maaf banget nih. Gue harus ke kelas karena ada pelajaran bu Hani yang harus hapalan buat nilai tambahan. Maaf ya enggak bisa nemenin lu buat jagain Winwin, tapi nanti pulang gue bareng kok."ucap Reta.

"Iya enggak apa. Santai aja."balas Fahriza.

Reta kembali ke kelasnya. Lalu Fahriza teringat ke ucapan Windy bahwa 'Andre jahat.'

"Jangan-jangan ini semua karena Andre."duga Fahriza.

"Dok, saya tinggal dulu ya."izin Fahriza.

"Ah iya."balas dokter Ira.

Di kelas 12 Math...

"Permisi bu."ucap Fahriza.

"Iya ada apa, Fahriza?"tanya bu Lesi.

"Saya ada perlu dengan Andre. Boleh diizinkan Andre bicara dengan saya diluar?"tanya Fahriza.

"Pentingkah?"tanya balik bu Lesi.

"Menurut saya penting."jawab Fahriza.

"Baiklah. Andre kamu ada yang cariin."panggil bu Lesi.

Andre berjalan menghampiri bu Lesi dan Fahriza.

"Kalau begitu saya izin pinjam Andre nya bu."

"Iya, silahkan."

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang