KG 3

221 11 0
                                    

"Kalau pukul segini pasti dia sedang tidur."gumam Akbar.

"Tapi ini penting, takutnya kenapa-napa."gumam Akbar risau.

Lalu Akbar menelepon istrinya-Lyn.

"Hengm...siapa?"suara diseberang terdengar sangat kantuk.

"Sayang maaf ganggu kamu tidur. Katanya Andre mau bicara sama aku penting banget, apa itu? Aku ingin nelepon Andre tapi takut membangunkan."jelas Akbar.

"Andre belum tidur, dia sedang menyelesaikan laporan. Kamu minta jelasin dia aja, aku ngantuk banget. Maaf ya."ucap Lyn.

"Ah baik. Maaf juga sayang aku ganggu kamu. Aku akan pulang pagi ini. I miss you."

"I miss you too."

Panggilan berakhir.

Lalu di kamar Andre...

Andre sedang tertidur lelap, kepalanya ia letakkan diatas laptop.

Drrt...drrt...

Getaran ponsel Andre berhasil membuat Andre terbangun.

"Hengm...siapa ya?"tanya Andre setelah mengangkat teleponnya.

"Ini ayah. Kamu belum tidur? Nanti bangunnya kesiangan."tanya Akbar.

"Masih belum selesai buat laporannya tapi pr udah aku kerjain kok."jawab Andre.

"Dre. Kamu kerja sendiri? Dimana anggota OSIS yang lain?"tanya Akbar.

"Mereka udah dapat tugas masing-masing Yah. Ini tugasku. Aku enggak papa kok."jawab Andre.

"Ndre kalau kamu sampai sakit, kamu mundur dari OSIS."pinta Akbar.

"Andre kuat ayah! Emang kak Lisa. Udah ah, ayah kenapa nelepon malam-malam?"tanya Andre.

"Kan kamu yang minta ditelepon balik. Maaf ya kalau Ayah lama nelepon baliknya soalnya rapatnya baru selesai."jawab Akbar.

"Ah iya aku baru ingat. Jadi Yah..."Andre menceritakan seperti yang diceritakannya ke Lyn.

"Yaudah. Kunci rumah yang disana di pegang sama teman ayah, nanti ayah minta tolong bawakan ke kamu. Oke?"

Tak ada balasan.

"Andre?"

Tak ada balasan.

Akbar tertawa kecil.

"Selamat tidur. Mimpi indah ya Andre."Akbar mengakhiri panggilan.

Andre tertidur dengan pulas.

Esoknya, pukul 6 a.m...

Tiing...toong...

"Iya sebentar."ucap maid di rumah orang tua Andre.

"Iya, cari siapa?"tanya si maid.

"Hm...bapak Akbar Sanjaya, ada?"tanyanya yang ternyata Windy.

"Beliau baru pulang. Kalau boleh tau sudah buat janji?"tanya balik si maid.

"Saya kurang tau. Tapi saya di suruh oleh bapak Irwan Mahendra."jawab nya.

"Ah baik akan saya sampaikan. Adek silahkan duduk disini dulu."ucap si maid mempersilahkan Windy duduk di kursi teras.

Di ruang makan...

"Mohon maaf sebesar-besarnya tuan, nyonya. Hari ini ada yang ingin bertemu dengan tuan katanya ini dari bapak Irwan Mahendra."ucap si maid.

"Kalau begitu ajak ke sini."titah Akbar.

"Baik."

Windy diajak ke ruang makan.

"Wah tumben Irwan mengirim anak bungsunya kesini. Silahkan duduk Windy."ucap Akbar ramah.

"Em...makasih pak."balas Windy lalu duduk dengan gugup.

"Silahkan ikut sarapan, Windy. Tante sudah membuat salad buah kesukaan anak tante."ucap Lyn.

"Ah terima kasih bu, dengan hormat saya menerima sarapannya."balas Windy.

"Windy, disini kamu jangan formal dong dan jangan kaku."ucap Akbar.

"Ah baik pak."ucap Windy.

"Panggilnya om dan panggil istri saya tante ya."ujar Akbar.

"Baik om, tante."ucap Windy mencoba.

"Ah iya kamu kesini pasti ingin memberikan kunci rumah ya."duga Akbar.

"Iya benar pak-eh om. Maaf saya tidak memberikannya secara langsung."ucap Windy lalu memberikan kunci rumahnya.

"Kan sudah dibilang, gausah formal dan kaku. Santai aja Win."ujar Akbar.

Windy hanya mengangguk.

"Bun, Andrenya mana?"tanya Akbar ke Lyn.

"Masih tidur."jawab Lyn.

"Al. Tolong panggilkan abangmu suruh turun ke meja makan, enggak pakai lama."titah Akbar ke Al.

"Siap Yah."balas Al.

Rumah ini sangat damai tak ada bising tapi tiba-tiba saja bising.

Drap

Drap

Drap

Seseorang meloncati beberapa anak tangga lalu berlari menuju ruang makan dengan tergesa-gesa.

"Hosh...hosh...ada apa Yah?"tanya Andre.

"Nih kunci rumah yang akan kamu tempati."ucap Akbar memperlihatkan kuncinya.

"Eh?!"terkejut Windy.

"Lah! Windy?"terkejut Andre.

"Eh? Kalian saling kenal?"tanya Akbar.

"Dia sekretaris 1 di OSIS. Satu sekolah denganku, Yah."jawab Andre.

"Oh gitu. Yaudah kamu mandi sana, Windy aja udah rapi. Itung-itung kamu ada teman barengnya."ucap Akbar.

"Windy ke sekolah naik apa?"tanya Lyn.

"Naik bus sekolah tan."jawab Windy.

"Bagaimana mulai sekarang selalu bareng Andre. Lalu jika Andre mendapat tugas menumpuk, tolong bantu Andre ya agar dia tidak sampai sakit. Windy bisa bantu tante?"tanya Lyn.

"Euh..."Windy lama menjawab.

"Em...bi-sa tan...bisa kok."jawab Windy kikuk.

"Oke. Enggak terpaksa kan?"tanya Lyn.

"Enggak tan. Tenang aja."jawab Windy.

"Oh syukurlah. Kami jadi lega bahwa Andre ada yang mantau. Terima kasih ya Windy."ucap Akbar.

"Iya om, enggak apa."balas Windy.

10 menit kemudian, Andre sudah rapi. Dia segera menyalami kedua orang tuanya.

"Ndre, saladnya enggak dimakan?"tanya Lyn.

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang