"...karena sering lepasin anak-anak yang piket."jelas Kesya.
"Ck. Yaudah Ta, lu duluan sana. Di rumah cuma ada Windy sama Andre. Lu langsung ke sana aja, takutnya Andre jahatin Windy lagi kan berabe. Enggak ada yang pantau."pinta Fahriza.
"Oke. Gue duluan. Lu hati-hati ya pulang sendiri."ucap Reta.
"Iya. Lu juga hati-hati."balas Fahriza.
Setelah piket, Fahriza pergi berjalan keluar dari gerbang sekolah menuju stasiun terdekat.
Hari ini Fahriza ingin cepat sampai rumah sahabatnya karena khawatir dengan keadaan Windy.
Tin
Fahriza terpelonjat kaget, lalu menoleh ke orang yang mengagetkan.
"Butuh tumpangan, kakak?"tanya seseorang.
"Hmm?? Siapa ya?"tanya balik Fahriza.
Pria itu melepaskan helmnya.
"Kenalin saya Athalla Sanya Kevandra. Adik kelas yang tadi nabrak kakak. Saya kelas 11 Matematika. Salam kenal."ucap Athalla.
"Ouh lu. Salam kenal, gue--"
"Fahriza Azzahra Lavendra."ucap Athalla melanjutkan ucapan Fahriza yang terpotong olehnya.
"Kok lu bisa tau?"tanya Fahriza curiga.
"Rahasia. Mau bareng enggak? Kayaknya lagi buru-buru."tawar Athalla.
Fahriza nampak berfikir cukup lama.
"Boleh deh."jawab Fahriza lalu menaiki motor ninja Athalla.
"Pakai helm ini."ujar Athalla memberikan helm berwarna biru laut.
Setelah itu Athalla segera membelah jalan raya yang sudah ramai di petang hari.
Sesampainya didepan perumahan...
"Terima kasih ya atas tumpangannya dek. Warna helmnya gue suka, makasih juga ya."ucap Fahriza sambil tersenyum tulus.
"Iya sama-sama kak."balas Athalla ikut tersenyum.
"Siapa tuh?"tanya Andre.
Fahriza terpelonjat kaget.
"Astagfirullah Andreee!! Gue sumpahin lo-"
"Lo main nyumpahin orang gue bilang bang Hamdi. Trus dia siapa lagi? Lo mau ngasih gue alasan agar gue memberitahu bang Hamdi, huh?"tanya Andre.
"Andre licik! Bodo! Gue sumpahin Windy enggak akan suka sama lo dan akan benci sama lo selamanya!"tukas Fahriza lalu pergi masuk ke dalam perumahan sambil menyenggol bahu Andre kasar.
"Galak banget, gue sumpahin enggak akan ada yang tertarik sama lo!"balas Andre.
"Bodo!"teriak Fahriza kesal.
Setelah Fahriza sampai di rumah Windy, pandangan Andre jatuh ke Athalla.
"Lu Athalla anak pindahan awal semester ya?"tanya Andre.
"Iya. Maaf anda?"tanya balik Athalla formal.
"Andre, suaminya Windy, saudara iparnya si bacot."jawab Andre percaya diri.
"Ah gitu. Salam kenal kak-"
"Panggil gue 'abang' enggak enak banget gue dipanggil 'kak'."sela Andre.
"Oke. Bang Andre."balas Athalla.
"Mau masuk?"tawar Andre.
"Enggak deh bang, saya langsung pulang saja. Kalau begitu sampai jumpa."jawab Athalla.
Lalu di kamar Windy...
"Lu diapain aja? Jujur sama gue Win, enggak perlu takut sama Andre yang mengancam akan nyakitin lo."paksa Fahriza.
"Andre hanya bantu gue membeli makanan. Untungnya dia enggak macam-macam lagi. Makanannya juga enggak pedas kok."ucap Windy.
"Iyalah, dia udah ketakutan sama ancaman gue. Yaudah gue akan nginap di rumah lo."balas Fahriza.
"Pulang aja sih. Gue bisa jagain Windy. Lu sama Reta pulang sana."usir Andre.
"Enggak akan! Justru lu yang pulang."balas Reta.
"Dua-duanya keras kepala lagi."frustasi Andre.
"Ngalah aja sih Ndre."ucap Windy lembut.
"Yaudah gue akan pulang. Puas lo berdua!"balas Andre yang menuruti ucapan Windy.
"Nah gitu dong."Fahriza dan Reta yang senang dengan keputusan Andre.
"Win, gue akan pantau lo jadi jangan macam-macam bahkan saat lo sakit pun. Hari ini bokap dan nyokap lo enggak pulang kan?"ucap Andre memastikan.
"Tau darimana?"tanya Windy curiga.
"Gue tau semua tentang lo. Kedua kakak lo juga enggak pulang hari ini, jadi waktunya pas bahwa si bacot sama Reta nginap dirumah lo."jelas Andre.
"Ck. Main ganti nama gue aja lagi. Enggak sudi gue."balas Fahriza.
"Pokoknya buat malam ini lu istirahat aja, pr lu biar yang ngerjain si bacot aja. Lalu yang masak biar si Reta aja. Ikuti perintah gue."tegas Andre.
"Lu kenapa jadi ngatur gue dan kedua sahabat gue sih? Pulang aja sih langsung Ndre."usir Windy.
Fahriza dan Reta senang mendengar usiran Windy.
Andre dengan malas menanggapi tawa kedua makhluk pengganggu baginya.
Andre memeluk Windy sebentar lalu keluar dari kamar Windy dan pergi pulang.
"A-apa yang barusan Andre lakukan?"terkejut Windy setelah tersadar.
"Andre gilaa!"teriak Windy kesal.
Lalu di rumah Akbar yang berada di komplek tersebut...
"Ternyata rumah ini belakangnya rumah Windy. Huuuh...enggak bisa lihat Windy dong."desah Andre.
Andre naik ke lantai 2, dilihatnya ada banyak kamar yang tidak terpakai, tapi kamar yang terpojok berisi persenjataan militer milik Akbar pribadi.
Fahriza dan Reta diperbolehkan masuk ke rumah keluarga Windy karena memiliki keycard atau kartu akses yang diberikan oleh papanya Windy, sedangkan Andre karena sudah menjadi salah satu penghuni rumah di perumahan itu artinya dia juga memiliki keycard yang diberikan Akbar.

KAMU SEDANG MEMBACA
ketos gila [END]
Aléatoireapa jadinya saat ketos naksir anggotanya padahal dalam ketentuan OSIS di sekolahnya, dilarang pacaran bahkan saling suka. #readthenvote