KG 11

138 9 0
                                    

"...hidup tenang layaknya siswi biasa yang menunggu kenaikan kelas dengan susah payah akibat kejadian itu. Tamat."cerita Fahriza.

"Boleh tanya?"tanya Athalla.

"Boleh."jawab Fahriza.

"Saat kejadian, waketos ada dimana?"tanya Athalla.

"Dia lagi menghadap kepsek untuk membicarakan planning kegiatan CUP."jawab Fahriza.

"Pasti yang nyuruh si ketos kan?"duga Athalla.

"Iya."jawab Fahriza.

"Lalu yang menggantikan si ketos adalah waketos?"tanya Athalla.

"Yes."

"Sekretaris OSIS itu...kak Windy kan?"

"Yes."

"Dan waketos itu bang Andre...kan?"

"Yes you right."

"Berarti..."

"Gue mantan ketos atau pelaku kejadian. Itu adalah rahasia terbesar gue saat ini dan gue ceritakan ke orang yang gue percayai saat ini."ucap Fahriza sambil tersenyum manis.

"Apa kakak enggak memberitahu orang tua kakak? Atau keluarga?"tanya Athalla.

"Kan gue bilang, gue enggak mau mereka ikut ke dalam masalah gue. Gue enggak siap."jawab Fahriza.

"Lalu kenapa kakak mau cerita ke aku yang notabenenya orang baru?"tanya Athalla lagi.

"Yah karena gue percaya sama lo. Dan gue melihat bahwa lo bisa ikut ke masalah gue dan gue juga siap bertanggung jawab atas keselamatan lo di banding keluarga gue. Tapi lo punya hak menolak sih. Masalah ini juga enggak ada sangkut pautnya sama lo."jawab Fahriza.

Athalla tersenyum.

"Tentu aku mau ikut."ucap Athalla semangat.

"Jadi ini alasan lo enggak mau ikut rapat."sebuah suara mengagetkan mereka.

"Siapa itu?"tanya Athalla was-was.

"Andre keluar lo! Siapa suruh nguping?"tanya Fahriza marah.

"Windy."jawab Andre sembari keluar dari persembunyian.

Lalu Windy muncul dari belakang Andre sambil menyengir dan menunjukkan jari berbentuk 'V'.

"Serius gue khawatir sama lo. Dan lo seperti sembunyikan sesuatu. Gue penasaran, tapi biar ada saksi maka gue ajak Andre dan Reta, tapi Reta ada urusan dengan bu Jeje. Maaf ya kita nguping. Tapi kita beneran khawatir sama lo, Za."jelas Windy.

"Masa lo minta tolong sama anak bau kencur yang enggak tau apa-apa dibanding sama orang yang udah kenal lo dan yang menyaksikan kejadiannya. Gue enggak habis pikir sama jalan pikiran lo. Akal sehatnya terganggu deh Win."ucap Andre bawel.

"Gue lebih percaya sama Athalla daripada lo tau."tegas Fahriza.

"Serah lo dah."pasrah Andre.

"Sekarang mau lo gimana, Za?"tanya Windy.

"Enggak gimana-mana. Gue lagi malas berurusan dengannya. Gue mau ngurus mereka saat udah lulus aja."jawab Fahriza santai.

"Gue benci sama sifat lo yang kayak gitu tau Za. Lo terlalu santai menghadapi masalah. Anak IPA bodoh! Beg*! Masa anak IPA enggak berpikir kritis dan enggak punya planning. Lu beda sama Windy tau!"murka Andre.

"Yah jelas gue beda sama Windy. Windy menyelesaikan masalah dengan rencana kalau gue spontan. Paham lo! Katanya udah kenal lama tapi masih enggak tau gue! Muak gue sama perkataan lo!"murka Fahriza lalu pergi meninggalkan Athalla, Andre, dan Windy.

Pulang sekolah tiba...

Fahriza selama dikelas tidak memerhatikan pelajaran, bahkan hari ini dia ingin bolos PM (pendalaman materi). Tapi Windy memergoki.

"Lu mau bolos? Mau kemana?"tanya Windy memojokkan Fahriza.

"Mau nyari udara buat dinginin otak gue! Udah lu PM aja sana."jawaban ketus Fahriza.

"Gue akan ikut bolos! Gue enggak mau ninggalin lo sendiri. Lo bisa melakukan hal yang tidak diinginkan."jelas Windy.

"Dasar lebay! Gue bukan orang berpikiran pendek!"balas Fahriza.

Mereka berdua akhirnya bolos, tapi tetap izin bahwa keduanya tidak enak badan.

Karena dikira sakit dan tidak bisa memasukkan pelajaran ke otak maka mereka diperbolehkan pulang. Namun saat di gerbang, mereka bertemu Reta yang habis membeli buku tulis di warung dekat sekolah.

"Kalian mau kemana? Kok bolos PM?"tanya Reta.

"Pulang, sakit."jawab Fahriza dingin.

"Ikut~."pinta Reta.

"Yaudah. Cepat kita tunggu di halte."ucap Windy.

Reta tau dengan perubahan sifat Fahriza, oleh karena itu ia mau menemani Windy buat menjaga Fahriza.

Mereka berjalan menuju halte. Ternyata Reta bisa menyusul mereka sebelum sampai halte. Akhirnya mereka bertiga berjalan bersama menuju halte terdekat.

"Za, lu lagi ada masalah?"tanya Reta.

"Hm."

"Masalah keluarga atau masalah sekolah?"tanya Reta lagi.

"Sekolah."jawab Fahriza singkat.

"Tentang OSIS?"

"Bukan."

"Tentang mereka?"

"Mereka yang mana?"

"Itu."ucap Reta sembari menunjuk segerombolan orang yang sudah siap menghadang mereka.

"Mau apa kalian?"tanya Fahriza.

"Mau kita simple. Ikut kita dan selesai."jawabnya.

"Yaudah."ucap Fahriza.

Windy menahan Fahriza pergi.

"Za, kita lebih baik kembali ke sekolah. Minta tolong siapa kek. Jangan sendirian."bisik Windy.

"Enggak perlu Win. Ini masalah gue."balas Fahriza.

"Gue akan lapor Andre. Jangan pergi!"

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang