kesembilan

2.2K 54 0
                                    

Sesampai di kantin arselino mencari kedua teman dengan menggerakan kepalanya kesana kemari, karena belum menemukan ia pun mencari tempat duduk yang kosong.

Setelah menemukan tempat yang kosong ia pun berjalan menuju tempat tersebut, hampir saja ia sampai tiba-tiba suara memanggil dirinya terdengar dan suara itu tidak asing lagi bagi dirinya

" arsel woy " ucap seseorang di belakang dirinya, iksan

Arselino membalikan badan untuk melihat siapa pelaku yang memanggilnya, setelah melihat pelakunya ia sudah menduga itu adalah orang yang ia cari sedari tadi

" habis darimana lo pada? Gue cariin juga?" Tanyanya yang sudah berhadapan dengan kedua temannya itu, kedua tangannya di masukan kedalam saki celana

" eh kutu kupret gue sama wildan baru selesai kena hukuman bu nai bangke " sahut iksan

" hahaha mampus "

" sialan lo. Enak di elo,nggak enak di kita setan " ucap iksan kesal

" ck dendaman lo. Udah ah duduk kuy " ajak arselino dengan tangan merangkul keduanya, posisi dirinya di tengah-tengah keduanya

Kini ketiganya sudah menduduki dirinya masing-masing di tempat tersebut dengan posisi arselino sendiri dan di depan dirinya siapa lagi kalau bukan wildan juga iksan

" siapa nih yang mau pesanin makanan?" Tanya iksan yang menatap wildan juga arselino bergantian

Wildan dan arselino saling berpandangan kemudian pandang keduanya mengarahkan pada iksan, yang di tatap menyadari hal itu membuatnya memutar mata malas

" iyaiya gue aja terus, sialan lo pada. Mau pesan apa lo pada?" Tanya iksan pada kedua temannya

" gue nasi goreng plus air mineral " sahut wildan

" gue jus orange sama siomay " arselino

" yaudah gue pesenin, lain kali gue nggak mau ya pesenin makanan berasa babu gue " ucap iksan lalu ia berdiri dan berjalan untuk memesan pesanan kedua temannya itu juga dirinya sendiri

Mendengar ucapan iksan membuat kedua temannya terkekeh, bukan keduanya tidak mau tetapi rasa malas untuk mengantrinya itu lohh, eh sama saja ya!!

" yang ikhlas men dapat pahala lo haha " ucap arselino tertawa saat beberapa iksan melangkahkan kakinya

" bacot " sahut iksan dengan nada sedikit keras tanpa melihat ke belakang tepatnya arah kedua teman lainnya.

Sedari menunggu iksan kembali membawa pesanan masing-masing, kini tinggal arselino dan wildan yang berada di tempat tersebut.

Wildan sedari tadi memperhatikan wajah arselino yang pandangannya lurus kedepan dengan senyum tidak jelasnya

" kenapa lo?" Tanya wildan

" enggak kenapa-kenapa " sahut arselino tanpa menatap wildan

" lo enggak pandai bohong sama gue ar "

Dengan mengehela nafas kini pandangan arselino menatap kearah wildan, benar katanya bahwa ia tidak bisa berbohong pada saat dengan wildan karena dia satu-satu temannya yang dewasa walaupun kebanyak diam tetapi ia juga bisa jadi tempat bercerita.

Akhirnya mau tak mau ia pun menceritakan pada wildan kejadian yang ia alami sedari pelajaran alana berlangsung sampai selesai

" terus lo sekarang maunya gimana?" Tanya wilda pada arselino yang sebelumnya sudah mendengarkan cerita arselino dari awal sampai akhir, sebagai pendengar setia ia hanya menganggukan kepala saja

" enggak gimana-gimana, gue masih mau maju dapatin tuh guru gimana pun caranya "

" yakin lo? Lo sebenarnya cinta beneran atau hanya terobsesi doang?"

Bu Guru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang