"don't waste your time
on tragedy."| Black Veil Brides |
...Oni melirik jam tangan pink yang melingkar di pergelangan lengannya tersebut. Sudah hampir 20 menit dia berdiri di depan gerbang sekolah, bahkan kini hanya tinggal segelintir orang yang berlalu-lalang. Dia sempat pergi ke WC tadi, berpikir bahwa mungkin saja Leon sempat melihatnya tak ada di sana, tapi laki-laki itu pasti mengiriminya pesan.
Kini gurat kecemasan tampak mendominasi raut wajahnya. Oni celingukkan sebelum akhirnya kembali masuk ke arena sekolah untuk mencari Leon yang tak dilihatnya lagi sejak istirahat.
Oni berjalan di sepanjang koridor, belum sampai ke kelas yang dituju, dia malah berpapasan dengan Adel, Alice dan Vela. Cewek itu langsung merunduk dan hendak memutar balik arah tujuan karena tak ingin bersinggungan dengan mereka. Namun, Adel telah lebih dulu memanggilnya dengan bahasa kasar.
"Heh, Anak Haram!"
Bukan tidak marah Oni dipanggil seperti itu, tetapi dia tak bisa melakukan apa pun selain diam dan membiarkan semuanya berjalan sesuai keinginan mereka tanpa banyak protes.
Sekarang ketiga cewek itu sudah berdiri di depan Oni dengan wajah angkuh. Bahkan Adel tak segan-segan mendorong bahunya hingga membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.
"Lo tahu gak, Del, arti oni itu apa di Jepang?" tanya Vela sembari mendelik.
"Apa?" tanya Adel yang memang tidak tahu.
"Iblis," jawab Vela.
Mendengar jawaban temannya itu, sontak saja Adel tersenyum sinis. "Cocok sih sama makhluk di depan gue ini, iblis," tekannya. "Keliatannya doang manis, padahal hatinya bengis."
Oni sudah ingin pergi dari hadapan mereka, tetapi kakinya seakan mati rasa. "A-aku mau pulang," katanya gugup.
"Kalo mau pulang kenapa nggak dari tadi? Ngapain lo malah balik lagi ke sini, mau nyari Leon? Dia udah pulang sejak tadi."
Ucapan Adel barusan otomatis membuat Oni bungkam. Tak biasanya Leon pulang duluan, dia selalu menunggunya, kalaupun tidak, cowok itu pasti mengirimkannya pesan. Dugaan Oni semakin kuat bahwa Leon sedang marah padanya.
"Kenapa? Leon ninggalin lo?" Ada tawa mengejek yang keluar dari bibir Adel. "Kayaknya dia udah mulai sadar."
Adel mendekat, membuat Oni mundur. Lalu tahu-tahu saja dia sudah menjambak rambut Oni.
Oni berusaha melawan dengan mencakar tangan Adel. Hal tersebut membuat Adel melepaskannya dan menyebabkan beberapa helai rambutnya rontok. Oni buru-buru mundur.
"Brengsek! Jangan karena Leon belain lo kemarin, gue jadi takut sama lo!"
"Del, udah deh!" seruan dari Alice membuat Adel dan Vela menoleh.
"Kenapa?" tanya Adel tak suka.
"Mending kita balik, latihan buat tampil di acara ultah Gemilang."
Adel terlihat tak setuju, namun suara yang memanggilnya dari belakang membuat dia tak bisa menyerang Oni lagi.
"Adel, Vela, Alice, Oni, kenapa kalian belum pulang?" Sembari berjalan menghampiri mereka.
"Ini mau pulang, Pak," jawab Alice spontan. Dia langsung menarik tangan kedua temannya itu, terkesan buru-buru. Sebelum benar-benar pergi, Adel menatap Oni dengan tajam, membuat gadis itu semakin kecil.
Seperginya mereka, Pak Arif tampak menatap Oni khawatir, "Kamu nggak apa-apa?"
Oni terkejut mendapati pertanyaan seperti itu. Kenapa Pak Arif harus melontarkan pertanyaan demikian? Apa Pak Arif sempat melihat Adel yang tengah menjambak rambutnya tadi? Namun, jika itu benar, Pak Arif pasti akan langsung melerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete | 1 ✓
Teen FictionCompleted✓ . Tentang sepasang remaja yang berusaha mengejar impian dalam kungkungan moral dan tekanan. Sepasang hati yang saling mengobati luka. Sepasang jiwa yang saling merindu dalam lara. Serta sepasang anak manusia yang dipertemukan dan dipisahk...