"hey, sweetie
well
i need you
here tonight."| A Day To Remember |
...Hanya tinggal tiga hari lagi ulang tahun SMA Gemilang dilaksanakan. Tetapi Leon tidak juga berhasil berkonsentrasi pada apa yang dilakukannya malam ini.
"Fokus dong, Yon! Suara lo gak masuk-masuk dari tadi!" tegur Jale sembari melempar stik drum. " Tiga hari lagi kita tampil, dan ini kesempatan kita supaya bisa ngenalin nama Billio secara luas."
Tak ada tanggapan dari Leon. Dia masih berusaha mengetes suaranya, meski pikirannya berlari ke mana-mana, terutama pada kejadian via telepon tadi sore. Biasanya kalau sedang buntu, Leon akan menyalurkan emosinya dengan latihan bareng teman-temannya, tetapi kali ini hal itu bahkan tidak membantunya sedikit pun.
"Tio dan Kila aja bela-belain demi bisa tampil, lo jangan mikirin cewek terus dong!"
Tatapan Leon langsung tertuju pada Jale sepenuhnya. "Maksud lo apa?"
Jale mendengus sinis. "Emang bener ya, cewek itu racun. Lo bisa sampai menomorduakan teman-teman hanya gara-gara Oni."
"Lo kalo kesal sama gue nggak perlu bawa-bawa Oni segala!" seru Leon mulai tersulut emosi.
"Mungkin bagi lo, Billio nggak penting, tapi bagi gue, Billio segalanya. Masa depan gue. Cita-cita gue!"
Leon langsung melemparkan mic-nya dengan asal ke sofa, kemudian menghampiri Jale yang kini berdiri di depan drum. "Tahu apa lo tentang gue? Tahu apa aja yang udah gue korbankan demi Billio?"
"Jadi, lo anggap band kita ini beban?" Kila mulai angkat bicara.
"Siapa yang bilang beban, anjing?!"
"Maksud lo apaan nyebut gue anjing?"
Leon mengepalkan kedua tangannya, meredam amarah yang berkobar dalam kilatan matanya.
"Denger, Yon! Lo nggak perlu bawa-bawa pengorbanan! Kalo lo ngerasa kami semua nyusahin lo, mending lo keluar aja dan nurut sama bokap lo!"
Sebuah bogem mentah melayang tepat di pipi Kila, membuat bibir cowok itu langsung mengeluarkan darah. "Jangan sok tahu!"
"Bangsat!" Kila yang sudah tidak bisa membendung emosi, kini menyerang balik hingga membuat mereka berdua terlibat perkelahian.
Guntur, Tio, dan Jale tidak diam saja. Ketiganya berusaha melerai Leon dan Kila yang sudah habis kesabaran.
"STOP!" seru Guntur. "Kalian pikir dengan berantem masalahnya bakal kelar, hah?!"
Mereka semua terdiam dengan mata yang saling melontarkan tuduhan.
"Gue tahu kita semua cowok, tapi cowok juga punya otak! Pikir! Jangan sedikit-sedikit maen fisik!" Tatapan Guntur beralih kepada Leon. "Lo bukan bocah SMP lagi, Yon! Kami tahu lo punya masalah, lo boleh marah, tapi lo nggak bisa melampiaskannya gitu aja dengan mukul teman lo sendiri!"
"Lo juga, Kil!" pandangan Guntur berpaling kepada Kila. "Lo nggak bisa seenaknya nyuruh Leon keluar. Billio bukan cuma band, bukan cuma kumpulan anak-anak pecinta musik. Kita keluarga. Kalian lupa apa aja yang udah kita lalui bersama di dalam Billio?"
"Dan lo, Jal! Kita belum tahu permasalahan Leon apa, jadi jangan narik kesimpulan begitu aja!"
Jale berdecih. Dia langsung menghela diri dari sana, menatap Leon dengan jijik. "Apa lagi? Sejak kedatangan cewek haram itu, Leon jadi lembek!"
"Bangsat! Sekali lagi lo ngomong gitu, gue—"
"Apa?" jawab Jale menantang. "Lo mau hajar gue? Ayo! Pukul gue! Nggak usah ngelak lagi, semua orang udah tahu kalo cewek haram itu virus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete | 1 ✓
Teen FictionCompleted✓ . Tentang sepasang remaja yang berusaha mengejar impian dalam kungkungan moral dan tekanan. Sepasang hati yang saling mengobati luka. Sepasang jiwa yang saling merindu dalam lara. Serta sepasang anak manusia yang dipertemukan dan dipisahk...