20 | Puppy love(?)

1.4K 188 1
                                    

"tell me something sweet
to get me by."

| A Day To Remember |
...

Oni sempat meneleponnya tadi, mengatakan bahwa pamannya sudah pulang, dan dia tak mau Leon ke rumahnya. Namun, bukan Leon namanya kalau dia gampang menyerah. Sehabis pulang latihan untuk acara Gemilang nanti bareng teman-temannya, Leon datang ke rumah Dara dengan berjalan kaki, karena dari rental tersebut jaraknya lumayan dekat. Dia juga membawa Leon si kucing, barangkali gadis itu merindukannya.

"Nanti kalo Om lihat, bisa-bisa aku dicibir habis-habisan," kata Oni cemas, menatap Leon yang kini tengah memangku Leon si kucing di tempat tidurnya.

Bukan hanya di sekolah, ternyata kebiasaannya menyelinap juga dilakukannya di luar sekolah. Leon diam-diam melompat tembok samping rumah Dara dan masuk melalui jendela kamar Oni setelah cewek itu membukakan jendela untuknya.

"Habisnya aku kangen," sahutnya dengan wajah tanpa dosa, seakan-akan yang dilakukannya bukan masalah serius.

Oni menarik kursi belajarnya dan duduk agak jauh dari Leon. Dia memperhatikan cowok itu, yang kini tengah mengobrol dengan Leon si kucing. Mengamatinya, membuat Oni tak percaya apa yang tengah dilakukannya. Dia memasukkan seorang cowok ke dalam kamarnya secara sembunyi-sembunyi di saat dirinya sedang menjadi bahan gosip. Bukan salah mereka jika memandangnya sebagai cewek murahan.

"Aku tahu," kata Leon tiba-tiba. Dia melepaskan Leon si kucing dari pangkuannya dan spontan saja anak kucing itu menghampiri Oni, menyerundukkan tubuhnya pada kaki Oni dengan manja. "Aku tahu kamu cemas. Aku cuma mau memastikan kamu nggak marah sama aku dan pulang dalam keadaan selamat. Aku juga latihan dekat sini, kan, sekalian mampir."

Oni tidak membalas ucapan Leon barusan. Dia memilih mengangkat Leon si kucing ke pangkuannya dan mengelus-elus kepalanya.

"Sekarang aku mau pulang kok." Kemudian cowok itu beringsut dari sana, dia tersenyum ke arah Oni. "Dah!" Dia melambai.

Cepat-cepat Oni beringsut dari tempat duduknya ketika melihat Leon hendak keluar. Dia memang menginginkan cowok itu segera pergi dari kamarnya, namun sebagian kecil hatinya mengharapkan Leon tetap tinggal. Terlebih dia ingin mengatakan sesuatu pada cowok itu, dan berpikir ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakannya.

"Leon!"

"Iya, kenapa? Masih kangen?"

"Ish!" gerutu Oni. Dia berjalan mendekat. Butuh beberapa detik bagi Oni untuk mengumpulkan keberaniannya. "Soal perasaan kamu ke aku, kamu serius?" tanyanya ragu.

"Kalo nggak serius buat apa aku nyatain perasaan ke kamu dan minta kamu jadi pacar aku?"

"Kamu minta aku jadi pacar kamu atau kamu nanya aku mau enggak jadi pacar kamu?"

Dahi Leon mengernyit mendapat pertanyaan yang menurutnya berkelit itu. "Sama aja."

"Beda. Kalo minta, kamu nggak kasih pilihan aku buat nolak."

Ekspresi cowok itu berubah sendu. "Kamu nolak aku?"

Oni terdiam. Dia memainkan lengan kausnya yang panjang sembari menatap Leon cukup lama, membuat cowok itu sedikit kesal. "Nggak apa-apa kalo kamu gak mau jadi pacar aku, kita bisa temenan."

Oni menggeleng.

"Kamu juga gak mau jadi teman aku?"

"Aku mau."

"Mau apa? Oni yang jelas dong. Jangan bikin aku mati penasaran nih!"

"Lebay deh!" serunya mencebik.

Incomplete | 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang