⚠3⚠

1K 94 10
                                        

"Setiap orang punya rahasia dalam hidupnya. Aku punya, dan aku benci itu."

-----

Langkah panjang Dem kian mantap. Siswi-siswi yang terpana di sepanjang koridor pun tak ia hiraukan sama sekali.

Hari ini, harus hari ini. Batin Dem.

Wajah datar nan tampan itu berhasil menyihir hampir seluruh gadis yang ada di SMA Adiwijaya. Hembusan napasnya semakin berat, seiring langkah. Menahan amarah yang sudah menjadi-jadi tidaklah mudah. Sepanjang jalan jari-jarinya saling mengepal.

Semua emosi sudah memuncak di ubun-ubun kepalanya. Bahkan hembusan angin sejuk pun tak mampu meredamnya. Beberapa langkah lagi. Tinggal sedikit lagi ia akan sampai di kelas XI MIA 1. Salah satu kelas terbaik yang ada di SMA Adiwijaya. Dan kelas yang salah satu penghuninya adalah orang yang sangat di benci oleh Dem saat ini. Yap! Siapa lagi kalau bukan Devilla Mocaramel Auryss.

Ruangan kelas itu nampak kosong, geng Kadal Comel memang sedang di kantin. Mengurus urusan perut yang tak bisa mereka tunda.

Ini adalah kesempatan emas untuk Dem melancarkan aksinya. Waktu yang tepat untuk melepas semua hasrat yang ia tahan. Semua informasi yang di berikan oleh Karrel, Azka dan Jodie sudah cukup bagi Dem.

Dari dalam kantong celananya Dem mengeluarkan se-biji telur mentah yang dia bawa dari rumah. Dem yang sudah di beri tahu letak meja Ev itu pun langsung mendekat ke arah meja dan kursi tersebut. Ada tas hitam berbulu tersandar di kursi milik Ev.

Tas mahal bermerk terkenal. Balenciaga Everyday Leather And Canvas trimmed Printed Faux Fur Backpack yang harganya lebih dari 16 jutaan. Dem sempat heran sesaat, bagaimana bisa Ev memakai tas semahal itu untuk tas sekolah.

"Kalo bisa beli tas mahal, ngapain minta ganti novel sama gue," gumam Dem kepada dirinya sendiri, "Atau ini cuman tas KW."

Dem menggeleng-gelengkan kepala berusaha meyingkirkan pemikiran yang mengganggu rencana awalnya.

Dem memecahkan telur yang di bawanya tadi tepat di atas meja dan kursi milik Ev. Menyisakan lendir telur yang berserakan dan bau amis yang menyengat.

TOK.

Ev memukul keras mejanya yang baru saja di bersihkan dari telur. Emosinya memuncak dan wajahnya memerah. Iva dan Lala sedari tadi mengusap pundak Ev perlahan. Kalau sudah seperti ini, mereka sangat tahu bagaimana ganasnya seorang Ev.

"Gue gak akan kasih ampun sama orang yang ngelakuin ini," ada nada tidak sabar dalam kalimatnya.

"Iya kita tau Ev, tapi kan kita gak tau siapa yang ngelakuin," Cla berusaha menetralkan suasana.

"GUE TAU. Gue tau siapa pelakunya."

Pandangan lurus kedepan Ev itu mengisyaratkan sesuatu. Ketiga temannya saling balas tatapan.

"Siapa?" tanya Iva.

Ev membiarkan pertanyaan Iva melayang di udara beberapa saat. Ia tau pasti siapa pelakunya. Orang itu lagi. Hari ini Ev akan mengibarkan bendera perang kepada Dem.

"Dem."

Dem berjalan ke arah parkiran motor yang sudah nampak kosong melompong. Dem sengaja menunggu sekitar 15 menit setelah bel pulang berbunyi. Dem bukan tipe orang yang suka berdesak-desakan di parkiran saat pulang sekolah. Karena itu dia memutuskan menunggu sampai parkiran agak sepi.

Demon & Devil [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang