⚠2⚠

1.3K 109 28
                                        

"Kamu yang memulai, semua sudah melangkah ke zona merah. Bersiaplah, entah apa jadinya kita."

-----

XI MIA 1...

"Woywoy ada tugas titipan bu Titi nehh! Katanya kerjain yang halaman 185 sampe 187," ucap seorang siswa pria yang baru saja memasuki area kelas beberapa detik yang lalu.

"Emang doi kemana pak ketu? Gak ngajar?" tanya seorang perempuan yang duduk di pojok kelas.

"Doi doi, gak sopan lu. Bu Titi sakit katanya, udah kerjain aja!!" jawab pria tadi yang tak lain adalah ketua kelas.

Iva mendengus napas berat. "Fisika lagi Fisika lagi, boring banget Iva. Soalnya itu lho luarr biasahh susahnya!!"

"Yoi, otak gue pas pasan dikasih soal segudang. Bisa gila gue!!" timpal Lala.

Ketiga sahabatnya pun serempak menatap Ev yang berekspresi datar dan sangat santai.

Mereka pun tersenyum miring "Contekan!" ucap mereka berbarengan.

Seperti biasa, setiap ada soal dengan tingkat kesulitan tinggi Ev yang paling di harapkan sebagai kalkulator berjalan, buku rumus hidup, dan ensiklopedia yang bergerak.

Ev hanya menghela napas ringan dan menatap datar ke arah tiga sahabatnya itu. "Gak," tolak Ev singkat dan cetus.

Ketiga sahabat Ev hanya bisa menanggung kekecewaan dan pasrah. Karena mereka tau, sekali berkata 'tidak' maka artinya 'tidak'. Walau dirayu bagaimana pun jawabannya masih akan sama, dan kalau memaksakan maka 'kelarrr riwayat hidup lo'.

Ev memang tidak suka sahabatnya hanya bergantung pada otak encernya saja, dia hanya ingin berniat baik. Hanya ingin sahabatnya berusaha sendiri dan mendapat karena kerja keras sendiri bukan karena orang lain.

Ev yang telah menyelesaikan tugas lebih cepat dibanding teman temannya, memutuskan untuk segera merampungkan rencananya kemarin selagi bel istirahat belum berbunyi jadi ia bisa leluasa melaksanakannya. Rencana yang bakal membuat si anak baru menderita.

Beberapa menit setelah menyelesaikan misi, Ev kembali ke kelas. Teman temanya yang sudah selesai mengerjakan tugas langsung menyambut Ev dengan berbagai pertanyaan.

"Lo dari mana Ev? Udah keluar duluan aja! Cepet banget sih selesai ngerjain soalnya!" ucap Cla membuka pembicaraan diantara mereka.

"Iye Ev bikin kita bingung ajahh! Emang ngapain sih lo tadi diluar?" timpal Lala.

Ev pun tersenyum sinis. "Gue abis ngejalanin misi yang gue rencanain kemarin buat si anak baru yang ngeselin itu."

"OMG Hellooo, Ev gak bunuh anak orang kan Ev!" serobot Iva yang begitu panik.

"Lo pikir gue psycho apa, bunuh anak orang! Lagian gue gak mau ya ngotorin tangan gue ini sama hal bejat kaya gitu!" jawab Ev ketus tak terima dengan ucapan Iva barusan.

"Kali aja Ev, lo sekejam itu!" balas Lala.

"Eh tapi benerkan lo gak bikin anak orang dimutilasi! Atau lo santet tu anak? Atau lo racunin? Atau lo begal?" tanya Cla bertubi-tubi.

"Ngaco yaa lo semua! Gak mungkin lah setega itu sama anak orang!!" jawab Ev super ketus.

Kring...

Bel istirahat berdenting nyaring, semua anak yang tadinya pusing akibat berkutat dengan pelajaran yang rumit kini bisa bernapas lega. Hampir seperti surga rasanya mendapat dentingan nyaring yang berasal dari bel itu.

Demon & Devil [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang