⚠14⚠

584 54 8
                                    

"Kamu tahu kenapa aku lebih suka Matematika dari pada Sejarah. Karena aku lebih suka memperhitungkan masa depan dari pada mengingat masa lalu yang menyedihkan."

-----

Deretan edung-gedung pencakar langit di luar sana seolah bergerak mundur apabila dilihat dari dalam mobil ini. Loly menjilati lolipop favorit yang masih saja sempat di belinya di mall tadi.

Di belakang mobil yang mereka tumpangi masih ada satu mobil lagi yang berisi pengawal-pengawal keluarga Ev yang mengikuti. Bahkan saat di mall tadi Ev bisa melihat beberapa dari mereka mengikuti diam-diam.

Ev menatap ke arah luar dengan pandangan buyar. Matanya masih agak berair. Dia memang tidak suka mengingat semua kenangannya dengan Keenan. Karena itu selalu membuatnya berurai air mata. Dan Ev tahu, Keenan tidak suka melihatnya menangis apalagi karena dirinya.

"Aku gak tau kalau toko itu akan buat kamu ingat sama Keenan. Seharusnya aku bisa minta Loly untuk beli lolipop itu lain kali aja." Ucap Dem.

Ev melirik ke arah Dem dan menatap lembut cowok itu. "Gak apa-apa kok Dem. Kamu gak tahu. Aku juga gak mau Loly kecewa cuma karena aku."

Gadis kecil yang duduk di bagian depan pun menoleh ke belakang. Dia merasa bersalah karena membuat Ev bersedih. "Maafkan Loly Kak Ev. Loly udah bikin Kak Ev sedih."

"Udah. Loly lanjutin makan lolipopnya aja. Kak Ev gapapa kok. Loly cantik gak salah kok sayang."

Dem merangkak, mengulurkan tanganya ke arah depan. Menyetel sebuah lagu milik Rizky Febian--Nona.

Ev tak menyangka kalau Dem akan menyanyi mengiring lagu tersebut. Suara Dem cukup merdu. Membuat Ev terenyuh dalam setiap lirik yang di ucapkan Dem.

Nona, parasmu mengalihkan perhatianku.. padamu...
Hanya dirimu yang buatku bertanya-tanya... inginnya ku dekatimu...
Hanya padamu....

Jangan tunggu lama-lama, tuk bisa ungkapkan semua yang ku tunggu adalah jawabanmu.
Jujur selalu ku nantikan, jawaban dari dirimu, hanya satu kata, iya iya.

Ev ikut larut dalam setiap kata pada lirik lagu itu. Dem selalu punya cara untuk membuat Ev berhenti bersedih. Ev tak menyangka kalau Dem si mantan musuhnya itu bisa romantis juga dengan menyanyikan lagu seperti itu.

"Buat aku?" Tanya Ev merujuk pada lagu yang di nyanyikan Dem.

"Idih geer banget! Itu tuh buat Nona bidadari!" Elak Dem.

"Ya, Nona bidadarinya itu aku kan." Kata Ev menyombongkan diri.

Dem tak menjawab, pipinya mulai memanas karena ucapan Ev yang bisa menebak jalan pikirnya. Dem coba mengatur jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Mencoba mengendalikan desiran aneh yang menjalar di tubuhnya.

Dem melirik Ev yang perlahan mengembalikan lengkungan senyum.

"Danke, Dem," ucap Ev berterima kasih dengan Bahasa Jerman.

"Hah, Bangke!"

Ev tertawa kencang melihat Dem yang bingung karena salah dengar. Komedi gratis di saat hati Ev tengah sedih. Atau mungkin Dem memang tidak bisa Bahasa Jerman?

"Ich liebe dich."

Lagi-lagi Ev semakin membuat Dem bingung bukan kepalang. Bahasa Jerman yang sama sekali tidak Dem ketahui artinya membuatnya seperti orang konyol. Ev tak henti-hentinya tertawa di samping Dem. Ingin sekali Dem mencarinya artinya di google. Tapi Dem bingung bagaimana tulisan kalimat Ev tadi. Ev juga tak mau mengatakannya lagi agar bisa Dem rekam di google voice.

Demon & Devil [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang