⚠10⚠

611 63 2
                                    

"Kamu jenuh ku. Entah sudah berapa kali kita di pertemukan. Kamu gusar ku. Bahkan sampai kita di jodohkan."

-----

Mobil Alphard hitam itu melewati sebuah gerbang besar. Memarkirkan diri di tengah jejeran mobil-mobil mewah lainnya. Mungkin harga mobil termurah dari deretan mobil-mobil ini adalah 500 jutaan. Dan parkiran mobil ini hampir sama seperti showroom mobil.

Pria tadi mengajak Dem beserta bunda dan adiknya masuk. Butuh beberapa waktu untuk bisa sampai di depan pintu utama rumah keluarga Adhiti.

Dem tidak menyangka bahwa Ev tinggal di rumah sebesar ini. Atau lebih pantas di sebut istana dari pada rumah.

Pantas aja dia sombong. Batin Dem.

Sejujurnya Dem malas ikut ke rumah Ev. Tapi karena bundanya mengajak. Mau tidak mau di ikut. Apalagi dia ingin memastikan apakah benar bahwa ayahnya berkawan dengan papanya Ev. Kalau benar, rasa-rasanya Dem sulit percaya. Dia dan Ev saja tak pernah akur, lalu bagaimana Ayah mereka bisa akrab.

Ternyata sudah banyak pelayan yang menunggu. Mereka membukakan pintu rumah sembari merendahkan tubuh mereka. Semua orang di rumah ini kecuali Ev, memang sudah bersiap menyambut kedatangan keluarga Dem.

"Selamat datang, Ibu Rahayu, Tuan Dem dan Nona Loly. Saya Asih, ketua pelayan di rumah ini." Salah satu pelayan memperkenalkan dirinya. Semua pelayan dan pengawal di rumah ini nampak berpakaian seragam.

Ibu Rahayu hendak merendahkan tubuhnya juga, namun pelayan mencegahnya, "Ibu tidak perlu menunduk. Mari ikut saya."

Lorong menuju ruang tengahnya saja sangat luas. Lebih luas dari kamar Dem. Di sana terpajang guci-guci cantik, pigura-pigura kecil yang di taruh di atas meja. Tak ada foto Ev kecil yang terpajang.

Namun Dem justru tertarik mengamati sebuah foto yang di cetak paling besar dan di gantung di dinding rumah.

Ada Pak Adhiti, Ibu Adhiti, Ev, satu orang lelaki yang tak dia kenal dan lelaki yang Dem sebut 'pacar' Ev. Dem langsung heran, seberapa dekat pacar Ev sampai ikut pada foto keluarga. Atau jangan-jangan dia itu bukan hanya sekedar pacar Ev tapi sudah jadi tunangannya.

"Dem." Panggil Ibu Rahayu yang melihat Dem terpaku.

Dem langsung menyusul bundanya. Berbeda dengan Dem yang nampak kesal. Loly justru sangat gembira karena bisa berkunjung ke rumah Ev. Gadis itu berharap bisa bertemu dengan Ev lagi.

Mereka di arahkan ke ruang keluarga. Disana Pak Adhiti dan Ibu Adhiti sudah menunggu. Kedua orang tua Ev menyambut hangat kehadiran Ibu Rahayu, Dem dan Loly.

"Ini adiknya Dem. Cantiknya. Manis sekali." Ucap Ibu Adhiti sambil mencolek pipi cubi Loly. Ibu Rahayu menggangguk.

"Saya tahu ini sangat tiba-tiba dan mengejutkan bagi Ibu Rahayu dan anak-anak." Pak Adhiti membuka pembicaraan saat semuanya telah duduk dan di suguhkan minuman dan makanan.

"Saya dan istri pun juga merasa begitu." Sambung beliau.

"Apa benar yang di katakan oleh orang suruhan bapak itu. Bahwa Bapak Adhiti adalah sahabat baik suami saya?" Tanya Ibu Rahayu to the point.

Pak Adhiti menghela napas sejenak, "Dia orang yang baik, sangat baik. Seperti yang ibu tahu, Abbas tumbuh dan besar di panti asuhan, sama dengan saya. Dari bayi, kami tumbuh bersama di panti yang sama. Kami satu kamar, bahkan satu ranjang. Dulu saya suka dibully oleh anak panti yang lain. Tapi Abbas lah yang selalu menjadi garda terdepan untuk membela saya. Dia hebat bela diri, sedangkan saya tidak. Jadi dia selalu menolong saya. Sejak saat itu, kami dekat, bukan hanya sebagai sahabat. Tapi sudah lebih seperti saudara. Sampai kami menikah, kami tetap dekat. Dia sering mengunjungi saya." Jelas Pak Adhiti panjang lebar.

Demon & Devil [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang