❤⚠Part Spesial⚠❤

765 45 7
                                        

"Iih lebih cocok pake yang ini tahu!" Dem bersikukuh menyodorkan sebuah baju.

"Lebih bagus yang ini Dem. Lebih keren di badannya." Ev pun tak kalah ngotot dengan style pilihannya.

Di hadapan mereka Deev Novelego Adhiti hanya melongo melihat kedua orang tuanya berseteru. Nama anak itu memang terdengar unik. Kadang-kadang Deev juga berpikir kenapa amma dan appanya memberi nama unik seperti itu untuk dirinya. Terutama nama tengahnya. Deev pernah bertanya pada amma dan appanya, dan mereka bilang kalau nama 'DEEV' itu berasal dari nama mereka berdua. 'DE' untuk Dem dan 'EV' untuk Ev. Sedangkan nama tengahnya, diambil dari hobi Dem dan Ev, yaitu membaca novel dan merangkai lego. Dan nama belakang itu tak perlu ditanyakan lagi. Itu nama belakang papa Ev.

Sudah hampir lima belas menit mereka berselisih paham. Bocah 10 tahun itu hanya bisa menggaruk kepala bagian belakangnya yang tak gatal.

Ada kalanya bocah lelaki itu lelah melihat sikap kedua orang tuanya yang sering berselisih paham. Bahkan perihal baju apa yang harus ia kenakan untuk menghadiri acara ulang tahun sepupunya saja di perdebatkan.

Kalau ini terus berlajut, bisa-bisa keluarga mereka terlambat menghadiri acara ulang tahun Alnira Megabuana Adhiti, kakak sepupu Deev. Anak dari kakak mamanya, Om Eron.

Ev dan Dem masih saja melanjutkan tradisi lama. Meski sudah diikat janji suci selama lebih dari satu dasawarsa tak membuat mereka menjadi pasangan yang romantis seperti layaknya dulu saat masih pacaran. Mungkin karena Dem sudah menjadi bapak-bapak dan Ev sudah menjadi emak-emak.

Deev berbalik, menghampiri lemari besar yang berdiri kokoh di dinding kamarnya. Deev membuka lemari itu dan mengambil sebuah kardigan berwarna merah dengan motif coklat.

"Deev pakai yang ini aja."

Tanpa pikir panjang anak itu langsung mengenakan kardigan yang dipilihnya, tak lupa dia memadukannya dengan celana jeans hitam.

Dem dan Ev pun terdiam. Mereka juga merasa malu dengan Deev karena tak bisa punya selera sama.

💜💛💚💙

Dem melenggangkan mobil mereka di jalan raya. Saat di perjalanan mereka masih saja berdebat. Dem yang duduk di balik kemudi dan Ev yang duduk di sebelahnya saling menyalahkan satu sama lain.

"Coba aja kamu ngalah. Udah pasti Deev bakal pakai baju yang udah aku pilih." Ev memanyunkan bibirnya. Pandangannya menerawang lurus ke depan.

"Kamu tuh yang egois. Orang baju yang aku pilihin lebih bagus dari baju  yang kamu pilih." Dem di sampingnya tak mau kalah.

Deev yang duduk di belakang, berdua dengan kado besar yang mereka bawa, geleng-geleng melihat kelakuan amma dan appanya. Dia menepuk keningnya pelan.

"Ma, pa!" Deev menegur kedua orang di depannya.

Ev menengok ke arah belakang dengan senyuman yang melengkung sempurna, sedangkan Dem hanya melirik dari kaca spion mobil. Lagi-lagi, dengan refleks mereka mengatakan kalimat yang sama persis dan berbarengan layaknya di komando.

"Iya sayang, kenapa?"

"Jangan suka marah-marah, nanti cepet tua!" Ancam Deev.

Seketika Dem dan Ev saling berbalas tatap. Setelah itu, tak ada lagi percekcokan yang terjadi. Dem fokus mengendarai mobil.

💜💛💚💙

Keluarga kecil itu sudah sampai di lokasi acara ulang tahun Alnira. Lokasinya memang tidak cafe atau gedung. Eron dan istrinya hanya merayakan pesta itu di halaman belakang rumah mereka yang cukup luas dengan tema garden party untuk ulang tahun putri mereka yang ke 12 tahun.

Demon & Devil [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang