⚠15⚠

558 44 0
                                    

"Ternyata semudah itu Tuhan membalikkan hati dari benci jadi cinta dan cinta jadi benci. Rasanya terlalu cepat sampai aku tak punya kesempatan untuk terkejut."

-----

Tinn. Tinn.

Suara klakson mobil membangunkan Dem dari tidur nyenyaknya. Dengan muka bantal dan mata yang masih setengah tertutup. Dem berjalan meraba ke arah jendela, hendak menengok asal suara yang membangunkannya pagi-pagi seperti ini. Dem menyibak sedikit gorden kamarnya, matanya sedikit silau terkena sinar mentari pagi.

Dem menyimak ke arah halaman rumahnya. Ada mobil SUV putih terparkir disana. Dari lantai dasar, terdengar suara gaduh. Ibu Rahayu sepertinya menyambut tamu yang datang ke rumah mereka.

Meski sangat mengantuk, Dem yang penasaran dengan orang yang bertamu pagi-pagi sekali ke rumahnya itu memeriksa. Dengan celana pendek parasut dan kaos oblong tanpa lengan Dem serta bantal lego yang masih di peluknya menuruni setiap anak tangga rumahnya. Ada suara bundanya yang berbincang hangat dengan seseorang.

"Ada siapa bun?" Tanya Dem sambil menggaruk-garuk kepalanya. Membuat rambut hitamnya itu semakin berantakan.

Dem terbelalak, dia mengucek-ngucek matanya berkali-kali berusaha memperbaiki pandangannya. Dem ingin memastikan apa yang dilihatnya sekarang memang benar nyata atau hanya hayalannya saja. Ada Ev di sana, duduk berdua dengan Ibu Rahayu di sofa ruang keluarga.

Ev melihat penampilan Dem dari atas sampai bawah. Terlihat jelas kalau badan cowok itu sama sekali belum tersentuh air meski hanya satu tetes. Rambutnya acak-acakan dan wajahnya nampak masih menahan kantuk.

Bantal yang di peluk Dem jatuh, tergelinding di tangga rumahnya. Ada rasa malu yang menjalar di tubuh Dem sekarang.

"Kamu belum mandi? Katanya udah janjian sama Ev mau ke makannya Keenan." Tegur Ibu Rahayu.

"Be..belum bun. Aku lupa kalo hari ini ada janji."

"Mandi sana cepat. Kasian Ev nunggu kelamaan ntar!" Titah Ibu Rahayu pada putra sulungnya itu.

Dengan kikuk Dem berbalik menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap, sampai-sampai dia lupa mengambil kembali bantal legonya itu.

Dem sigap mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamarnya.

"Bodo banget sih lo Dem. Kenapa bisa lupa sih." Hardik Dem pada dirinya sendiri.

Ceklek.

Suara pintu kamar mandi Dem tertutup. Dan sekarang hanya terdengar suara air yang mengucur jelas.

Ruang tamu..

"Kebiasaan anak itu, kalo punya janji malah di lupain. Maklum aja ya Ev."

"Iya tante." Ujar Ev memaklumi. Mungkin memang dia yang datang terlalu pagi.

Ev melirik ke arah bantal lego milik Dem yang terjatuh tadi.

"Dem itu memang suka sekali lego ya, tante?"

Ibu Rahayu ikut-ikutan melirik ke arah bantal lego tersebut. Kemudian beliau tersenyum dang mengangguk.

"Dia suka semua hal yang berbau lego. Satu kamarnya itu aja di dekor serba lego. Waktu ayahnya dulu pengen ngajarin dia bela diri, dia malah kabur dari rumah. Kena pukul sedikit aja dia langsung ngeluh, gimana bisa jago bela diri." Jelas Ibu Rahayu tentang anaknya itu. Ev pun menyimak dengan baik.

Demon & Devil [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang