Sepasang netra bergerak di balik kelopak mata yang terkatup rapat. Bulu mata tebalnya pun membayang pada batang hidung kala sinar matahari menyapu wajah polos yang masih lelap dalam tidurnya.Rungunya menangkap bunyi gemericik air dan sedikit senandung merdu yang terdengar samar seperti lagu pengantar tidur untuknya.
Sejenak, netranya enggan menyapa dunia. Setidaknya begitu hingga indera penciumannya menikmati aroma apel hijau yang menyeruak masuk. Aroma segar yang kian dirasa semakin mendekat dan tercium jelas.
"Sampai kapan kau mau tidur seperti itu? Tidak mau ke kantor kah?"
Garis bibirnya ditarik keatas. Tersenyum kendati mata masih belum dibuka. Hanya mendengar suara Jiyeon mampu menggetarkan ruang gelap di sana. Hatinya yang kelam kini berganti terang.
"Morning kiss." Pintanya setelah sepasang obsidian kelamnya menatap manik cerah Jiyeon. Benar saja. Gadis itu baru selesai mandi. Rambut yang digulung ke atas. Dan hanya memakai bathrobe. Wajah polos yang segar tanpa polesan makeup. Dan wangi tubuh yang membuat Jungkook meremang.
"No! " Tolaknya dan berdiri kembali.
Tapi, lengannya terlanjur ditarik oleh Jungkook dan menubruk dada bidang si pria yang berbaring di ranjangnya.
Sebelum bibir merah alaminya mengeluarkan sebuah protes, mulutnya sudah dibungkam oleh Jungkook. Memberi lumatan yang cukup panas untuk disebut sebagai "morning kiss".
Setelah tautan dilepas, Jungkook pun tersenyum kian lebar. Bibir Jiyeon yang merah semakin memperjelas warnanya kala isapan yang dilakukan Jungkook tidak tanggung-tanggung.
Dengan wajah merah padam, Jiyeon menjauhkan tubuhnya. Malu.
Lekas mengambil seragam di dalam lemari, dan berjalan kembali ke kamar mandi.
Jungkook tertawa melihat Jiyeon yang salah tingkah. Menggemaskan memang.
Siapa yang menyangka seorang Jeon Jungkook akan jatuh dalam perangkap gadis polos dengan segala kebebalannya?
Jungkook mengingat setiap detailnya, yang terjadi tadi malam tidak mungkin terlupakan kendati Jungkook termasuk orang yang masih mengingat kejadian saat ia mabuk. Pun pernyataan cintanya yang berantakan. Tidak ada penyesalan saat mengingat dirinya yang berlutut dan memohon langsung pada Jiyeon. Gadis yang tanpa ia sadari telah mengambil alih hatinya.
Dan semalam setelah pernyataan cintanya, Jiyeon dan Jungkook tidur bersama karena dirasa malam sudah terlalu larut dan Jungkook bersikeras akan tidur di sofa saat Jiyeon menyuruhnya kembali ke apartemen sebelah. Alhasil, Jiyeon yang tidak tegaan pun meminta Jungkook tidur di ranjang. Sofa sangat tidak bagus untuk tubuh panjang Jungkook.
Hanya tidur, tidak melakukan apa-apa. Jangan salah paham. Mana mungkin Jungkook berani meminta hal lebih dari sebuah pelukan. Jiyeon masih terlalu baru untuk diajarkan hal-hal yang berbau dewasa.
"Sampai kapan kau akan senyum-senyum seperti orang bodoh begitu?" ucap Jiyeon yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan setelan seragam sekolahnya.
Bukannya luntur, malah senyum Jungkook makin lebar menanggapi kalimat Jiyeon.
"Hentikan Jungkook, kau membuatku takut."
Jungkook terkekeh senang. Pagi yang indah bukan?
"Sarapan lah, aku akan mandi sebentar, setelah itu akan mengantarkanmu ke sekolah."
Tanpa berniat membantah pun, Jiyeon mengangguk dan keluar untuk sarapan.
Roti dan susu mungkin cocok untuk Jungkook. Ia akan menyiapkannya. Beruntung Jiyeon punya persediaan susu pisang kesukaan Jungkook.