Greece, Yunani _"I love you." Entah sudah yang keberapa kali rungu Jiyeon mendengar tiga kalimat yang Jungkook lontarkan setelah dirinya sampai di sebuah kamar hotel bintang lima satu jam yang lalu.
"Kau tidak bosan apa mengucapkannya terus-menerus?"
Jungkook menggeleng dan terasa geli bagi Jiyeon lantaran Jungkook membenamkan wajahnya pada bahu sempit si gadis. Membenamkan tubuh mungil itu dalam pelukan hangatnya. Sementara Jiyeon tengah menikmati pemandangan dari jendela kamar. Membiarkan Jungkook memeluknya dari belakang sembari tangan besar itu begitu aktif mengusap perut rata Jiyeon.
Posisi yang entah sejak kapan menjadi favorit bagi sang dominan.
"Seharusnya aku mengatakan itu sedari dulu."
"Dulu aku yang sering mengatakannya sampai kau benar-benar muak dan melakukan segala cara untuk mengabaikanku."
"Aku bodoh waktu itu."
"Aku juga."
Maka, tawa renyah mereka pun memenuhi ruangan. Bernostalgia akan kenangan yang selama ini menjadi hal manis.
"Mau bersantai di luar? Cuaca nya sedang bagus sayang," ajak Jungkook yang di iyakan langsung oleh Jiyeon. Gadis itu juga tidak ingin menyia-nyiakan waktu liburannya hanya di kamar hotel.
••
"Indah, " lirih Jiyeon penuh kekaguman dengan pemandangan yang disuguhkan di depan matanya.
"Kau lebih indah, Child." Jungkook yang membaringkan diri pada single bed di sebelah Jiyeon. Tangannya mengambil segelas beer dan menyesapnya. Sementara Jiyeon hanya diperbolehkan minum jus jeruk.
"Apa yang Jimin bisikan semalam?" Sungguh Jiyeon penasaran tetapi terlalu malas menanyakan saat di perjalanan.
"Percayalah, kau tidak ingin tahu."
"Aku penasaran Jung."
"Ayolah, Child—"
"Beri tahu aku."
Jungkook menghela napas panjang dan menoleh ke kiri guna melawan tatapan penasaran Jiyeon.
"Dia memintaku menggunakan kondom."
Dan di detik berikutnya, Jiyeon benar-benar menyesali rasa penasarannya. Sialan!
"Kau juga hampir lulus. Kalau kau hamil pun kita langsung menikah. Aku sangat tidak menyukai kondom setelah melakukannya denganmu."
Wajah Jiyeon total memanas menahan malu. Ada apa dengan mulut Jungkook yang mengucapkan kalimat frontal seperti itu dengan santai?
"Aku lebih senang mengeluarkannya di dalammu, Sayang." Lanjutnya semakin membuat sesak pada dada Jiyeon. Malu yang tidak tertahankan.
Tak berselang lama setelah mengucapkan kata-kata vulgarnya pun Jungkook berdiri dan melangkahi meja kayu pembatas single bed mereka.
"Mau apa kau?" tanya Jiyeon sedikit panik karena Jungkook duduk di hadapannya, memegang betis Jiyeon dengan sedikit tekanan untuk merilekskan.
Jiyeon menggeser posisi duduk nya kebelakang lantaran single bed ini bukan untuk ukuran dua orang.
Tapi pergelangan kakinya ditahan oleh Jungkook. Merangkak dengan penuh seringaian hingga tubuh mungil itu pun terperangkap dengan kurungan lengan Jungkook.
"Jung—"
"Rileks, Sayang."
Jungkook sudah menahan gairahnya sedari tadi kala gadisnya terlalu menggoda dengan bikini yang sudah Jungkook belikan. Ukuran yang pas untuk payudara Jiyeon. Warna peach memang terlihat manis untuk kulit putih Jiyeon. Terlalu menggiurkan.