"Siapa?" tanya Jungkook yang baru saja keluar kamar dan mendapati seorang pria yang tampak sebaya dengannya duduk di ruang tamu.Pria itu langsung berdiri dan tersenyum tipis pada Jungkook.
"Yoo Seungho," ucapnya sembari mengulurkan tangan.
Jungkook bingung dan pria di hadapannya begitu asing, dalam hati bertanya-tanya ada apa pria ini mencarinya?
"Jeon Jungkook." Menyambut uluran tangan pria tersebut.
"Silahkan duduk dulu," ucap Jungkook.
Seungho mengangguk dan ikut mendudukan diri pada sofa di hadapan Jungkook
"Jadi--"
"Aku ingin memberitahumu sesuatu tentang bayi yang di kandung Lee Jieun." Potong Seungho sebelum Jungkook menyelesaikan pertanyaannya.
Alis Jungkook menukik tajam kala nama Lee Jieun masuk begitu saja dalam rungunya. Presensi yang selalu mengetuk-ngetuk pintu rumah dengan rengekan minta pertanggungjawaban. Wanita yang paling Jungkook benci karena membuat cintanya berlari pergi. Dan Jungkook kehilangan segala-galanya. Jungkook kehilangan dunianya.
"Sekarang Jieun begitu depresi karena tidak bisa mendapatkanmu. Aku takut anak yang dikandungnya juga terkena dampaknya."
"Aku tidak pernah menidurinya!" cetus Jungkook penuh dengan rasa muak. Sekalipun Jieun telanjang di hadapannya, Jungkook tidak tertarik untuk menyentuh wanita itu.
"Aku tahu, karena aku adalah ayah dari anak yang dikandungnya," jawab Seungho terlihat putus asa.
"Lantas kenapa dia meminta--"
"Dia begitu terobsesi padamu. Dia begitu menginginkanmu menjadi miliknya. Aku sudah mengenalnya lama, dan kami juga tinggal bersama. Hingga satu bulan terakhir dia selalu menyebut namamu tanpa sadar saat bercinta denganku."
Jungkook total bungkam. Pernyataan Seungho terdengar begitu mengerikan. Bagaimana ada seseorang yang begitu menginginkan sesuatu hingga berani merugikan banyak pihak. Kekasihnya, Jungkook, Jiyeon, belum lagi Boram dan orang-orang terdekat Jiyeon. Bukankah Jieun sudah sangat keterlaluan?
"Dua hari yang lalu aku mendatangi rumah kakaknya Jiyeon. Aku tahu Jiyeon karena Jieun sering mengumpat akan menghancurkan Park Jiyeon karena telah merebutmu darinya. Awalnya aku ingin bertemu dengan gadis itu, tapi kakak laki-lakinya mengatakan kalau Jiyeon pergi sudah tiga hari. Aku kesusahan menghadapi Jieun. Aku menjelaskan semua pada Park Jimin dan pria itu memberiku saran untuk mendatangimu langsung."
Otak Jungkook kosong seketika, mendengar berita jika Jiyeon pergi dari rumah tentu saja tidak diketahuinya. Jungkook pikir Jimin hanya membuat mengatakan jika Jiyeon tidak ada di rumah.
Seungho mengambil sesuatu dari dalam kantong jaketnya dan memberikannya pada Jungkook. Sebuah kertas kecil.
"Apa ini?" tanya Jungkook dengan alis bertaut.
"Alamat apartemen Jiyeon di Dubai. Aku meminta bantuan pada temanku untuk mencarikan alamatnya. Aku ingin bicara langsung padanya, tapi aku tidak bisa meninggalkan Jieun terlalu lama. Bisakah kau bawa Jiyeon pulang? Aku akan menemuinya secara langsung," pinta Seungho.
Perasaan Jungkook bercampur aduk, senang, lega, sekaligus gugup akan menemui gadisnya.
"Itu pasti sangat sulit mengingatkan terakhir kali yang--"
"Aku yakin kau bisa membawanya kembali. Aku akan menangani Jieun. Karena bagaimanapun dia tengah mengandung anakku."
••