My Popeye

Part 12

Keesokan harinya aku tetap harus kembali bangun dan bekerja karena ada sebuah kewajiban yang harus aku lakukan. Disela sela mengajar aku mencoba menghubungi Serda Dimas. Pasti dia sedang bersama Rian. Ya mereka sangat lengket sekali berpisah jika ada tugas saja.

Tut..Tut..

"Assalamu'alaikum mbak wulan, ada apa?" Jawab serda Dimas

" Waalaikumsalam, Rian bersamamu tidak? bisa aku bicara dengannya?" Pinta lirih

"Sebentar mbak" balas Serda Dimas

" Bang, ini pacarmu mbak Wulan mau bicara" ujar Serda Dimas pada Rian

Rian yang sedang mengamati beberapa berkas di atas mejanya, mendengarkan bahwa Dimas sedang ditelpon Wulan. Rian langsung marah.

" Dia bukan pacar saya lagi, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Saya sedang ada banyak sekali pekerjaan dan jangan ganggu saya. Sampaikan pada mbak mu itu semoga bahagia dengan kekasih barunya" jelas Rian

Wulan yang mendengar perkataan Rian sangat-sangat membuat hatinya hancur sehancurnya. Sifat cemburu nya Rian sangat keterlaluan hingga memutuskan hubungan yang sudah mereka jalin lama.

****

Mama Rian yang baru mendengar kabar putusnya hubungan antara Wulan dan Rian. Sangat kecewa. Beliau mencoba menghubungi anak nya.

"Iya ma, assalamu'alaikum" ucap Rian

" Waalaikumsalam, kenapa kamu mutusin Wulan?" Tanya mama Rian

" Dia lebih memilih melepaskan aku dan memilih laki-laki yang lebih kaya daripada aku ma" jawab ku

" Nak, mama yakin Wulan gak seperti itu" bantah mama Rian

"Tapi ma, nyatanya begitu Rian liat dan dengar dengan mata kepala Rian sendiri ma" jawab Rian

" Mama tetap gak yakin kalo Wulan seperti itu" balas mama Rian

" Terserah mama, aku banyak sekali pekerjaan hari ini ma, udah dulu ya , assalamu'alaikum" pamit Rian

"Waalaikumsalam " ucap mama Rian

****

Setelah menelpon Serda Dimas tadi aku memutuskan meminta izin dan segera bergegas menuju ke batalyon. Mau masuk tidak mungkin iya kalo diterima kalo tidak. Aku menunggu didalam mobil.  Hanya berharap Rian keluar yonif. Tak lama, seorang prajurit muda melintas tepat di depan mobil ku . Aku memberanikan diri untuk keluar dari dalam mobil.

" Bii? " Sapa ku pada seorang tentara yang tak lain adalah Rian

" Kamu ngapain disini, pulang tii bukan Wulan" jawab Rian

" Aku ingin menjelaskan sesuatu yang belom kamu dengar" balasku

" Tidak perlu, kita sudah putus , sebaiknya kamu pulang aku sedang sibuk" pamit Rian

Sampai di dalam yonif, Rian sedikit berbicara pada para penjaga yonif. Ditempat ini aku masih berdiri mematung.

****

Hampir sudah satu bulan, aku putus hubungan dengan Rian. Berteman dengan sepi dalam kerinduan. Hari ini aku bertemu dengan Serda dimas, dia berkata bahwa semenjak Rian putus dengannya. Rian berubah menjadi sangat galak dan semakin tegas. Ada kabar yang membuat aku bahagia dan bangga kepada Rian. Yaitu kenaikan pangkat nya  telah usai dilaksanakan. Dia sekarang menyandang pangkat Lettu. Tapi dia juga harus pindah dinas diluar kota , jujur aku sedih juga.
Serda Dimas datang gak sendirian dia datang bersama bang Yosi dan istrinya mbak gelia

" Mbak, bang Rian pindah dinas loh dan dia juga sudah naik pangkat" ucap Serda Dimas

" Ya Alhamdulillah kalo memang mas Rian udah naik pangkat" jawabku

"Dek sebenarnya kamu ada masalah apa sama Rian sampai putus" tanya bang Yosi

" Sebenarnya mas Rian itu salah paham sama aku dan Dhani ceo tempat aku workshop, saat itu mas Rian datang ketika aku menjelaskan kepada Dhani bahwa aku menerima Dhani hanya sebagai teman, belum kelar aku bicara. Dia udah marah " kelasku

"Kalo begitu ceritanya, abang dan mbak gelia akan bantu kamu untuk kembali sama Rian" ucap bang Yosi

" Makasih bang, tapi gak perlu lah mungkin mas Rian sudah ada pengganti nya aku" ucap ku dengan nada sedih

" Bang Rian itu gak bakalan bisa move on sama kamu, foto dan barang yang pernah mbak kasih itu dibawa sama Rian di tempat barunya, sempat vidcall sama aku kok kemarin" celetuk Serda Dimas

" Jangan buat aku berharap sama mas Rian lagi lah" balas ku

Kami berempat mengakhiri pertemuan hari ini dengan makan bersama, becandaan, melupakan masalah yang terjadi antara aku dan Rian.