Part 23

176 8 0
                                    

Pernikahan sudah berjalan 3 bulan. Namun, masih belum ada tanda-tanda padaku. Aku takut bila tak bisa memberi Rian keturunan. Hari ini aku berangkat kerja sendiri.

"Berangkat sendiri mbak" tanya salah satu prajurit

" Iya bang" jawabku

Sesaat ketika sampai di kantor tiba tiba Pandangan ku gelap, mataku sulit untuk terbuka. Berkali-kali ku dengar suara memanggil manggil namaku. Suara roda troli kecil ikut terdengar.

******

Kali ini aku berangkat dinas dengan perasaan sedikit khawatir. Karena Wulan memilih berangkat sendiri tanpa ku antar.

" Bang tadi aku liat istrimu berangkat sendirian" tanya bawahanku

" Iya dia berangkat sendiri" jwabku

Ketika sedang bertegur sapa dengan prajurit lainnya. Tiba tiba ponsel ku berdering. Pertanda bahwa ada panggilan masuk.

" Halo" jawabku

" Maaf aku benar ini dengan suami dari Bu Wulan?" Tanya nya

" Iya dengan saya sendiri" ucapku

" Kami ingin mengabarkan bahwa istri bapak sedang di ugd" ujar nya

"Apa!" Jawabku

" Sebaiknya bapak segera kemari untuk lebih jelasnya" jawabnya

" Baik saya segera kesana"

" Kenapa loe" tanya sandika yang kebetulan baru datang

" Istri gua masuk rumah sakit, gua harus kesana sekarang"

" Okeh ati-ati loe" jwabnya

Sesampainya di rumah sakit, aku langsung berlari menuju ke UGD mencari keberadaan istriku.

" Tii, bangun ini aku suamimu" ucapku

Perlahan kelopak mata nya terbuka dan datang lah seorang dokter perempuan.

" Pak, Bu, tidak perlu ada yg dikhawatirkan. Hanya saja ada nyawa lain yang harus dijaga di perut ibu. Selamat atas kehamilannya" ucap dokter tersebut

Seketika aku terduduk lemas. Apa yang aku tunggu-tunggu selama kurang lebih 3 bulan ini akhirnya terpenuhi. Ada kehidupan lain di perut nya. Sungguh menjadi kebahagiaan tersendiri untuk ku.

" Kamu hamil sayang" bisikku ke telinga sebelah kanan nya

" Alhamdulillah" responnya dengan air mata yang tak bisa terbendung kan

Dokter tersebut tersenyum.
"Sebaiknya setelah ini, langsung bertemu dengan dokter kandungan saja untuk lebih jelasnya. Kehamilan pada trimester pertama sangat berat Bu jadi alangkah baiknya ibu tidak bekerja berat"

Setelah di izinkan pulang, aku langsung mendaftarkan istri ku pada dokter kandungan. Telah lama mengantri akhirnya kami mendapatkan giliran.

*****

Sampainya dirumah, aku dan Mas Rian langsung menghubungi orang tua ku dan juga mertua ku untuk memberitahu kan kabar bahagia ini.

Terdengar suara di seberang sana tak lain suara mamaku.
" Assalamu'alaikum dek, gimana kabar kamu dan Rian?"

" Alhamdulillah ma, aku , Mas Rian dan cucu mama baik-baik saja" jwabku

" Cucu?, Kamu hamil nak"

" Iya ma, baru dua Minggu" jawabku

" Alhamdulillah, yah kita bakalan punya cucu lagi"

"Yaudah ma, udah dulu ya aku mau ngabarin mama nya Rian dulu" pamitku

" Iya nak, jaga kesehatan dan jaga calon cucu mama"

" Baik ma, assalamu'alaikum"

" Waalaikumsalam"

setelah itu, aku berganti menelpon mama nya Rian.

" Halo assalamu'alaikum ma"

" Waalaikumsalam, ada apa mbak?. Apa Rian berbuat masalah"

" Enggak kok ma, Wulan mau ngabarin kalo mama bakalan jadi nenek"

" Apa!, Alhamdulillah ya Allah"

" Kenapa ma?" Celetuk Randy

" Kamu bakalan jadi om" kata mama Rian

" Jadi mbak Wulan hamil ma" tanya Randy

" Iya ran"

" Mbak beneran hamil?" Tanya Randy

" Iya ran, Alhamdulillah" jawabku

" Jaga kandungan mu baik-baik ya nak, banyakin makan makanan yang sehat, mana Rian nak?" pesan mama Rian

" Ada ma?"

" Kamu harus lebih extra jagain menantu dan calon cucu mama ya mas"

" Iya mamaku sayang, tanpa harus disuruh pasti akan aku jaga"

" Okehlah"

Setelah mengakhiri percakapan ku dengan mama mertua ku. Rian menyuruh ku untuk istirahat dan dia harus kembali dinas.

My PopeyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang