Part 11

136 8 0
                                    

Waktu begitu melesat dengan cepat. Sudah tiba hari dimana hari ini hari terakhir Wulan workshop di kantor Dhani. Lagi lagi, Dhani memulai pembicaraan dengan kharisma yang membius para kaum hawa. Benar kata Dhani, pesona CEO lebih menarik daripada tentara. Tapi hatiku tetap untuk Rian.

Malam harinya, Dhani mengadakan makan bersama peserta workshop termasuk aku. Aku pun sudah izin pada Rian dan ia aku menjemputku pulang nanti. Acara makan malam dan perpisahan pun selesai. Saatnya untuk pulang. Namun, saat aku menunggu Rian menjemputku tiba tiba Dhani ingin mengatakan sesuatu padaku.

" Boleh aku menyampaikan sesuatu padamu?" Tanya Dhani

" Apa yang ingin kamu sampaikan" jawabku

" Selama ini aku memendam rasa kepada ku, kala itu waktu pertama kali kita ketemu aku sudah suka sama kamu. Pada pandangan pertama. Namun, beberapa hari yang lalu saat aku tau kamu sudah punya pacar jujur aku kecewa pada diri ku sendiri bisa menyukai gadis sudah punya pacar." Ucapnya padaku

Aku pun kaget mendengar Dhani menyatakan perasaannya padaku.

" Aku akan meminta maaf pada Rian karena telah menyimpan rasa terhadap kekasihnya, sungguh beruntung nya seorang prajurit TNI bisa mendapatkan mu" lanjut Dhani sambil mengusap tanganku yang dijariku terdapat cincin pemberian Rian kala itu

Sungguh tubuh ku benar-benar kaku saat Dhani mengatakan itu.

" Maaf Dhan tapi aku harus setia pada laki-laki ku" jawabku

" Aku tau pasti itu jawabanmu tapi aku tidak akan memaksa mu" ucapnya

Kemudian, aku segera memeluk Dhani sambil menangis. Pelukan ini hanya sebuah pelukan perpisahan dan pertemanan.

" Aku percaya kalo kamu memang lebih tampan, lebih kaya, lebih segala-galanya tapi aku yakin untuk menerima kamu sebagai .....

Belum selesai aku berbicara, ternyata Rian telah berdiri di belakang ku.

" Oke kalo kamu memang lebih memilih laki-laki ini, aku akan melepasmu dengan berat hati" ucap Rian dengan nada tinggi

" Sejak kapan kamu datang bii" tanya ku kaget

" Semenjak kamu memilih dia" balas Rian sambil menunjuk ke Dhani

" Kamu ngomong apa sih bii, aku gaada milih dia. Kamu dengar penjelasan aku dulu" penjelasan ku

" Gak perlu ada yg dijelasin lagi, selamat untuk kalian, Aku pergi. Semoga kalian bahagia " ucap Rian

Sepeninggalnya Rian dari kantor Dhani dan meninggalkan Wulan menangis bersedih. Kemudian, Dhani mengantarkan Wulan pulang.

Sampai di rumah Wulan langsung masuk kamar tanpa menyapa orang tua nya yang sedang di ruang tamu. Dhani yang melihat ada orang tuanya Wulan Langsung menjelaskan mengapa Wulan tadi. Selesai itu, Dhani bergegas pulang.

Sesampainya di kamar aku bergegas membuka layar ponsel ku untuk segera menghubungi Rian. Berkali-kali aku menelpon tak ada satupun jawaban darinya.

" Ya ampun bii, akhirnya kamu jawab telpon aku , tadi kamu pergi bahkan aku belom menjelaskan semua" ucapku pada Rian

" Mulai saat ini jangan panggil aku bii, sayang atau apalah. Mulai hari ini kita gaada hubungan apa-apa lagi. Anggap selama ini kita hanyalah seseorang yang pernah kenal. Lupakan yang sudah pernah terjadi" pinta Rian

Klikk

Sambungan telpon nya terputus. Tangisku semakin pecah. Isak ku semakin menjadi. Kala Rian menutup telponnya sepihak.

"Dek" ucap ayah yang baru masuk ke kamar ku

" Yah haruskah aku melepaskan mas Rian setelah sekian lama aku menjalin hubungan dengannya" tanyaku pada ayahku

Ayah berkata " kamu ngomong apa sih dek, jangan cengeng gini" sambil menghapus air mata ku

" Yah antar aku ke kesatuan mas Rian. Aku mohon " pinta ku lirih

" Tapi ini sudah malam dek, tidak bisa kita pergi kesana malam ini, udah kamu tidur aja ya" jawab ayah

Ku rebahkan tubuhku di atas kasur. Mataku tak terpejam meskipun ingin sekali rasanya terlelap. Sepanjang malam ini aku mencoba terus menghubungi Rian. Berharap agar Rian menarik perkataan nya tadi.

My PopeyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang