Kini usia kandungan ku sudah berjalan 2 bulan, rencananya nanti aku akan memeriksakan kandunganku ke dokter kandungan yang terdapat di sala satu rumah sakit di Semarang.
Sebelum aku kembali bekerja, aku menyelesaikan pekerjaan rumah tangga ku terlebih dahulu. Mulai dari mandi, memasak, nyapu, ngepel dan memasak. Hampir satu jam semua telah selesai. Lalu aku bersiap untuk bekerja sambil menyiapkan baju dinas mas Rian.
" Tii, mana baju dinas ku" tanya mas Rian
" Itu di atas kasur" jawabku
" Hari ini kamu jadi periksa kandungan kan" tanyanya lagi
" Jadi mas" jawabku
" Nanti biar mas yang nganter ya" pintanya
" Kamu dinas mas, udah biar aku sendiri aja " jawabku
" Ya kali bapaknya gak boleh ikut" balasnya
" Iya iya boleh" jawab ku
Kemudian aku dan mas Rian ke ruang makan dan sarapan bersama. Setelah itu kami pun pergi bekerja masing masing.
Jam makan siang pun tiba, saat nya aku menunggu mas Rian menjemput ku karena kami akan pergi ke rumah sakit.
Kringg...kringg....
" Assalamu'alaikum mas" jawabku
" Waalaikumsalam, sayang mas sebentar lagi sampai" balasnya
" Iya mas, aku tunggu di lobby ya" jawabku
"Ok"
Tibalah kami di rumah sakit, kini kami duduk di antrian. Banyak hampir Puluhan ibu hamil. Ada yang ditemani suami nya, ada pun yang tidak, ada yang perutnya sudah besar juga.
" Bii, kamu bayangin deh nanti kalo perutku sudah sebesar itu" ucapku sambil menunjuk ibu-ibu di ujung sana
Senyuman ku mengembang " mas kamu bahagia gak aku hamil"
" Pastilah sayang, suami mana yang gak bahagia istri nya mengandung anaknya, suatu kebahagiaan tersendiri buat aku sayang" jawabnya
Aku seolah-olah tidak bisa berkata-kata saat mulut mas Rian mengeluarkan kata-kata itu. Aku bersyukur memiliki suami seperti dia.
******
Rian Pov
Kini aku sedang berada di rumah sakit menemani istriku periksa kandungan nya. Ketika aku tau istri ku hamil, sungguh kebahagiaan tersendiri untukku. Tak henti-hentinya aku bersyukur kepada Allah SWT telah memberikan janin di perut istri ku.
Kulihat istriku yang duduk disampingku sambil ku usap perut yang belum begitu kelihatan buncit.
" Alhamdulillah kami telah hadir, nak. Telah memberikan kebahagiaan untuk ayah dan bundamu nak" batinku
Telah lama kami mengantri, akhirnya waktu pemeriksaan pun dilakukan.
" Bagaimana kandungan istri saya dok" tanya ku pada Bu dokter
" Alhamdulillah, tidak ada yang dikhawatirkan pak, janinnya sehat dan kuat seperti ayahnya yang seorang tentara" jawab Bu dokter
" Dokter bisa saja..." balas ku malu-malu
".... Kalo gitu kami permisi dok" lanjutku
Setelah memeriksa kandungan istri lalu kami pergi meninggalkan rumah sakit.
" Sayang, kita jemput Randy di stasiun dulu ya tadi dia bilang mau kesini" pintaku
" Iya mas" jawab Wulan
Setelah 45 menit perjalanan dari rumah sakit menuju stasiun, akhirnya kami sampai. Dan terlihat dari jauh seorang pria datang menghampiri mobil kami.
" Lama dek, nunggunya" tanya Wulan pada adek semata wayang ku, Randy
" Lama banget kalian jemput nya tuh" jawab nya
" Udah dijemput gak bilang terimakasih malah protes" jawabku dengan nada sinis
" Iya terimakasih mas ku yang paling nyebelin" balas Randy
Kring....kring...
" Siapa yang telpon, Ran" tanyaku
" Mama, mas" balasnya
" Halo assalamualaikum ma" jawab Randy
" Waalaikumsalam, kamu udah sampai Semarang, dek" tanya mama
" Sudah ma, ini lagi di mobil di jemput mas Rian sama mbak Wulan ma" jawab Randy
" Yaudah kalo gitu, selama kamu di sana jangan ngerepotin mbak loh ya, inget mbak itu lagi hamil, kamu harus bantu-bantu mbak selama disana" celetuk mamaku
" Iya iya mamaku sayang, nanti aku bakalan bantuin mbak Wulan" balas Randy
Huek .... Huek .... Huek...
Tiba-tiba perut seperti diaduk aduk
" Mas kamu kenapa" tanya Wulan lalu keluar dari mobil nyusul suaminya
Semua yang ada di dalam perut ku, ku muntahkan. Hilang semua makanan yang telah ku makan tadi.
" Kamu tadi makan apa mas?" Ucap nya lagi
" Aku cuma makan bareng sama kamu aja tadi pagi, tii. Tapi aku pengen bakso Deket alun-alun " jawabku
" Haduh dek, mbak Wulan kenapa" tanya mama
" Bukan mbak Wulan ma, tapi mas Rian yang muntah-muntah, terus aneh nya tiba tiba minta beli bakso" jawab Randy dengan nada kesel
" Hahahahhahah" ketawa mama
" Mama mah bukan nya khawatir malah ketawa" jawab ku
" Masalah nya itu bukan aneh tapi mas Rian itu lagi ngidam. Dulu mama pas hamil kamu juga papa yang ngidam. Udah turutin aja" balas mama
" Iya udah, assalamu'alaikum" pamit ku
" Waalaikumsalam" jawab mama
Telpon dari mama pun berakhir. Lalu kami bertiga memutuskan membeli bakso yang sedang aku pengen di dekat alun-alun kota.
" Ran, kamu yang nyetir ya, mas gak kuat kalo harus nyetir lagi" pintaku
" Yaudah mas" jawabnya
Akhirnya kami sampai di tempat bakso yang tadi aku pengen.
" Pak brin, bakso nya 3 porsi makan sini ya" ucap ku
" Iya mas, eh mas Rian ya" jawab pak brin
" Iya pak" balasku
" Lama gak kesini ya mas, sama siapa itu? Cantiknya mas" tanya nya
" Ini istri saya pak, dek kenalin dan ini adek saya, kenalin" balasku
" Wulan, pak" ucap Wulan
" Randy" ucap Randy
Bakso yang telah kami pesan pun tiba. Setelah acara makan memakan selesai kami pun pergi pulang.
Sekitar setengah jam dari tempat bakso tadi kami sampai di rumah dinas ku. Yang dimana pas baru turun dari mobil sudah disambut oleh salah satu istri dari senior ku yaitu mbak Lika istri dari bang agung.
" Dari mana dek, kok malam gini baru pulang?" Tanya nya
" Dari jemput adek saya di stasiun sekaligus periksa kehamilan istri saya" jawabku dengan menekan kata kehamilan sebab dia menghina istri yang tidak bisa ngasih keturunan katanya
" Yuk sayang masuk ke rumah, di luar angin lagi gak enak kasihan adek bayinya, permisi ya mbak" pamit ku
Ku tinggalkan mbak Lika di luar rumah sendiri. Sebenarnya aku malas kalau harus berhadapan dengan dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Popeye
RomanceBayu Rian Wicaksono Seorang abdinegara yang banyak digemari para gadis karena ketampanannya. Rian, Panggilan nya. Pekerja keras adalah sikap Rian dari kecil. Agatha Wulandari Gadis cantik nan pintar. Mahasiswi di universitas swasta yang ada di Sura...