Us "6"

1.3K 141 10
                                    

"Jim, papa kenapa ya sama aku? Tadi aku sapa nggak mau noleh. Padahal hampir lima kali loh aku panggil, masa iya nggak denger?"

"Biarin aja deh hyung, papa lagi sensi emang."

"Lah, tumben kamu. Biasanya juga nempel sama papa, ada apa sih?" Ucap Taehyung yang penasaran, sebab setelah selama ini ia menjadi kekasih Jimin, tidak pernah sekalipun ia melihat Jimin dan ayahnya bertengkar. Kalau bertengkar dengan Taehyung sih sudah pasti ya.

"Gak tau, hyung. Papa lagi sensi aja kali."

"Tinggal bilang loh, bapak gue marah gara-gara lo gak keliatan serius sama anaknya. Susah amat dah si Jimin." Sungwoon yang entah kapan sudah ada di ruang keluarga ikut menimpali pembicaraan Taehyung dan Jimin.

"Eh, serius karena itu kak?" Taehyung menatap Sungwoon serius.

"Ya lo pikir gara-gara apa. Papa tuh panas ngeliat Yoongi udah nikah. Tapi anaknya masih gak jelas mau gimana ke depannya."

"Kak apaan sih, gue juga kan masih kuliah. Yoongi nikah kan karena hamil duluan. Lah gue sama Tae-hyung pacarannya sehat. Ngapain sih nikah cepet-cepet." Jimin kembali terpancing emosinya. Dia tidak mengerti mengapa ayahnya begitu sensitif mengenai pernikahan.

"Jimin, bukan masalah lo nikah sekarang atau gimana. Papa cuma mau tau, anak bungsunya ini mau gimana ke depannya. Dia mau make sure kalo Taehyung gak main-main doang sama lo. Lo tuh kayak baru sehari jadi anaknya papa. Lo yang tau banget segimana dia sayangnya sama kita berdua. Tolong banget, lo mahasiswa loh Jim. Pikirannya jangan pendek gitu." Sungwoon meninggalkan Jimin dan Taehyung setelah mengutarakan apa yang ia pikirkan.

"Kak Sungwoon bener loh Jim."

"Apa, hyung?"

"Harusnya aku bisa kasih kejelasan ke papa, soal kita."

.

.

"Bunda, Hyungie pulang."

"Bunda di dapur, Hyung. Sini." Taehyung berjalan lesu menuju dapur. Ia menemukan sang ibu yang sedang memegang wadah kemudian satu panci panas berisi cairan manis terletak di meja makan.

"Bunda bikin pudding?"

"Iya, kakakmu itu kepengen dari kemaren. Tapi bunda baru sempet, Hyung udah makan?"

"Udah, bunda." Taehyung duduk bersimpuh di hadapan kursi roda ibunya, kemudian menyandarkan kepalanya di atas paha milik ibunya.

"Hyung kenapa?" Ucap sang bunda sambal mengelus surai halus putranya.

"Bunda, bunda tau kan kalo Taehyung beneran sayang sama Jimin?"

Sang bunda tersenyum mendengar ucapan putra bungsunya. Ia menunduk untuk menciumi kepala Taehyung. "Bunda bahkan gak pernah denger Hyung se-excited itu nyeritain soal orang yang Hyung suka. Jadi bunda yakin, Hyung bener sayang sama Jimin. Hyung berantem sama Jimin?"

"Enggak, bunda. Tapi papanya Jimin. Papa mikir aku nggak serius sama Jimin. Aku serius bunda, aku mau Jimin jadi yang terakhir, tapi-"

"Tapi apa sayang?"

"Tapi Hyung belum siap, bunda. Hyung belum bisa jadi pasangan yang baik buat Jimin. Hyung belum bisa bahagiain Jimin."

"Taehyung, atas dasar apa kamu bilang kamu belum jadi pasangan yang baik? Atas dasar apa juga kamu bilang belum bisa bahagiain Jimin? Hyung sayang, denger bunda ya. Yang bisa menilai diri kamu itu orang lain, nak. Bukan kamu sendiri. Mungkin menurut kamu, kamu masih kurang ini itu. Tapi emang kamu tau menurut Jimin kamu itu gimana? Hubungan itu terdiri dari dua orang yang berbeda, Taehyung. Kamu harus tau juga apa yang pasangan kamu rasain. Kamu harus bisa lihat dari sudut pandang pasangan kamu, bukan dari sisi kamunya aja. Paham? Lagipula, papanya Jimin kan nggak minta kamu untuk nikahin Jimin sekarang."

Taehyung akhirnya runtuh. Jika dihadapan sang bunda, Taehyung hanyalah seorang anak kecil yang mudah menangis dan rapuh. "Paham, bunda."

"Ssst, udah jangan nangis. Nanti gantengnya luntur. Eh lupa, anak bunda tuh gimana aja ganteng deh."

"Bunda pu- laaaah, Taehyung kenapa? Kamu abis dipukulin? Eh apa abis berantem, Taehyung kenapa ihhh?" Seokjin yang baru masuk ke dapur untuk membantu sang bunda terkejut melihat adiknya yang sedang menangis sesenggukan di hadapan sang bunda.

"Taehyung, idih udah gede malah nangis. Malu sama Namu tuh" Fyi, Namu itu putra dari Seokjin dan Namjoon.

"Ih kak Seokjin ngapain sih. Sana ah." Taehyung semakin memendamkan wajahnya di paha sang bunda. Tak mau menunjukkan wajahnya yang sudah pasti semerah tomat karena menangis.

"Laaaah. Coba sini liat dulu. Ututututu, ini Jimin kalo liat pasti ngakak nih. Wahahahahaha. Sini mukanya manaaa. Uuuh, adeknya aku yang paling ganteeeeng."

Bunda tertawa mendengar Seokjin yang terus terusan menggoda adiknya. "Udah, udah. Seokjin, ini lanjutin masukin ke wadah. Bunda mau ngelonin anak bayi dulu nih."

Mendengar sang bunda yang ikut menggoda, tangisan Taehyung kembali lagi. Justru semakin keras. "Bunda aku bukan bayiiiii."

.

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

.

.

.

.

Us

TBC

Book 1 : It's You by Reika_Rei and chocolatesoup_

Hohoho, kalian lebih suka Taehyung sama Jimin jalannya dipersulit atau gimana nih?

Us (It's You, Book 2)Where stories live. Discover now