Us "21"

955 111 11
                                    


"Eh Taehyung." Mama Park menyambut calon menantunya yang baru saja datang. "Kamu tuh, masih mikirin si bunda? Kan bunda kerja, sayang. 2 hari lagi juga pulang. Calon pengantin pamali ah sedih sedih gini."

Taehyung memeluk manja ibu calon istrinya. Ia begitu rindu dengan sang bunda yang bahkan tidak memberi kabar sejak kepergiannya. "Gak sedih ma, kan ada mama. Hehe."

Ini yang membuat mama dan papa Park semakin percaya dengan Taehyung. Pria ini tidak hanya menyayangi Jimin. Tetapi keluarganya juga. Ia menganggap mama dan papa Park benar-benar seperti orang tuanya. Terutama papa Park.

"Kamu udah makan, hyung?"

"Udah kok ma, tadi kak Seokjin masak banyak. Dia lagi pengen banget makan japchae katanya. Kayaknya kak Seokjin hamil lagi deh ma."

"Oh iya kah? Wah Namjoon tokcer banget ya." Mama Park tertawa, memang belakangan Seokjin terlihat lebih gemuk dan berisi.

"Tenang ma, aku juga nggak kalah tokcer sama bang Namjoon kok." Mama Park tertawa menanggapi ucapan Taehyung.

"Ma, -loh hyung?" Jimin yang baru saja turun untuk mencari sang ibu terkejut mendapati calon suaminya-

Duh ilah sekarang mah calon suami ya. Hehe.

-yang datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu padanya. "Hyung kok gak bilang dulu?" Taehyung tersenyum lemah kemudian merebahkan tubuhnya di sofa. Membuat mama Park memilih untuk masuk ke kamar, meninggalka dua sejoli yang akan saling mengikat janji sebentar lagi.

"Aku, kangen bunda."

Jimin mengusap lengan kekar Taehyung. Lalu pindah ke pipi kecoklatan milik lelaki nya. Memberi Taehyung afeksi, berharap lelaki Kim itu bisa sedikit tenang. "Iya tau, aku juga kangen sama bunda. Hyung, udah coba hubungin tante Minjoo?"

Yang Jimin sebut tante Minjoo itu adalah sekretaris bunda Kim. Menurut Seokjin semalam, Taehyung menghabiskan 2 jam di dalam kamarnya hanya untuk menghubungi nomor bundanya ataupun sekretaris bundanya.

"Ada kali yang, 40 kali aku telepon ke nomer tante Minjoo. Tapi tetep gak diangkat. Apalagi ke nomer bunda. Bunda sibuk banget apa ya sama kerjaannya? Minggu depan kita nikah loh yang." Taehyung menghela nafas.

"Ya udah tenang dulu. Mungkin bunda emang bener-bener gak bisa hubungin hyung."

.

.

"Kakak mau jalan jam berapa? Hah? Iya iya udah tunggu aku jalan sekarang." Taehyung bergerak heboh di dalam ruangannya. Ia sibuk mencari kunci mobilnya yang entah ada di mana.

Bundanya, kembali ke Korea hari ini.

"Bos- loh loh mau kemana lo Tae?"

"Jemput nyokap di bandara. Itu apa?-" Taehyung menunjuk setumpuk dokumen yang Mingyu bawa.

"Ini? Dari marketing, mau minta-"

"Urgent gak?"

"Ya urgent lah buat meeting, tadi-"

"Ya, ya. Lo cek dulu ya Gyu, cap nama gue di laci nomer dua." Taehyung berlalu meninggalkan Mingyu seorang diri di ruangan yang cukup luas itu.

"Untung bos, untung sahabat. Mingyu sabaarrrrr."

.

.

"Jimin!" Jimin menoleh ketika ada yang memanggil namanya.

"Kak Seokjin, hai. Hai Namu sayaaaang." Jimin memainkan jemari mungil Namu yang berada dalam gendongan ibunya.

"Kamu naik apa ke sini? Kenapa nggak bareng Taehyung?"

Jimin tertawa sebentar, kemudian menjawab pertanyaan Seokjin. "Dia excited banget kayanya, sampe lupa jemput aku kak. Jadinya aku naik taxi deh."

"Astaga anak itu. Ya udah, duduk dulu yuk. Bunda keluarnya masih 15 menit lagi." Kemudian Seokjin dan Jimin duduk di kursi untuk menunggu kedatangan bunda Kim.

"Bang Namjoon ikut ke sini juga kak?" Namu sudah pindah ke dalam gendongan Jimin. Bayi tampan itu terlihat senang ketika Jimin memainkan pipi dan jemarinya.

"Iya ikut, tapi masih cari parkiran. Tadi dia lagi di rumah, makanya aku langsungan aja ke sini. Biar Taehyung juga nggak harus ke rumah dulu." Seokjin mengusap sudut bibir putranya yang dipenuhi air liur. Sepertinya Namu terlalu senang bermain dengan Jimin.

"Oh iya kak, ngomong-ngomong. Kakak udah isi lagi ya?" Seokjin menghentikan usapannya pada bibir Namu, kemudian menatap Jimin panik.

"K-kamu tau dari mana?"

"Eh, Tae-hyung yang bilang kak. Yah dia sih cuma feeling aja. Katanya kakak jadi suka ngidam belakangan ini."

"Hmm, anu. Yah, iya aku hamil lagi. Tapi jangan bilang-bilang dulu ya Jim? Lagian si Namjoon ya, susah banget disuruh nahan. Mainnya gapernah mau pake pengaman, sementara aku belum bisa pake kontrasepsi. Namu kan masih aktif ASI-nya."

Pipi Jimin memerah, calon kakak iparnya ini, vulgar sekali ya?

"Loh kenapa merah gitu Jim? Malu? –" Seokjin tertawa. "Kamu juga bentar lagi nikah, pasti ngerti kok hal yang kaya gini. Kalo udah nikah, itu jadi makanan sehari-hari kamu tau Jim." Seokjin mengusak rambut calon adik iparnya.

"Sayang?" Jimin yang masih berusaha menahan malu, menoleh ketika Taehyung memanggilnya.

"Hai, hyung."

Taehyung datang bersama Namjoon dengan beberapa bungkusan di tangan mereka. Mereka berdua mengambil tempat di samping pasangan mereka masing-masing. "Maaf ya yang, aku lupa jemput kamu. Gak fokus aku nih."

Jimin tertawa kecil, kemudian mengusap lengan Taehyung. "Iya gak apa-apa. Lagian aku juga tadi lagi di deket bandara kok."

Tak lama, ponsel Seokjin berdering. Nama Minjoo tertera di sana. "Halo tante? Iya, ini aku di depan gate kok sama Namjoon, Taehyung, Jimin. Oke oke." Seokjin kembali membawa Namu ke dalam gendongannya. "Yuk, bunda sama tante Minjoo udah mau keluar gate."

Taehyung langsung berdiri dan menghampiri tempat kedatangan sang bunda. Lima menit kemudian, terlihat sekretaris sang bunda yang tengah mendorong kursi roda bunda Kim, beserta satu orang laki-laki yang membawa barang-barang mereka.

"Bunda!!" Taehyung berteriak ketika melihat bundanya yang menggunakan setelan berwarna pastel dilengkapi kacamata hitam. Bunda Kim menoleh ke arah Taehyung. Kemudian tersenyum mendapati putra bungsunya hadir untuk menjemputnya.

"Hai sayang, kangen bunda ya?" Ucap bunda Kim tepat setelah ia dan Minjoo sampai di hadapan keluarganya.

Taehyung langsung saja menerjang tubuh kecil di depannya. Memeluk sang bunda erat. "Banget, bunda jahat gak ngangkat telepon aku. Tante Minjoo juga sama aja." Balas Taehyung sambil melihat Minjoo yang ada di belakang tubuh ibunya.

"Maaf sayang, bunda gak sempet angkat telepon hyung. Kakak kamu juga nggak bunda angkat kok teleponnya." Bunda Kim mengusak rambut Taehyung. "Omong-omong, kamu ganteng loh hyung pake baju warna hijau gini."

"Hah?"

.

.

.

.

.

.

.

Us

TBC

Book 1 : It's You by Reika_Rei and Chocolatesoup_

Selamat membaca. Maafin pake banget aku ngilang terus ya :')

Us (It's You, Book 2)Where stories live. Discover now