"Ini konsepnya mau gimana boss?" Mingyu memperlihatkan layar tabletnya pada sang atasan yang sejak tadi sibuk membuka lembar demi lembar laporan yang harus ia periksa.
Merasa tak ada jawaban, bahkan kepala pria Kim itu tidak sama sekali menoleh, Mingyu mulai kesal. Dengan sengaja ia mengarahkan layar tabletnya persis di depan wajah sang atasan. "Yang ini bagus boss?"
"KIM MINGYU ANJING." Mingyu tertawa puas, Taehyung ini memang sesekali harus diberi pelajaran. Mentang-mentang Mingyu itu sekretarisnya, lalu Taehyung pikir dia bisa seenaknya mengabaikan Mingyu? "Mata gue sakit, sialan lo ah. Lagian itu layarnya terang banget sih."
"Biarin, sengaja gue mah. Biar mata lo buta sekalian, boss. Biar Jimin sama gue aja." Mingyu kembali tertawa ketika melihat wajah Taehyung yang tidak bersahabat. "Udah, makanya ini liat dulu. Lo tunangan tuh 3 hari lagi dan lo masih belum milih konsepnya mau gimana. Gue kalo jadi calon mertua lo sih udah pasti batalin tunangannya." Ya, acara pertunangan Taehyung dan Jimin akan dilaksanakan 3 hari lagi. Sesuai dengan rencana mereka di awal, acara pertunangan akan dilakukan 1 minggu setelah Sungwoon melahirkan. Kebetulan Sungwoon sudah melahirkan sejak 5 hari yang lalu.
Taehyung menghela nafas lelah. Setelah selesai menggantikan posisi Namjoon di kantor, Taehyung menempati posisinya yang baru. Kepala Tim Design. Posisi ini ia dapatkan bukan karena sang bunda sebagai pemilik perusahaan, tapi memang anggota timnya merasa Taehyung kompeten dalam bidang ini dan mampu menjadi pemimpin mereka.
Dengan menempati posisi ini, otomatis pekerjaan Taehyung semakin berat dan banyak. Ditambah ia akan mengambil cuti selama 2 hari untuk acara pertunangannya. Alhasil, ia harus rela pulang larut beberapa hari ini untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Itu saja sudah dibantu Mingyu, walaupun pria dengan marga yang sama dengannya itu selalu mengeluh.
"Kirim ke email gue, biar gue cek."
"2 hari yang lalu lo juga bilang gitu, Taehyung. Tapi akhirnya nggak lo cek emailnya. Udah, dari sini aja. Lo tinggal pilih, biar gue urus sisanya."
Taehyung akhirnya mengambil tablet yang ada di tangan sahabatnya, kemudian menggeser layarnya untuk melihat beberapa contoh konsep acara untuk pertunangannya. "Oke, yang ini aja." Putus Taehyung setelah menggeser layar beberapa kali.
"Ya udah, gue urus ini dulu. Nanti baliknya baru gue bantu cek dokumen lagi. Bye boss, enjoy the document!" Ucap Mingyu yang membawa langkahnya menjauh dari meja Taehyung, lalu keluar dari ruangan atasannya.
Oke, memang harus diakui bahwa terkadang Mingyu benar-benar dapat diandalkan.
.
.
"Iya, ini aku udah mau pulang kok. Kamu ada mau dibawain sesuatu?" Taehyung masih sibuk berbicara dengan yang tersambung pada panggilannya sambil membawa langkahnya menuju mobilnya.
"Oke, oke. Ini udah di dalem mobil nih. Aku otw ya."
Sebelum menjalankan mobilnya yang sudah ia nyalakan terlebih dahulu, Taehyung kembali memeriksa ponselnya. Ia mendapati pesan dari Mingyu bahwa semua telah beres. Ia tersenyum lega, setidaknya Kim Mingyu tidak mengacau.
Akhirnya pria Kim itu menjalankan Bugatti hitam legam miliknya, menyusuri jalanan kota Seoul yang cukup ramai sore ini.
Taehyung memilih untuk pulang lebih cepat karena ingin menyampaikan beberapa hal mengenai acara pertunangannya pada sang calon. Ia juga sangat ingin bertemu Jiwoo, anak perempuan Sungwoon dan Jaehwan yang baru saja diperbolehkan pulang 2 hari yang lalu.
Semenjak Namu lahir, entah mengapa Taehyung begitu menyayangi anak-anak kecil. Bahkan sebelumnya ia tak begitu tertarik pada anak kecil, Yeonjun contohnya. Tetapi sekarang, ia begitu merindukan sepupunya yang menggemaskan itu.
Itu sebabnya, Taehyung begitu antusias ketika mengetahui bahwa Sungwoon melahirkan seorang bayi perempuan. Taehyung belum pernah memiliki sepupu ataupun keponakan perempuan.
.
.
Bell rumah Jimin berbunyi, membuat pria mungil itu dengan sedikit berlari menghampiri pintu utama dan membukanya. Ia tau, itu kekasihnya -ralat, calon tunangannya yang datang.
"Hyung!" Seru Jimin ketika melihat Taehyung dengan setelan jas dan coat hitam yang melapisi tubuh tegap itu. Taehyung yang gemas melihat Jimin, memberikan senyuman khas miliknya.
"Hai, lama ya? Maaf, macet banget."
"Nggak kok. Ayo masuk." Jimin mempersilahkan Taehyung masuk, ia juga mengambil bingkisan yang Taehyung bawa. Kemudian membantu pria itu melepaskan coat dan jas-nya.
"Aduh, nyonya Kim. Jadi enak nih aku, berasa udah suami istri ya?" Taehyung menggoda Jimin yang memang berlagak seperti seorang istri.
Jimin tersipu. Memang si Kim Taehyung ini sekarang sangat pandai memberi kata-kata manis. "A-apa sih. Udah sana ke kamar mandi dulu. Baru boleh ketemu sama Jiwoo." Jimin menggantung coat dan jas milik Taehyung kemudian berlalu ke dapur untuk menempatkan makanan yang dibawa Taehyung. Meninggalkan Taehyung sendiri di ruang tengah dengan senyuman menyebalkannya.
"Duh ya Tuhan, mau cepet-cepet sah aja."
.
.
.
.
.
.
.
Us
TBC
Book 1 : It's You by Reika_Rei and chocolatesoup_
Jadi tuh, semenjak Taehyung ngeliat Seokjin ngelahirin Namu, dan ngeliat Namu yang mungil dan nggak berdaya, dia jadi tergerak gitu hatinya.
Jadi, menurut kalian. Lebih suka Taehyung yang sekarang atau yang dulu? Galak-galak ngangenin gitu?
Enjoy!
YOU ARE READING
Us (It's You, Book 2)
RomansaNew chapter of Jimin and Taehyung's Love Story. Ready to be a witness of their true love? Book 1: It's You, by Reika_Rei and Chocolatesoup_