"Jadi Yoongi sama Jungkook rencananya nikah kapan Min?"
Kepala keluarga Min menatap sahabat baiknya, kemudian bergegas menjawab pertanyaan papa Park sehabis menyesap kopinya. "Dua minggu lagi, Park. Dasar anak muda, main coblos anak orang sembarangan."
Jawaban papa Min mau tak mau membuat semua yang ada di sana tertawa. Keluarga Min memang sudah mengetahui soal kehamilan Yoongi, mama Min yang pertama. Ketika kepala keluarga Min mengetahui untuk pertama kalinya, ia begitu marah dan hampir membunuh Jungkook dengan tangan kosong.
"Kalo si Kim kampret itu berani macem-macem sama anakku, udah habis itu barangnya sama aku." Kali ini semua orang tertawa mendengar ucapapan papa Park.
"Jimin kapan nih nyusul sama Taehyung?" mama Min bertanya pada Jimin yang sejak tadi tak memberi banyak komentar.
"H-hah? Gak tau ma." Jawab Jimin malu-malu.
"Nyusul apanya? Emang si Kim itu ada niat serius? Gak keliatan sama sekali tuh."
Jimin menoleh ke arah ayahnya, mendengar ucapan ayahnya membuat Jimin sedikit sakit hati. Ia yakin Tae-hyung nya serius dengannya.
.
.
"Iya, udah hyung langsung pulang aja ya ke rumah. Iya, iya. Hati-hati ya hyung, bye. Wuff u."
Jimin menghela nafas lelah. Tugas perkuliahannya membuat tubuh dan pikirannya benar-benar lelah, ditambah ucapan ayahnya beberapa hari yang lalu ketika keluarga Park berkunjung ke rumah sahabat karib sang kepala keluarga, yaitu keluarga Min.
"Jimin, jangan mikir yang macem-macem dulu ya. Harus yakin kalo Tae-hyung emang serius sama kamu."
Sedang asik dengan pikirannya sendiri, pintu kamar Jimin dihentak kasar, menampilkan calon pengantin –read Yoongi dengan rambut acak-acakan dan bajunya yang cukup berantakan.
"Abis ngapain Yoon? Gugurin kandungan?"
"Eh itu mulut dijaga ya, selepet gesper kelar." Jimin tertawa mendengar ucapan sahabatnya. Lagipula, pria Min di depannya ini habis melakukan apa sih?
"Terus abis ngapain? Berantakan banget gitu."
Yoongi masih belum menjawab pertanyaan Jimin, ia menutup pintu kamar yang sudah seperti kamarnya sendiri itu kemudian menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk milik Jimin.
"Woy pelan-pelan lah rebahannya bu. Itu nanti anak kamu loncat, ngeri ih."
Yoongi menatap sahabatnya sinis. "Si Jungkook tuh emang bangsat ya."
Nah, kalau sudah menyebut nama itu dan disertai makian –walaupun hampir setiap menyebut nama kekasihnya Yoongi selalu mengumpat- artinya mereka sedang ada masalah.
"Gak inget apa udah mau kawin. Udah mau jadi bapak juga. Masih aja jelalatan, apa perlu dibikin buta aja itu matanya??!" Yoongi melanjutkan ucapannya dengan mata yang berapi-api.
"Lah, kawin mah kan emang udah, Yoon."
"Minggat sana Jim dari bumi. Otak kamu terlalu cetek buat jadi makhluk bumi."
Jimin kembali tertawa, Yoong ini benar-benar deh. Sedang hamil bukannya menjaga tutur kata agar kelak anaknya tidak mencontoh dirinya, loh ini malah berkata kasar terus.
"Ya ampun, adek yang di dalem, ini mamanya jangan dicontoh ya. Gak baik, mending kamu ikut papa aja deh." Jimin masih terus berusaha menggoda sahabatnya.
"Jangan, nanti mirip bapaknya malah bego."
"Hssst, udah udah. Kamu kenapa sama Jungkook? Jangan ngumpat terus, Yoongi. Gak baik, nanti anak kamu nyontoh."

YOU ARE READING
Us (It's You, Book 2)
RomanceNew chapter of Jimin and Taehyung's Love Story. Ready to be a witness of their true love? Book 1: It's You, by Reika_Rei and Chocolatesoup_