Us "11"

1.1K 125 13
                                    

"Jadi maksudnya kamu mau ngelamar anak saya?" Tubuh Taehyung menegang. Padahal selama ini ia terbiasa diintimidasi oleh papa Park, tapi mengapa sekarang rasanya sangat menakutkan?

"I-iya pa. Taehyung bukan bermaksud ngajak Jimin nikah sekarang, enggak. Tapi Taehyung mau ngiket Jimin dulu, iya gitu pa." Taehyung menjawab dengan senyuman kotaknya.

"Kamu pikir anak saya itu anjing? Harus diiket?" Taehyung terkejut, ini papa Park kenapa jadi begini sih?

"Eh, bukan gitu, pa. Maksudnya itu-"

"Papa, nggak usah sok galak. Kemarin-kemarin yang kesel karena anaknya nggak dikasih kejelasan tuh siapa?" papa Park menatap istrinya kesal. Selalu saja, istrinya merusak image galak dan berwibawanya di hadapan para calon menantunya.

"Ya bukan gitu, aku kan-?"

"Apa? Kamu kenapa?" Ucapan mama Park membuat suaminya terdiam.

Sungwoon dan Jaehwan saling menatap dan berusaha menahan tawa mereka. Kepala keluarga Park itu memang tidak akan bisa melawan kalau sudah ibu negaranya yang berbicara.

"Ya udah, ajak bunda kamu. Kita omongin lagi baiknya gimana."

.

.

"Jadi gimana, dek? Berhasil nih?" Seokjin mengambil tempat di samping sang adik dengan Namu dalam gendongannya. Mengundang pandangan berbinar Taehyung pada keponakannya.

"Si papa minta ketemu sama bunda, biar diobrolin lagi. Gitu." Jawab Taehyung sambil memindahkan Namu ke dalam gendongannya. Memainkan hidung super mancung milik Namu yang iya yakini mirip dengan hidung kakaknya.

"Ya, emang baiknya gitu sih. Jadi dari kedua pihak sama-sama tau dan bisa kasih masukan ke kamu sama Jimin. Percaya deh, papa tuh sebenernya setuju banget kamu sama Jimin. Keliatan kok dari tingkahnya dia." Seokjin memberi semangat pada adiknya dengan senyuman manisnya.

Taehyung sekarang tau, mengapa Kim Namjoon yang super galak itu bisa takluk dengan kakaknya.

.

.

"Hansoo, resep pudding yang kamu kasih kemarin itu. Si Jaehwan suka banget, makasih ya."

Bunda Kim tersenyum, kemudian mengusap punggung tangan sahabatnya. "Sama-sama, itu resep kuenya mana ya? Udah aku tungguin dari minggu lalu loh. Si Namjoon dari kemaren request dibikinin cookies."

Sungwoon dan Seokjin menatap ibu mereka malas. Sumpah demi apapun, kedua ibu-ibu ini terlalu memperhatikan menantu mereka dibandingkan putra mereka sendiri.

Setelah menghabiskan makanan yang disajikan dan berbincang-bincang sedikit. Kini keluarga Kim dan Park memasuki pembicaraan yang serius mengenai putra bungsu dari kedua belah pihak.

"Jadi, gimana nih baiknya?" bunda Kim membuka pembicaraan.

"Kalo menurut aku, lebih baik setelah Sungwoon ngelahirin, Soo." Papa Park menanggapi.

"Oh iya, Sungwoon kira-kira kapan ngelahirinnya, nak?" bunda Kim bertanya pada Sungwoon yang sejak tadi sibuk memakan cheese cake yang disajikan sebagai dessert.

"Uhm, perkiraannya 3 atau 5 hari lagi, bunda." Sungwoon berucap sambil mengelus perut besarnya.

"Wahh, umurnya nggak beda jauh nih sama Namu. Dijodohin aja kali ya?" Setelahnya, Seokjin menertawakan ucapannya sendiri yang diikuti oleh Sungwoon.

Semenjak pertemuan mereka yang pertama, Seokjin memang langsung akrab dengan Sungwoon karena sifat mereka yang benar-benar mirip.

"Ya udah, setelah Sungwoon ngelahirin, Taehyung sama Jimin lamaran aja langsung ya. Untuk persiapannya, Taehyung mau dibantu mama sama bunda atau gimana?" mama Park menatap calon menantunya yang terlihat begitu antusias.

"Biar Taehyung sama Jimin sendiri aja yang nyiapin ma. Biar berasa berjuangnya gitu, hehe." Taehyung menjawab dengan senyuman kotak khas miliknya.

"Oke deh, berarti sekitar 1 minggu setelah Sungwoon ngelahirin ya, biar nunggu dia pulih dulu." Ucap sang bunda.

.

.

"Cie, seneng ya?"

Jimin mendelik malas. "Apa sih hyung? Kamu kali yang seneng."

"Ihh, emang kamu nggak seneng mau jadi istri aku?" Ucapan Taehyung dihadiahi pukulan di bahu tegapnya.

"Suamiii, aku tuh cowok, kalo kamu lupa."

"Tapi kan kamu di bawah, jadi istri." Ucap Taehyung tak mau kalah.

"Ya udah, gantian aja. Kamu yang jadi istri, aku maunya suami."

"Dengerin ya Park Jimin kesayangan, yang sebentar lagi jadi Kim Jimin, coba kamu pikir dulu. Yang udah kerja siapa? Aku. Yang badannya lebih gede siapa? Aku. Yang badannya keker plus lebih kuat siapa? Aku. Yang suka ngambek siapa? Kamu. Yang cengeng siapa? Kamu. Yang jago masak siapa? Kamu. Yang kalo lagi ciuman-"

Jimin menahan bibir Taehyung untuk tidak melanjutkan ucapannya. Sumpah, Jimin malu sekali. "Udah, udah stop. Jangan dilanjut, oke oke aku yang istri. Puas??!!"

"Hahaha, belom puas sayang. Belom sah soalnya."

.

.

.

.

.

.

.

Us

TBC

Book 1 : It's You by Reika_Rei and chocolatesoup_

Maaf ya, aku semalem nggak jadi update. Pulang kuliah aku tepar. Capek banget. Capek hati capek pikiran. Jadi sebagai permintaan maaf, lagi dan lagi. Aku triple update ya.

Hehe.

Enjoy!

Us (It's You, Book 2)Where stories live. Discover now