" Za... Eza... " Ve menggoyangkan tubuh Eza agar sang suami mau bangun dari tidurnya, karena ini waktunya dia minum obat. Sejak beberapa hari lalu karena tidak bisa menahan nafsunya membuat ia menjadi sulit untuk sehat. Ve terus saja menggoyangkan tubuh Eza, namun bukannya bangun Eza malah menarik selimutnya yang sempat melorot untuk menutupi seluruh tubuhnya. Eza benar-benar tidak ingin di ganggu karena kepalanya benar-benar sakit sekarang.
" Sayang.. Kamu bangun dulu minum obatnya... "
" Aku ngantuk yang... Mau tidur aja.. "
" Ishhhh minum obatnya dulu biar cepet sembuh.. Eza... " Ve mencoba menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Eza namun di tahan kuat olehnya,
" Ck... " Ve berdecak kesal karena Eza benar-benar tidak mau bangun. Dengan mengumpulkan semua kekuatan, bahkan ia sempat melakukan sebuah peregangan kecil.
Heh??
Akhirnya Ve dengan kuat menarik selimut tersebut dan melemparnya menjauh. Eza yang merasakan tidurnya terganggu mencoba untuk mengambil posisi telentang, Eza membuka matanya dengan perlahan dan menatap Ve yang kini menatap juga kearahnya.
" Ve... "
" Sayang.. Kamu harus minum obat dulu makanya baru tidur lagi... "
" Tapi aku pusing sayang.. "
" Iya Tap-- "
Ucapan Ve terhenti saat Eza kini sudah duduk di sebelahnya dan mulai bertingkah manja dengan menenggelamkan wajahnya di leher Ve.
" Za?? "
" Pusing Yang.. "
Ve menghela nafas pelan, Ve mulai memberikan pijatan kecil di kepala Eza, Eza merasa enak mendapatkan pijitan itu.
" Yang jangan tidur dulu, makan dulu terus minum obatnya. Yang... Za... ihhh Eza.. "
Ve menggoyang-goyangkan tubuh Eza, namun tidak ada respon apapun, bukannya gimana-gimana, tapi Ve benar-benar kahwatir jika sang suami tidak meminum obatnya dengan tidak teratur membuatnya sangat sulit untuk sembuh. Maka dari itu sejak tadi ia terus memaksa Eza untuk bangun untuk minum obat.Setelah beberapa kali paksaan akhirnya Eza berhasil untuk meminum obatnya, dan sekarang ia kembali tertidur. Huhhh Ve benar-benar merasa seperti mengurus seorang anak yang berusia di bawah 10 tahun, benar-benar, manjanya Eza mengalahkan kemanjaan seorang anak-anak.
Ngomong-ngomong soal anak...
Ve ingin memilikinya...Tapi ??
Bagaimana dengan kuliahnya, ia masih menginginkannya juga, tapi ia juga menginginkan seorang anak. Kedua orang tuanya dan kedua orang tua Eza juga selalu menanyakannya tentang kapan mereka akan memiliki seorang anak. Ve menghela nafas pelan, kemudian menoleh kearah Eza yang sudah terlihat terlelap, ia tersenyum kecil, Eza selalu terlihat lucu jika sedang tertidur seperti ini. Ve mendekatkan wajahnya kearah wajah Eza yang tertidur, ia mengecup sekilas bibir Eza, saat ia menjauhkan wajahnya dari wajah Eza, Ve dapat melihat bibir Eza membentuk sebuah senyuman.
" Huhh dasar... Padahal lagi tidur, ngerasa aja sih kalau habis di kecup.. " Gerutu Ve, namun tak menampik bahwa ia juga terkekeh kecil.
Entah apa yang merasuki Ve, ia menoleh kearah Eza kembali, kali ini bukan wajahnya.. Tapi... Daerah bawah Eza.. Ve menelan ludahnya dengan susah payah.. Ve mencoba memanggil-manggila nama Eza, namun tak ada repon apapun.' Aman.. '
Itulah yang di pikirkan oleh Ve, dengan pelan tangannya merambat kearah celana yang di guanakan oleh Eza, membuka dengan perlahan. Ve meneguk ludah kembali saat melihat sebuah gundukan yang terlihat dari balik celana dalam milik Eza. Ve menatap kearah wajah Eza kembali. Masih tertidur...
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Mesumku I Love You [ Complete✔ ]
RomanceMemiliki Seorang Suami Mesum mungkin memang sangat merepotkan dan menyebalkan. Bagaimana tidak merepotkan ketika dia On di saat-saat yang tidak terduga. Aku sangat Kesal. Selalu saja dia memaksaku untuk menuntaskan hasratnya itu. Walaupun aku menol...