" Zaaaa.... Pleaseeee... " Kedua tangan Ve terlihat mengatup satu sama lain. Bahkan ia menatap Eza dengan memasang wajah memohon penuh rayuan.
" Eza.... Sayang... Aku janji ga akan nakal kok..." Ve terus saja mengeluarkan nada rayuan-rayuan karena ia tau Eza akan cepat luluh dengan semua rayuan yang di lontarkannya.
Sedangkan Eza hanya menghela nafas pelan, ia seharusnya tau bahwa istrinya itu memang memiliki kemampuan merayu yang tidak perlu diragukan lagi. Apalagi sejak kehamilan yang menginjak usia tua ini menjadikan Ve menji manja dan bahkan tidak ingin di tinggal Eza barang sedetikpun, jadi kemanapun Eza pergi Ve harus ikut. Eza memang tidak pernah menolak untuk mengajak Ve kemanapun ia pergi, tapi untuk kali ini ia benar-benar tidak bisa membawa istrinya ini.
" Sayang, Aku sudah menuruti permintaanmu untuk ikut bersamamaku dalam perjalanan bisnis ini, tapi untuk ikut ke acara pertemuan ini aku benar-benar tidak bisa membawamu sayang... " Ucap Eza dengan nada pelan, Terlihat Ve memanyunkan bibirnya.
" Ya sudah kalau tidak boleh ikut, tapi aku boleh keluar dari kamar hotel kan? Aku mau jalan-jalan Zaaaaa "
Lagi dan lagi Eza hanya bisa menghela nafas, sudah tak terhitung sudah berapa banyak ia menghela nafas dalam beberapa menit ini. Eza menatap kearah istrinya yang kini dalam posisi duduk di sisi ranjang menatap dirinya tampa berkedip sedikitpun, terlihat perut besarnya yang tertutup kaos longgar bahkan sekali ia melihat Ve mengusap perutnya bahkan Ve juga berbisisk pelan mengatakan kalau Eza adalah Papa yang jahat.
" Sayang kau tunggu saja disini ya, aku tidak akan lama, aku hanya menghadiri rapat para kolega yang membahas kerjasama dengan perusahaan, Yang " Eza melihat Ve kini memonyongkan bibirnya, sesekali di gerakkan kesana kemari.
Eza sudah menuruti kemauan sang istri untuk ikut dirinya keluar kota demi menghadari sebuah rapat antar perusahan yang ingin bekerja sama dengan perusahaannya. Sebenarnya Eza sudah membicarakan ini dengan semua keluarganya, bahkan memberi tau sang istri bahwa ia akan aman jika tetap di rumah, atau di tinggal di rumah Mama Papanya, tapi istrinya itu terus saja merengek ingin ikut. Dan akhirnya dengan persetujuan semuanya, Ve ikut di boyong keluar kota." Tapi aku bosan yang terus berdiam di dalam kamar hotel tampa jalan-jalan "
" Tetap disini atau pulang? " ucap Eza tegas membuat Ve menatap kearah Eza dengan tatapan tajam
" Gakk mauuu " Ngotot Ve dengan tangan yang bersedekap di atas dada dengan kesal
Jujur jika dulu Eza senang dengan sikap manja Ve , tapi kali ini, ini pertama kalinya Eza benar-benar jengah dengan sikap istrinya ini. Tapi ia memiliki alasan kuat untuk melarang istrinya ini untuk jalan-jalan kenapa? Karna ia khawatir. Khawatir jika istrinya mengeluh mulas dan melahirkan di tempat yang tidak seharusnya.
" Aku sudah menelpon Sharen, dan ia akan menemaniku di sini-- "
" Benarkah?? " Terlihat Ve membinarkan matanya saat ia mendengar Sharen akan menemaninya, Ve bahkan sudah menyusun rencana dalam otaknya dengan tiba-tiba saat Sharen nanti datang, namun...
" Dia akan menemanimu dikamar ini sampai aku kembali "
Senyum yang tadi di sunggingkan Ve tiba-tiba berubah menjadi kecut, sembari mengelus-ngelus kembali perutnya dan mengatakannya dirinya sebagai Papa yang jahat.
" Jangan mengatakan itu, atau membuat alasan demi si baby.. Keputusanku sudah bulat kamu diam disini dengan Sharen sampai aku kembali atau aku memulangkanmu "
" Tapi jika nanti aku melahirkan dan kamu tidak ada bagaimana? Aku mau kamu yang menemaniku sayang " Ucap Ve manja
" Aku akan menemanimu sayang, dan bukankanh kata dokter masih ada waktu beberapa hari lagi untuk sang Baby lahir hmm " Eza mendekat kearah sang istri dan memberikan ciuman di ibir Ve sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Mesumku I Love You [ Complete✔ ]
RomanceMemiliki Seorang Suami Mesum mungkin memang sangat merepotkan dan menyebalkan. Bagaimana tidak merepotkan ketika dia On di saat-saat yang tidak terduga. Aku sangat Kesal. Selalu saja dia memaksaku untuk menuntaskan hasratnya itu. Walaupun aku menol...