" Jadi kapan aku bisa melakukan kewajibanku lagi bersama istriku " Tanya Eza dengan santainya kepada sang dokter sedangkan keluarga yang lain memberikan berbagai macam ekspresi. Bisa-bisanya Eza bertanya hal kapan ia bisa melakukan kewajibannya bersama Ve, sedangkan sang istri belum sampai 12 jam melahirkan ia sudah memikirkan hal mesum, siapa yang tidak geram coba. Dan Eza beruntung Papa Ve sudah ijin pulang terlebih dahulu karena suatu urusan, jadi hanya tinggal Mama dan Papa Eza, di tambah Gavin dan Sharen. Bisa di bayangkan jika sang mertua masih ada diruangan rawat Ve, entahlah apa yang akan terjadi. Sementara Ve terlihat terlelap karena effek yang di berikan sang dokter pengurang rasa sakit. Kalau Ve masih bangun bisa di pastikan walaupun tubuhnya lemah karena pasca melahirkan, mungkin vas bunga yang tidak jauh dari brangkar rumah sakit akan melayang tepat di kepala Eza ketika mendengar kalimat pertanyaan Eza yang ingin melakukan kewajibannya.
" Karena istri anda melakukan proses melahirkan secara normal butuh beberapa bulan untuk bisa melakukan hubungan suami istri kembali, harus menunggu luka jahitan di area kewanitaan istri anda sembuh dahulu "
Eza menganga mendengar itu semua. Eza mana tahan, sampai berbulan-bulan tidak menyentuh Ve. Seminggu saja tidak menyentuh istrinya serasa setahun.
" Tiii....daaaakkk.... Aku tidak kuat...." Teriak Eza sembari memegang kepalanya.
Plukkk
Bantal sofa yang ada di ruangan tempat Ve dirawat melayang tepat di kepala Eza, dan sang pelaku adalah, Gavin.
" Kau bisa membangunkan Istrimu Bangsat.. "
" Gavin.. Ucapannya.. " Sharen yang mendengar ucapan terakhir Gavin memberikan pukulan di kepala kekasihnya itu.
Sedangkan Eza hanya menatap tajam kearah Gavin, ia memungut bantal sofa tersebut dan kembali melemparnya kearah Gavin, namun meleset malah kena kearah Sharen tepat di wajahnya.
Kedua pria tersebut memasang wajah terkejut, terlebih Gavin." bukan salahku, Gavin yang mulai " Ucap Eza sembari mengangkat tangannya,
Dokter yang masih di dalam ruangan itu hanya geleng-geleng melihat kelakuan dua pria yang menurutku seperti anak kecil. Karena tidak ingin berlama-lama di dalam ruangan tersebut, sang Dokter akhirnya undur diri untuk keluar dari ruangan." Eza, sebaiknya kamu kekamar bayi dulu gih, bawa Axelle ke sini agar nanti Ve bisa menyususi Axelle saat Ve terbangun " Perintah Mama Eza.
" Ehh jadi Ve akan menyusui Tan? " Tanya Gavin dengan semangatnya
" Ngapain lo semangat begitu curut.. Jangan macam-macam, kalau lo mau kan ada Sharen tinggal minta aja sam-- "
Bughhh
Kembali bantal sofa yang tadi di peluk oleh Sharen kembali melayang kearah Eza sehingga membuat ucapan Eza terhenti.
" Udah sana di suruh kekamar bayi juga.. " Kesal Sharen,
Eza yang mendengar ucapan yang penuh nada kekesalan dari Sharen langsung melesat dengan cepat menuju kamar khusus bayi.' Kalau cewek udah marah serem cuy ' Ucap Gavin dalam hati
" APA?? " Sentak Sharen saat Gavin melihatnya
" e..enggak kok Yang.. "
" Jangan ikutan mesum kayak Kak Eza deh..."
" Dihh tapi kamu suka kan.. Buktinya setiap Ak-- awwshhh "
Gavin menjerit saat merasakan pinggangnya seperti mendapat capitan pedas dan ia melihat tatapan menyeramkan yang menguar dari Sharen" Kalian berdua ini ribut ihh.. Orang lagi nonton Drama juga, buat orang jadi ga fokus sama ceritanya " Keluh Mama Eza yang sejak tadi fokus terhadap acara sinetron yang tayang di televisi di dalam ruangan tempat Ve kini.
Karena tidak ingin dapat omelan berlanjut akhirnya keduanya pun bungkam.***
Eza terlihat memandangi sang istri dengan lekat-lekat yang tengah menyusui sang anak, karena terlalu sensitive Eza mengusir semua keluarganya yang tadi sempat masih berada di ruangan Ve, ia tidak ingin Papa Mama nya melihat Ve yang tengah menyusui sang anak, terutama Gavin, jadi ia mengusir mereka keluar ruangan.
" Yang.. " Panggil Eza kepada Ve, Ve menolehkan kepalanya kearah Eza dan hanya menjawab panggilan Eza dengan hanya mendehem saja.
" Itu... Sakit Gak? " Pertanyaan yang terkesan sangat polos dari Eza sembari menunjuk kearah payudara Ve membuat Ve mengernyit heran.
Ve hanya menggeleng pelan,' Hmmm bagaimana mungkin bisa sakit, orang di hisap denganmu saja tidak merasa sakit, apalagi dengan bayi mungil ini ' Ucap Ve dalam hati
Setelah cukup lama dan terlihat sang anak sepertinya tertidur dan tidak ingin menyusu lagi, akhirnya Ve menyerahkan Axelle kepada Eza untuk di bawa kearah box bayi yang tidak jauh dari tempat mereka.
Sekembalinya Eza ia menatap Ve dengan senyuman, pandangan mereka yang saling beradu memandang satu sama lain. Tatapan yang sama seolah menggambarkan betapa mereka tengah merasakan haru setelah hampir 9 bulan menunggu sang buah hati mereka yang kini telah lahir." Aku tidak menyangka bahwa sekarang aku sudah menjadi seorang Papa " Ujar Eza sembari memberikan kecupan di bibir Ve.
Ve hanya berguman dan sesekali menduselkan wajahnya di dada bidang sang suami untuk mencari posisi nyaman. Ve mendongak melihat raut wajah bahagia yang terpancar di wajah suaminya. Terlihat Ve tersenyum, mungkin suasana sang suami tengah bagus, dan mungkin ini waktu yang tepat untuk menyampaikan hal yang ingin di sampaikan oleh ve.
" Yang... " Panggil Ve, Eza yang sejak tadi tak berhenti memberikan ciumannya kearah Ve melihat wajah Ve yang kini menatap dirinya dengan lekat.
" Kenapa sayang? "
" emmm.. Aku boleh minta sesuatu ga? " Tanya Ve walau terdengar dengan nada yang sedikit ragu.
" Minta apa yang.. " Eza gemas dengan sang istri dan memberikan cubitan di pipi Ve dengan pelan
" Boleh aku minta lanjut S2 ga Yang.. " Jawab Ve sembari menjauhkan sedikit badannya dari Eza, Ve melihat respon Eza yang sempat terdiam dan terlihat bersedekap membuat ia menggigit bibirnya, ia sangat berharap Eza mengijinkan keinginan nya ini.
Cukup lama Eza terdiam hingga akhirnya membuka suara." Boleh, terserah kamu sih..... "
Ve hampir memekik senang mendengar jawaban Eza yang memberikannya ijin untuk melanjutkkan S2nya. Sempat ingin mendekatkan tubuhnya kembali kearah Eza bermaksud untuk memeluknya dan ingin menyampaikan rasa terimakasihnya, namun saat mendengar lanjutan dari ucapan sang suaminya membuat tubuh Ve membeku.
" Tapi nanti aja kalau kamu sudah melahirkan anak-anak kita yang lai..... " Eza memberikan cengiran kearah Ve. Sedangkan Ve memberikan wajah datar sedatar datarnya kearah Eza.
" AKUUU BUKAN PABRIK BAYIIII... "
Ve menimpuk Kepala Eza dengan bantal yang terdapat di brangkar rumah sakit. Pukulan yang terlampau keras membuat Eza sampai terjungkal kebelakang, dan sukses bokoknya mencium lantai. Ve mendengus kesal dan mengambil posisi berbaring kembali.
Sedangkan Eza di bawah lantai meringis merasakan sakit bahkan hampir menembus tulang ekornya. Jangan bayangkan bagaimana ia terjatuh sampai terjungkal kebelakang dari atas brangkar tersebut.' Njirrr sakitt banget... Aku pikir Aku akan mati hanya karena pukulan keras dari bantal dan terjatuh dari brangkar ini, Ashhh tulangku.. Aku bahkan mendengar tulangku retak.. '
Jangan kira karena habis melahirkan yang bahkan hampir menguras banyak tenaga membuat Ve kehilangan tenaganya, ohh jangan salah... Ve masih punya cukup cadangan tenaga untuk menendang tubuh Eza keluar dari lantai 36 di rumah sakit ini.
______________________________
______________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Mesumku I Love You [ Complete✔ ]
RomanceMemiliki Seorang Suami Mesum mungkin memang sangat merepotkan dan menyebalkan. Bagaimana tidak merepotkan ketika dia On di saat-saat yang tidak terduga. Aku sangat Kesal. Selalu saja dia memaksaku untuk menuntaskan hasratnya itu. Walaupun aku menol...