"Sudah berapa kali aku bilang ayah, aku tidak mau menikah dengan siapapun. Aku bisa menaruh 70% sahamku ke perusahaan ayah. Kenapa malam meminjam pada orang lain?"
Malam di kota padat penduduk. Menjadi malam yang begitu memuakan bagi Oh Sehun. Pria 31 tahun itu menatap ayahnya yang duduk di sebrang meja. Shilla'Stay, yang bertepat di kawasan myongdong itu menjadi pilihan utama bagi ayah Sehun untuk mengadakan pertemuan bersama putra sematawayangnya.
Shilla Stay merupakan sebuah hotel berkapasitas bintang lima yang sungguh sangat menjadi incaran bagi berbagai warga lokal maupun turis untuk melakukan penginapan sementara. Kapasitas hotel yang lengkap dengan pemandangan langsung mengarah ke Haeundae Beach.
"Masalahnya ayah sudah menerima 80% saham S-Oil. Tuan Wu membersi persyaratan untuk itu, kau harus menikahi putrinya." Keruh wajah tuan Oh saat itu kentara di wajah yang selalu memamerkan alter tegasnya. Pria tua itu tampak memijat pangkal hidungnya yang sedikit berdenyut.
Sehun, pria itu berdecih dalam hati. Ia tidak meyangkalnya jika tuan Wu memang memiliki kekuasan yang cukup tinggi daripada ia dan ayahnya, tapi setidaknya. Yang ia pikirkan tentang ayahnya yang selalu berpikir bijak dalam mengambil keputusan. Sudah dua kali pria dewasa di hadapan Sehun itu salah dalam mengambil jalan. Lubang prangkap masih tetap sama, jurang terjal nan dalam itu lagi-lagi dibuat tuan Wu untuk keluarganya dan ayahnya yang mungkin 'polos, mau dan menurut saja untuk terjun ke dalamnya. Entah apa yang diinginkan ayahnya saat ini. Sehun tidak mengerti.
"Lagi-lagi ayah membuatku terlibat dalam masalah, ayah. Kau tahu siapa tuan wu?! Dia itu pecundang, lintah darat. Kenapa ayah mau saja menerima tawaran yang dia berikan?"Air muka pria tampan itu memerah. Sungguh, ini sudah yang kesekian kalinya Sehun dipaksa untuk menikahi putri dari kolega ayahnya. Kepalanya pusing. Belum lagi dengan dokumen-dokumen yang harus segera ia tanda tangani. Memikirkanya membuat kepala sehun serasa ingin pecah.
"Ayah terpaksa Sehun, ayah tidak akan melakukan itu jika tidak dalam keadaan seperti ini. Perusahaan ayah akan di tutup jika sahamnya terus-terusan menurun, kau pikir dari mana ayah akan mendapatkan uang untuk membayar para pekerja??"
Tuan Oh memelas.
Sudah setengah jam mereka berada di balroom hotel Shilla Stay. Dan hanya topik pemaksaan menikah yang terus mereka bahas di atas meja itu. Beberapa menu yang tersaji di buku telah mereka pilih. Beberapa desert dan minuman ringan. Tidak ada pilihan menu berbau masakan berat yang dipesan keduanya dari resto hotel itu.
"Aku akan mengembalikan 80% saham itu, ayah akan mendapatkan 90% saham'ku di jepang." Ujar Sehun mencoba meyakinkan sang ayah.
"Tidak, tidak. Tuan Wu akan marah besar, Sehun ayah sudah menanda tangani kontrak perjanjian itu, tuan Wu akan merasa terhina dengan hal itu. Ayah mohon mengertilah."
Ketakutan yang dirasa tuan Oh semakin menjadi, ya tuhan, kenapa susah sekali membujuk anak ini!! Monolog tuan Oh.
"Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Seharusnya aku yang memohon untuk ayah mengerti aku. Ayah selalu memaksakan kehendak ayah dan membuatku terkena masalah. Apa ayah tidak mengerti jika aku masih menginginkan'nya! Aku tidak bisa menerima siapapun di hidupku kecuali dia."
Ini titik lelahnya. Ayahnya selalu melaukukan apa yang dikehendakinya dengan sesuka hati. Sehun selalu dijadikan kambing hitam oleh ayahnya. Ia sudah cukup lelah, Sehun mengerti jika menjadi seorang putra sematawayang dari keluarga terpandang bukanlah hal mudah. Kesenagan, tingkah, cara bicara, adap istiadap selalu dijunjung atas nama kelauarga. Keluarga Oh, merupakan keluarga terpandang. Dan tentu saja Sehun tahu itu. Tapi apa tidak bisa?? Jika keputusan yang walau sedikit ia ambil diterima oleh keluarganya. Sehun tidak mencintai siapapun. Hatinya sudah tertutup untuk seorang yang bahkan telah pergi untuk selamanya.
"Apa-apaan kau Oh Sehun. Apa kau hanya akan hidup meyendiri sepanjang hidupmu, apa kau pikir keluarga kita tidak memerlkukan keturunan. Kau anak satu-satunya keluarga Oh, anak tunggal. Seharusnya kau tahu jika hal itu sangat penting untuk keluarga kita." Suara tuan Oh meninggi. Netra sipitnya berkapaut akan amarah yang sudah naik ke permukaan.
"Dengar! nikahi putrinya. Ini hanya untuk satu tahun, setelah itu terserah apa keputusanmu. Kau bisa meninggalkannya setelah itu.""Ayah menjualku!"
Kata-kata serkaktis yang keluar dari bibir tipis Sehun saat itu tak disangka tepat mengenai sasaran. Tuan Oh terdiam sejenak. Memikirkan tentang prialakunya yang sungguh kelewat batas pada saat ini. Yang diucapanya Sehun benar. Ia telah menjual putranya sendiri tanpa ia sadari.
Ketamakan. Kuasa, tahta, dan keegoisan tuan Oh menjadi ketika pira itu terguling pada titik terlemah. Ia diambang kebangrutan, Properti, cabang, saham, kolega, seakan berputar pada pikiranya saat ini. 31 tahun bukanlah waktu singkat ia membangun perusahaan itu sendiri. Ia memulainya dari nol. Sangat sulit ketika logika dan tekat jomplang dari keyakinan. Menjual beberapa aset telah tuan Oh lakukan. Tapi semuanya sia-sia, berjuta-juta won miliknya tidak akan cukup buatnya mempertahankan cabangnya yang satu itu. Kenanganya. Titik kerja kerasnya.
"Terserah apa yang kau pikirkan tentang ayah. Tapi kontraknya sudah ditanda tangani, mau tidak mau suka tidak suka kau harus menerima apa yang ayah perintahkan padamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/204259448-288-k865807.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR DAUGHTER - OOH SEHUN X YOU [COMPLETE] AND
Random"Ijinkan aku menikahi anak perempuan'mu."