Tak peduli bagimana aku akan menunggu, menangis seperti orang bodoh di sampingmu. Memberiku luka mengapa kau tak tahu, menunggumu, kau memintaku meninggalkan. Aku merindukanmu, merindukanmu. Aku membenci diriku yang seperti ini. Aku ingin menangis, aku ingin berlutut. Kalau saja semuanya tidak terjadi.
Aku tidak bisa tidur meskipun aku telah mencoba. Semua kesenangan indahku diwarnai oleh penyesalan. Aku tak percaya kau di sini. Jam berdetak lebih keras dari biasanya. Setelah mematikan lampu, berbaring dan menutup mata. Namun wajahmu kembali mencegahku.
Aku pikir 'selama tinggal' adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri. Aku berharap saat itu ada yang menghentikanku. Meskipun itu bukanlah perasaanku yang sebenarnya.
Hatiku sekarang mungkin sudah tertutup. Bertiup melewati titik tiada harapan. Dan napas tajammu menusukku.
Tadinya tenang. Sangat tenang!! Dan mimpi buruk datang padaku seolah menelanku utuh. Aku lemas tak berdaya. Terperangkap dalam dirimu saat kau berkicau munafik. Seluruh perasaanku 'sekaligus' perpishan kita 'sekaligus'. Semua itu menyerangku sekaligus. Aku terjebak dalam dirimu yang berbuat Bullshit!!
Omong Kosong.
Aku memintamu untuk hidup bahagia. Memintamu untuk melupakanku. Aku juga ingin, sebenarnya. Tapi sepertinya tak akan bisa. Aku akan berusaha untuk bertahan. Dan ketika angin telah tenang. Aku akan tersenyum seperti dulu lagi.
Jujur, bahkan saat kata-kata yang ingin ku ucapan hampir terucap. Aku tak bisa lakukan itu. Karena itu hanya membuatku semakin sakit.
Apa lagi yang bisa kulakukan?
Percayalah bahwa waktu menyembuhkan semua luka. Apa yang membuatku melalui hari ini, dan aku menyesalinya.
Aku akan mencoba hidup tanpa mu. Masikipun sehari tanpa dirimu terasa aneh. Saat-saat bahagia yang kita habiskan bersama.
Aku bahkan tak ingin mengingatnya.
Ku harap kita tak pernah bertemu lagi.
Jika kucoba sedikit lagi kau akan mengerti bagaimana perasaanku.
Harapan bodoh!
Bukan sesuatu yang akan disembuhkan dari waktu ke waktu. Semua hari kuperjuangkan untuk bertahan.
Aku menyesalinya.
Ini pertama kalinya aku memberi tahumu. Aku lebih suka kau hanya mengutukku. Aku tak lagi punya alasan. Mencoba memahamimu.
Aku menyesalinya.
Aku akan mencoba hidup tanpamu!
Bagiku sendiri, yang tak tahu apa-apa selain cara memberi. Kulakukan semua yang bisa kulakukan. Dan kuberimu hatiku.
Tapi aku tak lagi menyesal!
Sekarang aku hanya berharap kita tak pernah bertemu lagi. Yang benar-benar ingin kusampaikan padamu adalah !!?
Maafkan aku!
Kita berakir.
"Kau tak cukup mengerti, berhentilah berada di pihak bajingan itu."
"Aku sedang mencobanya." Liana tersenyum lembut, ia bersedekap dada dengan santai. Pandanganya lurus ke depan sana. Seseorang tengah menuju kemari. "Aku melihat seorang pria, berjalan dengan genteel kemari untuk menjemput kekasihnya yang tengan merajuk."
"Kau gila !"
"Oh sungguh, aku melihatnya. Dia tersenyum padaku dengan sangat tampan, dua kancing kemejanya terbuka. Kuharap kau tidak khilaf saat berbalik dan menyesalinya." Liana berbicara setengah berbisik pada Rose.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR DAUGHTER - OOH SEHUN X YOU [COMPLETE] AND
Acak"Ijinkan aku menikahi anak perempuan'mu."