Rose mengerinyit dengan bingung saat tangan Sehun menggenggamnya dengan erat ke sebuah tempat asing yang tidak pernah Rose kunjungi bersama pria itu sebelumnya. Mata Rose tertutup rapat. Pria itu aneh pikirnya, setelah pulang dari kantornya, Sehun tiba-tiba saja mengajaknya untuk pergi entah kemana. Matanya ditutup dengan kain hitam yang entah Sehun dapat dari mana. Ia berpikir sejenak, apa Sehun berniat memberinya kejutan? Kalau iya, Sehun benar-benar mengalami sakit, mungkin kepala pria itu terbentur ketika akan pulang kemari.
"Sudah sampai," ucap Sehun yang agak sedikit canggung. Dengan gerakan lembut ia membuka penutup mata Rose.
Sungguh, ini pertama kali dalam hidupnya Sehun memperlakukan wanita selembut ini.
"Wow! Apa ini Han River?" Tanya Rose dengan binar matanya yang tampak cantik di mata Sehun.
Sehun mengangguk, ia tahu Rose pasti belum pernah pergi ke tempat ini. Jadi entah dorongan dari mana Sehun mendapatkan ide untuk mengajaknya ke sungai Han. Rose merupakan gadis yang tidak terlalu terkesan dengan kemewahan atau pun hal-hal romantis, jadi Sehun lebih memilih membawa Rose ke sini dari pada ke cafe-cafe atau pun memberi kejutan yang sering dibuat oleh beberapa pria romantis.
"Aku tidak terlalu suka dengan Drama Korea yang bersifat romantis hanya saja aku pernah melihat sungai Han di drama-drama itu. Seperti jembatan itu." Rose menunjuk jembatan penyebrang di ujung sana. "Di sana tempat malaikat maut bertemu dengan sunny," ucapa Rose sambil terkekah geli.
Sehun hanya diam, dia tidak tahu apa yang Rose katakan. Ia tidak pernah menonton drama.
"Jadi, kenapa kau membawaku ke sini, Sehun? Kau membuatku curiga dengan tiba-tiba bersikap cheesy." Ucap Rose lirih.
Kau sudah beristri.
Sehuh hanya menghembuskan nafasnya perlahan. Ia juga tidak kenapa hatinya selalu melemah dan bersikap posesive dengan selalu ingin membuat Rose berada di sisinya. Sehun ingin membuat gadis itu kembali padanya, ke sikap aslinya yang dulu dan menjadikan dirinya sebagai sandaran.
"Nikmati saja angin malamnya, jangan banyak bicara." ucap Sehun sambil memeluk tubuh kecil Rose dari belakang.
Rasanya sangat nyaman.
Tapi dia takut.
Sehun tidak tahu perasaanya termasuk ke dalam golongan yang mana. Sehun bingung sendiri dengan hatinya yang selalu sakit melihat Rose menangis beberapa hari ini enatah karena apa. Gadis itu tidak mau memberi tahu alasanya. Dan Sehun juga bingung saat dirinya sering tersulut emosi saat Rose menolak sentuhannya.
"Rose..." bisik Sehun sambil meyerukkan kepalanya ke leher dingin Rose.
"Hemmm.."
"Bagaiman jika aku menagih janjiku enam tahun lalu?" Astaga!! Sehun masih mengingatnya. Janji yang bahkan sudah sempat ia lupakan. Tidak, Rose tidak boleh mengulangi kesalahan dulu. Dia tidak mau masalah kembali muncul akibat Sehun.
Tubuh Rose sontak menegang, ia membalikan tubuhnya cepat memandang mata tajam Sehun.
"Jawab aku Rose, bagaimana jika aku menagihnya."
"Maka menjadi hal mustahil jika aku memberikanya."
Sehun terdiam, rahangnya mengeras. Melihat Sehun tidak kunjung memberikan respon, Rose meyentuh rahang pria itu.
"Jadi kau mengingkarinya." Sehun mendengus, pria itu menjauh mencipta jarak di antara tubuh mereka yang sempat menyatu.
"Bukannya seperti itu. Coba kau pikir posisimu saat ini Sehun, kau sudah beristri. Menagih hal itu saat ini bukanlah suatu yang benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR DAUGHTER - OOH SEHUN X YOU [COMPLETE] AND
Acak"Ijinkan aku menikahi anak perempuan'mu."