.

172 14 0
                                    

Semua bagaikan mimpi. Hari ini, dunia seperti berwarna hitam-putih. Bukan hal yang bagus, menandakan sebuah kesedihan yang mendalam dan tak akan pernah terlupakan.

Memang begitulah hidup, ada saatnya orang-orang yang kita sayangi, tumbang dan pergi meninggalkan kita. Semua tinggal penyesalan saat kita tak sempat mengatakan sesuatu yang sejak lama ingin kita katakan. Tak sempat pula mengatakan maaf atas semua perbuatan yang kita lakukan. Terlalu egois, malu dan takut.

Semuanya sudah terlambat. Orang itu sudah tersiksa. Karena ulahnya, perbuatnya, kekejianya, mengambil orang itu hanya untuk dirinya seorang. Hanya untuk obsesi semata, ia menghancurkan orang yang sudah membuatnya hidup layak. Meyiksa bahkan menikam orang itu tanpa satupun orang lain tahu.

Semuanya sudah terlambat. Begitulah hidup.

Kim Jongin. Hanya bisa berdiri di sini. Menatap punggun pria berjas hitam yang sedari tadi berdiri mematung di pojok ruangan. Tak ada yang ia lakukan, kecuali berdiri termenung di depan jendela besar tanpa melakukan apapun. Sudah berlangsung lebih lama dari yang dibayangkan.

Ia terlalu meyiksa'nya.

Desiran darah dan ritme jantung masih bergejolak sejak tadi, Dia merasakan apa yang Sehun rasakan, karena dia yang menciptakanya. Namun, pria pucat itu tak menunjukan apa yang dirasa suram pada orang lain. Dan baru kali ini Sehun menunjukannya. Letih, frustasi, depresi, dan ia yang membuat. Ia yang memulai. Ia yang membuat sahabatnya itu kehilangan sosok wanita yang dicintai hingga terdalam. Menjadikan apa yang bukan miliknya menjadi miliknya.

Ketamakan, keegoisan membabi buta.

Mata yang tak kalah tajam itu selalu menangkap pergerakan resahnya selama bertahun-tahun ketika sosok itu diyatakan tiada. Tidak, itu tidak benar. Ia yang membuat scandal itu. Sehun. Pria pucat itu seperti hilang arah, mati rasa, bingung, menderita, meyesal, mengutuk dirinya sendiri dan tak tahu harus berbuat apa. Sedangkan yang diinginkan hati kecilnya adalah melihat sosok itu kembali tersenyum, kembali tertawa, berbincang, memeluk, mencium, memanjanya seperti dulu. Yang diinginkan hati kecilnya hanya pergi, membawa wanita beserta hatinya itu untuk dirinya. Melihat wanitanya terpoles cantik dengan gaun panjang dan sebuket bungga tersenyum ke arahnya yang menanti di atas altar.

Dia tahu.

Dia tahu semuanya.

Tapi menutup rapat.

Bungkam karena egois sudah menjalar hingga naluri. Pria Kim itu mati rasa.

Menghancurkan apa yang kokoh hingga menjadi debu.

Dia tahu jika Sehun, seorang pria yang selalu menangisi wanitanya di tengah malam. Sendirian, meratap hingga terpuruk menjadikan depresi mendominasi rasa yang mati. Sehun berusaha terlihat tegar, bahkan di depan orang yang membuat mimpi buruk itu.

Untuk apa semua itu? Dia sudah tahu semuanya, dia programer di atas permainan yang dibuatnya. Merasa puas karna merebut sosok itu, tertawa hingga hampir menangis bahagia. Dia merasa licik, sosok iblis yang menjelma menjadi seonggok kata sahabat dalam hubungan itu.

"Dia sahabat,'ku. Namanya kim Jongin."

"Hay!! Aku Kim Jongin. Sahabat sejak kecil Oh Sehun. Senang bertemu denganmu."

"Nde.. senang bertemu dengamu juga Kim Jongin -sii."

Sehun tak seharusnya meyimpaan sendiri semua luka di hatinya, berbagilah dengannya.

Dengannya.

Sang iblis pemangsa sahabat.

Dia sudah memikirkannya matang-matang. Membuat scandal sedemikian rupa tertutup rapat hingga bertahun-tahun lamanya. Kim Jongin. Pria tan itu juga tidak tahu apa yang membuatnya jadi seperti ini.

YOUR DAUGHTER - OOH SEHUN X YOU [COMPLETE] ANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang