Pagi menjelang di mansion besar Sehun. Sarapan di meja, sebuah nasi goreng kimci kesukan pria itu sudah tersaji beberapa menit lalu.
Walking closest adalah tempat ia beradu saat ini. Dengan pakaian formal di tubuh tegapnya. "Apa kau sudah mendaftarkanku ke university??" Jari-jarinya bergeser menata simpul dasi Sehun. Mengaitkan sisi demi sisi hingga simpulnya terbentuk sempurna. Pria itu menggelang, "Belum, aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Tapi aku sudah meminta sekertarisku melakukanya." Rose berdecih pelan, menepuk bahu Sehun dua kali dan beranjak di ikuti Sehun.
"Aku akan pulang larut, jangan menungguku pulang dan tertidur di sofa lagi. Tubuhmu akan sakit, Rose." Menggeser kursi dan duduk di atasnya, Rose menuangkan satu centong nasi ke dalam piring saji. "Ya, lagi pula kau memang selalu pulang larut. Aku tidak akan menunggumu lagi."
Ptia itu sempat menatapnya tajam, kenapa Rose terlihat sangat dingin padanya. Apa karena masalah semalam. "Perdebatan di pagi hari sangat tidak baik untuk berjam-jam seterusnya, Rose. Jangan memulai."
"Aku akan ke toko buku, lalu ke perpustakan kota."
"Aku akan meminta salah satu body guardku menjagamu." Rose terkesip mendengarnya. "Untuk apa? Sehun kau tidak perlu melakukan itu." Gadis itu menggeleng was-was.
"Apa terjadi sesuatau?"
"Tidak, tidak ada. Hanya saja kau terlalu mengekangku, aku tidak suka."
"Kau tidak suka tindakanku atau itu hanya sebuah alasan, kau menyembunyikan sesuatu??"
Rose menegaskan kepalanya, mendesah dan mengeleng-gelangkan kepalanya. "Aku sangat senang mendengarnya, Mr. OH dan kupikir tadi kau mengatakan bahwa perdebatan di pagi hari sangat tidak baik."
Senyuman simpul Sehun perlihatkan. "Aku ingin desert."
"Aku punya Es krim moca."
"Dimana?"
"Dalam oven!" Rose memutar bola matanya malas, sedikit kemudian meletakan piring-piring kotor ke dalam whestafel.
Chanyeol terkekah kecil, menggelang kepalanya dengan gerakan spontan. "Sarkasme adalah bentuk terendah dari gurauan, Nonna Rose."
"Dan aku masih bisa membuatmu bertekuk di bawah lututuku."
Astaga!!
Sehun terdiam sejenak, diluar dugaan. Pria itu menyeringai dengan senyum pias. "Bisa kau pesankan aku bahan menjahit Oh Sehun? Aku ingin membuat pakaian." Pria itu menukikan alisnya.
"Dimana? Apakah di toko material?"
"Aku tidak habis pikir mendengarnya, Oh Sehun. Dan kurasa tadi kau mengatakan bahwa sarkasme adalah bentuk terendah dari gurauan."
"Yah, Rose, moto terbaruku adalah 'jika kau tidak bisa mengalahkan mereka, maka bergabunglah dengan mereka'."
Rose terbelalak dan Sehun terlihat sangat puas dengan dirinya sendiri. Berbalik, Sehun menarik Jasnya yang tersampir di atas kursi makan. "Tidak usah di keluarkan Es Krimnya, aku sudah terlambat."
Rose mendekati Sehun di depan pintu masuk mansion, "Hati-hati."
"Ya, aku mencintaimu." Kecupan itu seringan bulu, namun berhasil membangkitkan gejolak aneh dalam tubuh Rose. Wajahnya meremang ketika bibir tipis Sehun tak juga kunjung menjauh. Bertubi-tubi mencium wajahnya. "Sampai jumpa nanti." Katanya berakhir dengan kecupan rendah di bibi ranumnya.
.
.
.
Gaunnya ia tata di bagian bawah, membenarkan turtle neck dan mantel bulunya yang tebal. Rose berjalan keluar dari dalam mansion, seperti biasa. Ia akan mencoba peruntungan dengan wawancara yang ke-3 hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR DAUGHTER - OOH SEHUN X YOU [COMPLETE] AND
Sonstiges"Ijinkan aku menikahi anak perempuan'mu."