EP 9 - PENOLAKAN

8.6K 328 11
                                    

Terima kasih atas vote dan komennya

Selamat membaca😊

🎻🎻🎻🎻


"Ayah, maksudnya apa ini? Perjodohan? Hah?! Di era millennial ini masih zaman jodoh-jodohin anak?" Ujar Camilla menumpahkan unek-unek yang sedari tadi dipendamnya. Ia kini bebas meluapkan emosinya karena para tamu agung ayahnya itu sudah meninggalkan kediamannya.

"Millaaa ...," sahut ibu sambungnya, mencoba menenangkan.

"Ayah nyuruh Milla jauh-jauh dari Bandung ke sini cuman buat ini? Tanpa bilang ke Milla dulu? Tanpa nanya Mila setuju atau enggak? Tanpa izin ke Nenek dulu? Ayah masih anggap Nenek orang tua Ayah kan? Kenapa Ayah gak bilang sama Nenek?!" Cecar Camilla dengan emosi yang kian meninggi.

"Milla. Dulu Ayah berharap kamu bisa menggantikan posisi Ayah. Itu kenapa Ayah ngotot nyuruh kamu kuliah ambil Ekonomi. Tapi, namanya usaha kan ada pasang surutnya, Nak. Kebetulan bos Ayah ini punya anak bujang. Sudah mapan tapi belum juga menikah. Akhirnya, mereka inisiatif menjodohkan kamu dengan anaknya. Lagi pula Ayah banyak berhutang budi sama Pak Tio yang sudah banyak memberi suntikan dana di perusahaan," jelas ayahnya panjang lebar.

"Jadi Ayah mau tumbalin aku?! Karena banyak hutang budi gitu?" Cecar Camilla lagi dengan nada lantang.

"Ayah kamu gak ikutan pesugihan Sayang. Jadi gak mungkin tumbalin kamu," celetuk ibu sambungnya yang polos. Bukan ibu sambungnya ini memang rada lemot kadang Camilla suka naik darah dengan tingkah ibu sambungnya itu.

"Ibu ihh! Gak nyambung deh!" Sewot Camilla dengan wajah judesnya.

"Ayah  juga dulu dijodohin sama Nenekmu nurut aja. Om kamu dijodohin juga nurut aja. Kakak kamu, Gina juga nurut aja dijodohin. Kenapa kamu malah protes? Emang Ayah kasih calon yang jelek? Enggak kan? Resh itu udah ganteng, tinggi, pintar, mapan, karirnya cemerlang. Banyak yang ngantri sama dia. Ini ... kamu malah sok-sokan jual mahal, ck!" Cerocos ayahnya sepanjang jalan tol.

Perdebatan antara ayah dan anak itu berlanjut hingga pintu rumah terbuka lebar. Sang nyonya besar keluarga Moeleok melotot tajam ke arah anak sulungnya. Sudah dapat dipastikan selanjutnya akan ada perang dunia ketiga antara ibu dan anak.

"Fiannnn!!!!!" Teriak Ibu Mona menggema di kediaman anak sulungnya itu.

Pak Fian melotot tajam pada anaknya. Ini pasti gegara mulut ember anaknya itu. Dia pasti mengadu pada neneknya dan meminta perlindungan.

"Ibu," sahut Pak Fian kikuk dan takut. Siap-siap mendapat kemarahan dari Ibunya.

"Apa-apaan kamu main jodohin Milla?! Dia itu masih kecil Fian! Lulus kuliah saja dia belum, kamu mau eksploitasi anak?" Omel Ibu Mona tanpa ampun.

Pak Fian tertunduk mendengar omelan pedas ibunya. Sementara sang anak, Camilla tersenyum puas sembari berlindung di balik punggung neneknya. Terakhir kali momen heboh sperrti ini saat Camilla akan mendaftar kuliah. Sang nenek membelanya dan setuju dengan juruan kuliah yang Camilla ambil. Sedangkan sang ayah berbeda dan terjadilah perang dunia antara neneknya dengan ayahnya seperti yang terjadi sekarang.

"...., Pokoknya Ibu tetap gak setuju! Cucu Ibu ini mau dikawin muda!" Keukeuh Ibu Mona. Meskipun sudah dijelaskan secara rinci anak dan menantunya. Tetap saja Ibu Mona menolak habis-habisan perjodohan ini.

Walaupun memaang perjodohan kental dengan adat di Keluarga Moeloek. Tapi tidak sampai mengorbankan masa depan anak-anak. Ayahnya Camilla saja dijodohkan saat usia 28 tahun. Saat pendidikan dan karirnya sudah berhasil diraih. Tapi Camilla, cucu kesayangannya, usianya saja baru 20 tahun. Mengejar karir saja masih jauh. Masa iya harus dinikahkan secepat itu?

DOSEN SUPER!!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang