EP 16 - HUKUMAN KEDUA

10.9K 404 12
                                    

Selamat Malam Smart Readers-ku.

Terima kasih bagi yang sudah vote dan komen.

Terima kasih sudah sabar menunggu update-an author. 😘

Tetap jaga kesehatan ya guys. Tetap DI RUMAH AJA.  Keluar kalo emang buat tujuan mendesak dan penting. Mending kalian kerjain hal positif dan produktif di rumah. Kalo bosen ya baca cerita karya author😂.

Buat Smart Readers-ku yang statusnya ODP ataupun PDP. Tetap stay strong! Author selalu mendoakan kesembuhan kalian yang korban Covid-19. I ❤️ U 3000 and  I Hug U for 3000 times 🤗🥰

Untuk Smart Reader-ku yang berprofesi sebagai tim medis. Aku berterima kasih banyak atas jasa, pengirbanan dan  dedikasi kalin untuk Bangsa ini. I ❤️ U 3000 and also ... I hug U for 3000 times 🤗🥰
Semoga perjuangan dan pengorbanan kalian mendapat pahala dan ganjaran berkalilipat dari Allah.
Aamiin YRA.

Insya Allah author usahain updatnya sering. Author ingin memberikan happiness kalian agar tidak cemas dan panik ataupun jenuh DIRUMAHAJA, during this corona virus pandemic!

Happy Reading😎

Happy Reading😎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🌺🌺🌺

Reshwara melepaskan pagutannya pada bibir manis Camilla. Keduanya pun langsung terengah-engah, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Perlahan cengkraman tangan Reshwara pada lengan Camilla mengendur. Kemudian keduanya saling membetulkan posisi duduk masing-masing.

Camilla yang sudah malu dengan kedua pipi merah merona seperti tomat rebus itu, memalingkan pandangannya ke arah halaman rumah sang dosen. Ia masih kikuk dan canggung, setelah kejadian panas barusan.

Hening sesaat.

Keduanya tampak diam tanpa ada satupun yang berbicara. Hingga Reshwara pun yang akhirnya mulai bersuara. Tidak mungkin mereka sampai malam terus berdiam di dalam mobil.

"Ehemm! Ayo masuk ke rumah," ajak Reshwara dengan memasang raut wajah tenang, seolah kejadian panas tadi tidak pernah terjadi.

Camilla menurut saja tanpa menyahut satu kata pun. Sungguh ia masih malu, kikuk dan aneh rasanya. Ia paling anti dengab situasi gamang begini.

"Mil?" Tanya Reshwara begitu mereka sudah berada di ruang TV.

Camilla masih tercengang dengan interior rumah yang sangat epic, tertata rapi dan sungguh nyaman. Rumah yang di desain sedemikian rupa hingga terlihat mewah dan sedap di pandang mata. Pantas saja dosen supernya itu anak dari pengusaha pialang. Rumahnya saja di  sini begitu mewah dan pasti hasil rancangan arsitek ternama. Belum lagi rumah orang tuanya di Jakarta. Hah, Camilla sampai terhanyut dalama lamunannya. Bagaimana rasanya ia tinggal di sini? Pasti ia akan betah dan menyenangkan.

"Mil??"

Reshwara menepuk bahu gadis itu karena sedari tadi pandangannya menengadah ke atas melihat-lihat sekeliling rumahnya. Sampai-sampai panggilannya diabaykan.

DOSEN SUPER!!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang