Mina pov on
Setelah aku tersadar dari kenyataan kini aku kembali ke kamar untuk mandi.
Setelah mandi aku menuju dapur untuk mengisi perut.
Lah kemana sisa makananku tadi malam?
Aku ingat benar, seusai makan aku tak langsung membersihkannya karena sangat ngantuk, pesanannya lama sih sampe nya.Siapa yang mengemasnya?
Ah setelah kuperhatikan, bukan hanya dapur tapi rumah ini juga terlihat lebih rapi sebelumnya.
Siapa yang membersihkan semuanya?
Apakah Jimin memiliki pembantu dirumahnya?
Tapi dimana pembantunya?
Ah tidak mungkin, dia kan idol, pasti tidak nyaman jika ada orang asing dirumah nya, sedangkan aku istri sah nya aja dia tidak nyaman.Apa mungkin dia yang mengerjakan semuanya?
Ah gak mungkin, eh tapi mungkin aja sih.
Diakan baik.Kalau ia dia semua yang melakukannya, aku sungguh malu.
Aku sudah memberi kesan pertama yang buruk padanya.Baiklah sekarang aku harus lebih berhati hati.
Aku akan membalas semua kebaikannya walaupun kecil.
Eh ga ding.
Besar we.
Dia kasih semuanya ke aku, baik kali lahh.
Aku menghargai semuanya tapi kenapa aku tak terlalu bahagia?
Ya karna yang ku inginkan dari pernikahan ini bukanlah harta dan fasilitas, melainkan dirinya sendiri.
Aku sungguh egois, aku menginginkannya padahal aku tau dia tak menyukai keberadaanku.
Biarkan aku tetap mencintaimu Jimin.
Tak mengapa kau tak pedulikan aku yang penting kau tak mengusirku dari kehidupanmu.
Aku berjanji tidak akan memaksamu untuk membalas cintaiku, cukup abaikan aku tapi jangan pernah lepaskan janji kita.-
Setelah menyelesaikan isi perut.
Aku beranjak ke sofa didepan tv, melihat acara musik.
Puasti donk lihat BTS!"Haaaaaaaaaaaaaaaaa Jiminsseeeh! Gantengnya, mo nanges, suami gue we, kali ini gak halu, ini beneran suami gue, ya tuhan perlu puasa berapa bulan aku sebagai tanda terimakasih" aku menonton sambil teriak teriak.
"Wahh mereka mendapat penghargaan, aku harus memberinya selamat nanti, eh lupa. Gak mungkin dia pulang malam ini huem" aku sedih dengan kenyataan bahwa ia tidak ada disini, padahal ingin sekali rasanya mengucap selamat.
"Tapi bukankah dia sangat luar biasa? Dia tampil dengan sangat baik, padahal kemaren adalah acara besar( yah walaupun hanya perasaanku tapi bagi dia kecil mungkin) dia pasti sangat lelah, sungguh profesional" aku masih kagum dengan suamiku ini.
-
Hp ku berdering ternyata ibuku menelpon.
"Halo nak, apa kabar? Bagaimana harimu? Apa kau melihat tv? Suamimu mendapat penghargaan. Bukankah seharusnya kau merayakannya? Apa perlu aku kesana? Kau baik baik saja kan?" Ibuku masih banyak pertanyaan tapi kuhentikan.
"Ibu, satu satu, ya, aku melihatnya, sepertinya aku hanya akan mengucapkan selamat lewat telepon, dia tidak akan kerumah, dia menetap di dormnya ibu ingat kan? Dia idol.
Lalu soal aku, aku baik baik saja disini bu, ibu tak perlu khawatir atau datang kesini" aku menjawab rasa ingin tau ibuku.Padahal dalam hati 'Ibuu bawa aku pulang, Jimin gak nyaman denganku, sepertinya aku tidak terlalu bahagia dengan pernikahan ini, aku tersiksa rasanya, sangat kesepian, lebih baik aku mencintainya dalam diam, aku bebas mengekspresikan rasa cintaku padanya saat menjadi fans dari pada jadi istri saat ini'
Tapi tidak mungkin aku membuat orang tua ku risau, ini baru satu hari, lagian semua yang dikatakan Jimin benar, aku saja yang terlalu manja dan memikirkannya.
"Ah syukurlah kalau begitu, jadi apa yang akan kau lakukan disana?" Tanya ibuku.
'Ohiya benar, bukankah aku harus mengulang mimpi ku dari nol lagi? Huem padahal aku sudah jadi trainer' batinku.
"Iya bu, aku sebentar lagi akan mengurus untuk menjadi trainer" jawabku.
"Kau sudah menetapkan masuk dimana?" Tanya ibuku lagi.
"Nanti bu, setelah semua beres akan ku ceritakan lagi" aku juga tidak tau ibu.
"Hm baiklah kalau begitu, ku tutup ya nak" ibuku menutup percakapan
"Ya bu, sampai jumpa" tutupku.
Haaah
Aku menarik nafasku dalam dalam, aku harus segera bergegas ke kantor Bighit untuk mengundurkan diri, tidak mungkin aku biarkan saja berkasku di dalam sana.Aku akan keluar secara baik baik.
Mudah mudahan mereka mengerti.-
Setelah bersiap siap, aku turun menuju parkiran dan mengemudikan mobil yang diberi Jimin padaku.
Aku melajukan mobil ke jalan menuju kantor Bighit.
Sampainya di parkiran, aku baru tersadar.
"Bagaimana jika nanti aku ketemu Jimin? Nanti aku ketahuan dong, hm bagaimana ini apa aku pulang lagi saja? Huem gak mungkin kan? Gak sopan dong akunya. Ah sudahlah aku naik saja, lagian gak mungkin kan Jimin sudah sampai di sini? Pasti dia masih diacara musik tadi"-
Aku sudah menyelesaikan urusanku, jadi aku automatis di keluarkan dari list trainer Bighit ent.
Untung saja semua berjalan dengan lancar.
Sejauh ini aku tidak menemukan Jimin ataupun member BTS lainnya, mungkin benar dugaanku, mereka belum kembali.Aku berjalan dengan santainya sambil mengayun ayunkan berkas.
Jalanku seperti anak kecil agak sedikit melompat lompat.Dan
Brukkk!
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Tears [END]
FanfictionTAMAT- 34 Chapter Jimin have a secret- wife. [ 20 Oktober 2019]