"Tentu saja ingat" Jawab Jimin acuh tak acuh, game di hpnya lebih menarik daripada pertanyaan Mina.
"Siapa?" Tanya Mina lagi membesarkan bola matanya menatap Jimin untuk menemukan jawaban.
Jimin menurunkan hp dari padangannya. Melihat Mina dengan ujung alis mata yang terangkat.
"Kenapa aku harus menjawab" Jimin.
"Kau tak tau kan?" Mina.
"Tau"
"Tidak"
"Tau"
"Tidak"
"TAU! ASTAGA! Jangan sok tau tentangku Mina" Jimin.
"Kalau kau tau, katakan padaku siapa?" Mina.
"Untuk apa?!" Jimin.
Tok . . .tok . . .tok . . .
Jimin dan Mina langsung melihat kearah pintu kamar setelah mendengar ada yang mengetok.
"Bisakah kalian pelankan suara kalian? Ibu tau kalian penyanyi, tapi sayang, rumah ibu bukan panggung" Tutur Ibu Jimin dengan hanya kepalanya saja yang masuk kedalam kamar.
Setelah itu Jimin dan Mina meangguk paham dan sedikit malu karena membawa kebiasaan betikai mereka sampai dirumah Ibu.
"Maaf ibu, kami hanya bercanda" Jimin.
"Ibu tau, tapi yang lain? Ingat, kita ada tamu, jangan menunjukkan hal yang membuat orang salah paham" Ibu.
"Maafkan kami ibu" Kini Mina yang bersuar kecil sambil menunduk.
"Ya, Lebih baik kalian tidur sambil berpelukan sekarang, bukankah kalian lelah?" Saran Ibu berhasil membuat pipi anak dan menantunya merona merah. Ibu Park menggelengkan kepala "Baiklah, sekarang kalian bisa ditinggalkan dan aman ya?"
Blam
"Miahn, aku tadi hanya iseng bertanya" Mina.
"Ya, lupakan" Jimin merebahkan tubuhnya dikasur dan diikuti Mina tapi mereka tidur bertemu punggung dan punggung.
Tengah malam Jimin terbangun dari tidurnya. Yang pertama ia lihat saat membuka matanya adalah wajah tentram Mina. Jimin bangkit dan mengambil posisi duduk memandang Mina yang masih terlelap dan mengusap lembut rambut Mina yang kini warnanya sama dengan warna rambut Jimin.
"Dulu rasanya kau cepat kali besar, tapi setelah bersamaku, kenapa kau tak besar- besar? Rasanya lama sekali menunggumu besar, jika tidak mengingat umurmu, kau sudah ku makan" Jimin lalu beranjak dari kasurnya dan menuju dapur mengambil salah satu makanan ringan berkaleng dan dibawanya kedalam kamar.
Tapi sayangnya penutup makanan kaleng itu sangat susah dibuka hingga Jimin harus mengerahkan tenaga lebih, dan saat berhasil terbuka, tutup kaleng itu malah melompat hingga mengenai wajah Mina yang terlelap hingga membuat Mina terbangun.
"Aaauuu! Yak! Apa kau balas dendam atau bagaimana?" Mina mengira Jimin sengaja.
"Ssstttt . . .miahn, miahn, tanganku licin" Jimin meminta Mina untuk tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Tears [END]
FanfictionTAMAT- 34 Chapter Jimin have a secret- wife. [ 20 Oktober 2019]