06. Perfect Tears

1.1K 86 0
                                    

Keluarnya dari gedung Bighit Mina menggerutu dirinya dan mengatakan bodoh pada dirinya sendiri menyesal kenapa ia harus bertemu Jimin disaat itu.

Mina langsung bergegas menuju ke apart mereka.

Sampainya di apart, mina melempar berkas berkas tadi dan melanjutkan rengekannya.

"Haaaa kenapa harus ketemu haa"

Dulu impian Mina adalah ketemu idolnya Jimin dan BTS, tapi entah kenapa sekarang ia merasa harus menghindari tatap muka dengan Jimin. Malangnya nasibmu nak nak.

-

Terlepas dari itu, sekarang Mina apa kabar? Dia harus bagaimana?

Nganggur?

Mau kerja, diri ini hanya tamat SMA.

Mau lanjutin mimpi? Berarti ulang semua dari awal dong? Tapi bagaimana caranya.

Mina kembali meraung raung meratapi nasibnya.

Di satu sisi ingin menjadi idol tapi gak tau caranya.

Jika ia diam saja dirumah, ia bakal tambah malu dengan Jimin kalau ia hanya jadi ibu rumah tangga?

OMG! Ga kebayang! Masih mudah gak ada kerja huuuu😭

Rengekan Mina terhenti karena hp nya berdering.

Tampak dilayar tertuliskan Sana, teman seperjuangan menjadi idol.

Ring....ring...ring...

"Ya?"

"Minaya...apa kabar? Bagaimana? Bukankah hari ini adalah hari pertamamu jadi trainer resmi?" Ucap sana.

"Huaaaaaaa😭😭😭😭😭 aku mengundurkan diri sanaya" Mina kembali menangis.

"Mwo? Kau gila? Kenapa? Apa alasanmu" Sana terkejut.

"Aku tidak dilarang keluarga ku masuk Bighit huu😭" Maksud Mina keluarga ialah Jimin, ya Jimin sekarang keluarganya bukanlah sekedar idolnya lagi.

"Aneh sekali, ya gwencanha, apa kau masih mau jadi idol?" Tanya sana.

"Pastilah! Tapi aku udah buntu nih! Soalnya kemaren hanya fokus di Bighit" kata Mina.

"Jyp akan mengadakan survival, bagaimana jika kau ikut?" Saran sana.

"Jinja? Wahhhh mau mauu sekarang aku akan kesana untuk mendaftar" Mina langsung bersemangat.

"Bagus lah, segera kesini, hahah kita akan menjadi rival, lihat saja, jika kau debut tanpaku, pertemanan kita selesai!" Ancam sana yang mengandung candaan.

Hahahahahahha Mina dan Sana mengakhiri percakapan dengan tawaan.

-

Mina sekarang sadar ternyara ia tak selamanya sial.

Ia langsung dapat kabar baik begitu mendapatkan tumpukan kemalangan.

-

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pm

Mina duduk di sofa sedang menonton tv sambil ngemil jajanan.

Ceklek...

Bunyi pintu terbuka, tapi siapa?

Yang tau pass pintu hanya Mina dan Jimin, bahkan kedua orang tua mereka tidak tau.

Siapa ini?

Lelaki yang membuka pintu, masuk dan langsung ke dapur mencari segelas air putih untuk di minum.

Perfect Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang