20. Perfect Tears | Jealous II

1.2K 81 13
                                    

Flashback on

"Ya? Halo kakek?"

. . . . . . . .

"Terimakasih banyak kek, aku juga menerima bouqet darimu, makasih kek"

. . . . . . . . .

"Ne?

. . . . . . . . .

"Ne? Cucu?

. . . . . . . . .

"Hehe, maaf kek, bukannya apa, Istriku masih 18 tahun, jadi masih banyak waktu, aku malah takut terjadi apa- apa jika dia harus mengandung diusia muda, jadi biarkan dia mengahabiskan masa mudanya, idol adalah cita- citanya kek"

. . . . . . . . .

"Iya kek, aku juga sangat menginginkannya, tapi bukan sekarang, maaf kek"

. . . . . . . . .

"Terimakasih kek atas pengertiannya, ya sampai jumpa"

. . . . . . . . . .

Tut . . .tut . . .tut . . .

"Kau dengar itu? Anak itu memang dapat dipercaya" Kakek Mina.

"Iya yah, terimakasih banyak yah sudah mempertemukan Mina dengan lelaki yang sangat sempurna, aku sangat bersyukur, Jimin adalah suami yang sangat baik" Ibu Mina.

"Aku tau" Kakek Mina.

Jadi, kakek Mina tidak benar- benar meminta cucu, ia hanya mengetest Jimin, apakah Jimin akan mendominasi pernikahannya secara menuntut? Atau fleksible? Dan ternyata Jimin adalah suami yang sangat pengertian, ia memikirkan bagaimana karir Mina bukan hanya itu, yang paling berkesan adalah, ia memikirkan kesehatan dan keselamatan Mina.

Kakek sangat bangga dengan cucu menantunya, tak sia- sia ia meminta perjodohan bersama teman karibnya Kakek Jimin.

Padahal, tidak tau saja sang kakek jika Jimin juga berusaha melawan nafsunya sendiri. Bertahan untuk menjadi lelaki polos tidaklah mudah. Tidur seranjang setiap hari bersama Mina membuatnya tersiksa, ia hanya dapat memeluk istrinya, itu saja, tidak ada yang lain, bahkan mencium istrinya pun belum pernah. Setidaknya di pipi atau kening, Jimin tidak berani, ia takut akan meminta lebih, makanya ia berusaha sekuat tenaga menahan dirinya menjadi buas.

Flashback off

_______________________________________________

🐧🐧🐧

Pertandingan hari ini sudah selesai, Mina dan yang lain sudah kembali ke dorm.

Mina membersihkan dirinya mandi terlebih dhulu, setelah mengenakan piyama tidur ia menaiki ranjangnya yang ukuran single dan mengambil ponselnya.

Ia melihat pesan terakhirnya bersama Jimin.
Jimin belum memberikan respon balasan pesan dari Mina. Mina kembali mengetik pesan untuk Jimin.

Mina
Terimakasih Jimin_si sudah mengajariku archery

Mina mengucapkan terimakasih sebab ia sudah melakukan yang terbaik dalam panahan berkat Jimin.

Sudah satu jam menatap layar ponsel kedap- kedip, ia belum mendapat balasan dari Jimin, apa Jimin sibuk? Apa Jimin sudah tidur? Apa hp Jimin mati?

Begitulah terka Mina.

Mina memberanikan diri untuk menelpon Jimin.

🐣🐣🐣

Perfect Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang