"Aaarrrrkkkkkhhhhh, hah, hah, hah, hah"
"Hyung, gwencanha?" Tanya Jungkook risau.
"Biarkan dia Jungkook_ah dia sedang stress" Yoongi melanjutkan treadmill bersama Jungkook yang kemudian diikuti sang maknae untuk tidak terlalu mempedulikan Jimin yang saat ini sedang sibuk dengan barbell press nya sejak jam dua tadi dan sekarang sudah jam empat.
Ia memang sering berada diruang gym, tapi biasanya hanya sekedar setengah jam. Dan kini ia sudah menghabiskan waktunya didalam sana hingga dua jam lebih tanpa henti berganti- gantian memainkan semua alat olahraga yang memerlukan otot yang kuat.
Tingkah Jimin akhir- akhir ini memang aneh, apalagi semenjak ia memutuskan untuk tidak lagi peduli kepada Mina.
Semakin tidak dipikirkan, semakin menganggu saja, begitulah perasaan Jimin.
Jadi ia selalu menahan dirinya untuk tidak lagi menelpon ataupun sekedar memberikan pesan istrinya yang nakal tersebut. Lagi pula, selama ia menghubungi Mina, mina tak pernah sekalipun merespon Jimin.
Setelah keluar dari tempat gym, bukan karena lelah, ia keluar dari sana karena mulai terasa terganggu dengan kehadiran Yoongi dan Jungkook apalagi Jungkook yang terus- menerus bertanya ada apa dengannya yang hanya membuat Jimin bertambah kesal.
Bagaimana ia bisa bilang ke Jungkook jika dirinya sedang frustasi karena istrinya sedang bersama lelaki lain?
Tidak bisa menceritakan apa yang terjadi makin membuat Jimin stress!
Kini Jimin memilih masuk kedalam ruang dance practice. Berulang- ulang kali menghidupkan musik dan menari sekedar mengalihkan pikirannya yang terpenuhi dengan Mina, Mina, Mina, dan Mina.
'Sial, ini benar- benar tidak akan berhasil!' Serunya.
Jimin yang masih memandang dirinya dipantulan kaca, menari mengiri musik. Tiba- tiba datang lagi satu penganggu bagi Jimin dan dia adalah Jin.
"Yak! Apa yang kau lakukan? Kita tidak akan ada jadwal kedepan ini" Jin mematikan musik yang tengah hidup dan mendekati Jimin.
"Ah hyung, biarlah, jika tidak ada jadwal, bukan berarti aku harus berhenti berlatih" Jimin kembali menghidupkan musik.
"Kudengar kau berjam- jam diruang gym, dan sekarang disini? Bisakah kau berhenti dan cerita apa yang terjadi?" Tanya Jin menahan lengan Jimin dan Jimin memandangnya kesal.
"Tidak ada apa- apa" Sangkalnya.
"Kau tidak pandai berbohong Jim, percuma, baiklah kalau kau tidak mau cerita aku mengerti, tapi jangan siksa tubuhmu seperti ini" pinta Jin serius.
"Aku tidak apa- apa" Jimin melepaskan pegangan Jin padanya.
"Tidak apa- apa katamu?! Apa kau gila?! Tubuhmu sudah sepanas ini kau bilang tak apa- apa? Lihatlah didepan cermin sana! Wajahmu sudah merah sekali, seperti akan meledak" Jin mengajak tubuh Jimin mendekati cermin besar.
Benar kata Jin, Jimin sepertinya tidak baik- baik saja, terutama hatinya, fisik, perasaan dan semuanya SAKIT.
"Kau pergilah dari sini! Semua member mengeluh dengan sikapmu yang aneh akhir- akhir ini, ditambah kau hanya diam saja selama ini tak mau bercerita pada kami, hanya membuat kami kesal padamu Jim" Jelas Jin.
"Aku jauh lebih kesal hyung!" Jimin menghempaskan tangan Jin yang tadi berada di lengannya dan pergi meninggalkan ruangan dance practice.
Jimin benar- benar mengikuti perintah Jin, ia kini berada diluar gedung agensi menunggu taksi dan menuju ke apartementnya.
Sampai dipintu rumah, badannya kini mulai terhuyung dan baru sekarang terasa tidak enak. Ia tetap berusaha jalan tertatih untuk menuju kamarnya. Sesampainya di kamar ia langsung menjatuhkan tubuhnya dikasur miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Tears [END]
FanfictionTAMAT- 34 Chapter Jimin have a secret- wife. [ 20 Oktober 2019]