32. Perfect Tears | Break up

1.1K 87 39
                                    

"Jimin_ah. Sebenarnya aku ini apa bagimu?" Tanya Soo Jung dengan wajah sendu penuh harap.

"Orang penting bagiku" Jawab Jimin tersenyum menyejukkan.

"Aku benci padamu" Soo Jung mengalihkan wajahnya dari Jimin.

"Kenapa? Apa aku menyakitimu?" Tanya Jimin bersungguh- sungguh.

"Jangan memberiku harapan kalau kau tak suka padaku Jim. Berhentilah menjadi pria brengsek" Soo Jung dengan suara serak akibat sudah menangis. Jimin tak mengerti sedikitpun.

"Apa maksudmu aku . . ."

"Diamlah! Kau membuatku muak! Kau tau? Bukan aku saja yang sakit disini. wanita itu juga" Soo Jung berbicara tapi masih tak mau memandang Jimin "Kau menelponku saat itu, suaramu aneh dan kau tau betapa paniknya aku? Aku tak bisa segera menemuimu karena banyak pasien, setelahnya aku kerumahmu dan kau sudah mengganti pin nya tidak ada orang didalam sana aku menelpon ibumu dan dia bilang kau dalam perjalanan, karna itulah aku kemari"

'A. . .aku? Menelponnya? Padahal aku yakin sekali saat itu menelpon Mina, bagaimana bisa' kata Jimin dalam hati.

"Kau menelponku tapi membutuhkan wanita lain. Kau membuatku bingung Jim" Soo Jung akhirnya menatap Jimin dengan air mata yang sudah menetes dan wajahnya sembab.

"Miahn" Jimin hanya dapat menunduk, menyesali perbuatannya. Ternyata bukan hanya Mina yang ia sakiti, sahabatnya juga.

"Aku ingin pulang" pinta Soo Jung tiba- tiba.

"Baiklah, tapi setelah kau makan. Lalu aku akan mengantarmu" Jimin.

"Jimin"

"Hum?"

"Ini terakhir kalinya kau baik denganku ya. Setelah aku keluar dari rumah ini. Jangan menghubungiku lagi. Aku tidak bisa berteman denganmu" Soo Jung.

"Kenapa. Soo Jung_ah. Maafkan aku, jangan seperti ini" pujuk Jimin.

"Jangan khawatir, aku hanya tak ingin bertemu denganmu untuk beberapa waktu kedepan. Tunggu sampai aku yang menghubungimu dulan" Soo Jung tersenyum.

-PERFECT TEARS-

Mina mengayuh sampannya berbalik arah untuk kembali ketepi tapi ia melihat seseorang dari jauh yang tengah duduk dikursi kayu dekat tepi sungai "kenapa dia kemari. Apa nenek itu sudah sembuh?"

Jimin melihat sampan yang Mina kayuh makin mendekat ia langsung berdiri.

Sampan Mina sudah berlabuh dan dengan cepat ia merentangkan tangannya untuk menahan Jimin agar tidak mendekatinya "Jangan mendekat!"

"Mina" lirih Jimin.

"Maju selangkah maka aku akan menceburkan diri, ah tidak. Kau mana peduli" Sindir Mina masih berdiri diatas sampan sedangkan Jimin berada beberapa meter darinya.

"Aku peduli"

"Tidak! Kalau iya kenapa kau membiarkanku dikolam?" Mina menatap Jimin tajam.

"Soo Jung. dia tidak bisa berenang" Jimin menunduk menatap air disungai.

"Jika aku tak bisa berenang. Kami berdua jatuh dilaut. Maka siapa yang akan kau selamatkan?" Tanya Mina tangannya mengenggam kayuh sampan. Sebenarnya tak siap dengan jawaban Jimin, tapi ia penasaran bagaimana Jimin menganggap dirinya selama ini sebenarnya.

Perfect Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang