33. Perfect Tears | Again?

1.7K 85 22
                                    

Tit . . .tit . . .tililit

Ceklek

"Huem, Jimin ada dirumah gak ya?" Mina memasuki rumahnya dengan langkah satu- persatu, membuka pintu kamar perlahan. Jimin tengah tertidur dikasur.

Mina membuka lemari pakaian, ke kamar kecil mengambil perawatan kulitnya dan semua barang miliknya dari aparatement. Setelah semua ia angkut kedalam koper- kopernya, ia memindahkan koper- koper tersebut keluar rumah, lalu ia kembali masuk kedalam mengambil sticky note menulis pesan kecil dan menempelkannya dikulkas "Aku rasa aku harus melepaskanmu, karena kalau aku berada didekatmu, kemungkinan aku akan membencimu, dan aku tak mau itu terjadi, karena aku teramat mencintaimu_ Park Jimin, maafkan aku"

Setelahnya Mina mengembalikan semua aset yang Jimin berikan padanya. Lalu menaruh di meja tengah.

Mina sedikit sedih rasanya harus merelakan Jimin. Tapi, apa boleh buat. Berada didekat Jimin rasanya sangat sesak. Belum lagi pria itu sangat dingin padanya. Kalaupun kadang Jimin baik, tapi dalam sekejap dia akan kembali susah di raih.

Percuma jika dekat tapi hati tidak. Mina lebih memilih untuk diam mencintai Jimin dalam kejauhan, dan itu tidak akan pernah menyakitinya dan menguras tenaga hanya untuk cinta tak terbalas sampai kapanpun.

Dalam diam, setiap kali ia Jimin membuatnya kecewa, Mina sering menangis. Membayangkan betapa teganya Jimin. Bukankah Jimin terlalu berlebihan padanya. Ia salah apa? Mina hanya mencintai Jimin, itu saja.

Apakah mencintai seseorang adalah dosa?

Tapi, sekarang Mina tak perlu khawatir lagi. Ia sudah memutuskan untuk pergi. Jimin tidak akan bisa menyakiti perasaannya lagi.

I hope no tears anymore

🐣

Jimin bangkit dari tidurnya. membersihkan diri. Keluar kamar lalu ke dapur untuk sarapan. Saat ingin membuka kulkas, ada note disana dan Jimin mengambilnya.

"walaupun kita sudah menikah aku tidak ingin kita seperti pasangan suami istri pada umumnya" kau pernah mengatakan itu sebelumnya kan? Mari kita lakukan yang kau mau, sekarang

Begitulah isi note yang tertinggal dikulkas tersebut. Mina mengingatkan kata- kata yang Jimin ucapkan saat dimana hari pernikahan mereka berlangsung. Waktu itu Jimin mengatakan jika ia tak mau terlihat seperti orang menikah dan Mina jangan menuntutnya apapun. Dan sekarang Mina mengabulkan semua permintaan Jimin.

Jimin meremas note tersebut lalu ia melihat meja didepan sofa disana ada kunci cadangan apartement, kartu- kartu yang Jimin berikan saat pertama kali mereka serumah, kartu kredit yang selama ini Mina gunakan untuk kehidupannya.

Semua fasilitas yang Jimin berikan padanya. Ia kembalikan kepada Jimin.

Lalu Jimin beralih kekamarnya dan membuka lemari pakaian dan tidak ada pakaian Mina didalam sana. Semua barang milik Mina didalan rumah sudah tidak ada lagi. Sepertinya Mina mengambil semuanya, tak ada satupun yang tertinggal.

Mina meninggalkannya.

Benar- benar meninggalkan Park Jimin.

Untuk pertama kalinya seorang Park Jimin menangis. Lucu sekali membayangkan lelaki berotot menangis karena ditinggalkan kekasih eh istrinya. Untung saja Mina hanya kabur bukan mengirim surat cerai. Setidaknya Jimin masih bisa bernafas lega.

Jimin kehilangan sahabatnya.

Dan sekarang ia juga kehilangan Mina.

Perfect Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang