26. Perfect Tears | The Worst Date!

1.1K 90 37
                                    

"Aku pergi dulu ya, bye" Mingyu mengusap rambut Mina. Mingyu akhirnya meninggalkan Mina setelah dirinya dipanggil salah satu staff untuk tampil segera di atas panggung.

"Neh oppa" dibalas Mina anggukan ditambah Mina yang masih tertawa dengan mulut ditutup dengan tangannya karena lelucuon yang dibicarakan Mingyu, sungguh menyenangkan.

Jimin mendekati Mina yang masih sibuk terkekeh sampai akhirnya ia tersadar saat Jimin menegurnya.

"Oppa? Kau bahkan hanya memanggilku nama"Jimin tak mendapat respon dari Mina, wanita itu hanya memandangnya setelah berhenti tertawa sendiri.

"Heh, nyonya . . Ah . .tidak, nona, sekarang kau berlagak seperti anak gadis, perlukah aku ingatkan jika kau sudah menikah?" Kata Jimin dengan nada mencemeeh.

Mina memutar bola matanya malas, ia sangat tidak ingin melayani temparament buruk Jimin saat ini, tolong, sekarang?

Mina hanya ingin ketenangan, pergilah Jim.

Mina memilih membalikkan badannya ingin berjalan kembali bergabung kepada anggota lain tapi Jimin malah mengikutinya.

"Jangan pernah percaya pada lelaki itu atau siapapun, kau akan hanya akan berakhir kecewa" Jimin berbicara dengan punggung Mina dan masih tidak mendapat respon apapun dari Mina.

"Ini tidak benar Mina, kau tidak boleh selingkuh, itu dosa" Mina akhirnya memilih membalikkan tubuhnya mengahadap Jimin setelah mendengar tuduhan tak masuk akal dari Jimin.

"Apa maksudmu?"

"Kau suka padanya kan?" Tanya Jimin sambil menunjuk ke arah Mingyu yang sudah berada di atas stage sedang reversal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau suka padanya kan?" Tanya Jimin sambil menunjuk ke arah Mingyu yang sudah berada di atas stage sedang reversal.

'Jimin ini bodoh atau bagaimana? Jelas- jelas aku hanya mecintainya, pertanyaan macam apa ini' Mina berbicara dalam hatinya.

"Kalian . .sudah berapa lama kalian pacaran?" Jimin makin menambah tuduhan pada Mina yang berhasil membuat mata Mina sedikit berlinang, tak percaya dengan yang dipikirkan Jimin tentang dirinya.

"Kalau kakek dan keluarga kita tau, semua pasti akan sangat marah, tidak padamu tapi padaku" Jimin.

'Yang benar saja, disaat- saat seperti ini ia mengkhawatirkan dirinya dari pada aku?' Mina memandang Jimin kecewa.

"Sekarang aku akan memberimu dua pilihan, kau mau aku kekang atau aku lepaskan?" Jimin.

'Pilihan macam apa itu? Tidak ada satupun yang aku inginkan saat ini' Mina hanya dapat memandang sendu Jimin, air matanya yang terjebak didalam sana sepertinya tidak dapat lama lagi terbendung. Ingin sekali ia menangis tapi tidak didepan Jimin, tidak, tidak akan.

Lelaki itu sudah menuduhnya yang tidak- tidak dan hanya memikirkan dirinya.egois sekali.

"Aku sangat membenci mengulang kata- kataku kemaren dan yang tadi, lagi pula sepertinya kau benar- benar takkan mendengarkanku, Okay, kalau memang kau maunya begitu, mulai sekarang aku tidak akan peduli lagi padamu" Jimin pergi meninggalkan Mina sendiri dengan mata wanita itu sudah berkabut akibat linangan airmata yang tertahan belum keluar.

Perfect Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang