Dia yang aku kira selamanya, ternyata hanya sementara.
*****
Hari ini aku sudah siap untuk pergi menuju Apartement Kak Ryan. Biarkan aku tidak menghubunginya, karena aku punya kunci duplikatnya. Kesannya jadi suprise. Hehe.
Aku menatap diriku di pantulan cermin, aku sudah sangat-sangat rapi. Orang-orang selalu berkata jika diriku itu tampan dan manis secara bersamaan. Ya, aku bersyukur karena wajah tampan warisan dari Ayahku, dan wajah manis warisan dari Bundaku. Ayah dan Bunda adalah orang yang paling tampan dan cantik yang ada didunia ini.
Teringat saat ada gadis-gadis yang datang kepadaku untuk meminta nomor teleponku bahkan mengatakan cinta secara langsung. Aku sebisa mungkin menolak mereka dengan halus agar mereka tidak marah karenaku. Huh, apakah aku terlihat jahat? Aku hanya ingin setia~.
Aku turun dari kamarku dan siap untuk pergi. Ayah seperti biasa sudah berangkat menuju kantornya sejak pagi tadi, Bunda sendiri menuju butik tercintanya. Ayah adalah sekorang pembisnis yang suka pergi keluar kota untuk mengelola sebuah perumahan komplek dan juga juga restoran yang ia buat bersama adik Ayah. Sedangkan Bunda adalah perancang baju muslimah dan pakaian modern yang sudah dikenal oleh masyarakat sini maupun luar.
Pak Amin sudah menunggu diluar mobil, saat melihatku ia langsung membuka pintu untukku. Dalam perjalanan aku sesekali melihat benda yang akan aku kasih untuk Kak Ryan dan melihat luar mobil.
Setelah lima belas menit menempuh perjalanan, aku sudah sampai di sebuah Apartement yang tidak jauh dari pusat kota.
"Pak Amin, pulang aja. Nanti aku pulang naik taksi atau nggak telpon Bapak nanti." Ujarku dan keluar dari dalam mobil.
Aku melangkah menuju Apartement dan mendekati pintu lift. Aku masuk dan menekan tombol angka sepuluh dimana letak Apartement milik Kak Ryan tinggal. Setelah sampai aku menuju pintu 110J.
Huh, aku tidak sabar melihat wajah kaget Kak Ryan. Tetapi ini masih pukul tiga sore dan Kak Ryan akan pulang satu jam lagi. Lebih baik aku meunggu di dalam Apartement Kak Ryan sambil menunggu dia Pulang.
Aku mengambil kunci di dalam saku celanaku dan membuka pintunya. Aku masuk dan kembali mengunci pintu tersebut.
"Akhh.."
Samar-samar aku mendengar suara orang di dalam ruangan. Tapi siapa? Di Apartement Kak Ryan tidak ada siapa-siapa. Apa jangan-jangan Hantu? Aku jadi merinding seketika.
"R-Ryan.. pliss.."
Suara itu kembali terdengar, dan sumber suaranya terletak pada kamar Kak Ryan. Aku berjalan sedikit demi sedikit karena jujur aku sedikit takut.
Sesampainya di depan kamar Kak Ryan yang tertutup oleh pintu, aku menoleh kanan dan kiri untuk memastikan. Siapa tahu ada orang atau Hantu atau maling datang tiba-tiba. Huh, aku jadi parno sendiri.
"Emmh, ah.."
Bukannya itu suara Kak Ryan? Dia sudah pulang. Tetapi kenapa suaranya seperti orang yang tertahan.
"Ryann lebih cepat.."
Itu suara wanita, di dalam juga ada suara Kak Ryan. Aku cemas dan gelisah, apa ini hanya mimpiku saja atau memang itu suara yang nyata.
"Aku mau keluar, ahhh.."
"Ahh..."
Tak terasa aku meneteskan air mata. Aku tidaklah polos untuk mengetahui arti dari suara desahan itu. ini benar nyata. Dengan keberanian aku membuka pintu kamar Kak Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Him Again [END]
Teen Fiction'Mencintaimu sejak aku belum mengerti cinta, itulah yang aku cari. Saat aku mulai dewasa, aku sadari arti dari rasa gelisah dan gembiraku. Aku bahagia bertemu denganmu kembali, Ananda Perdana Putra.' -Alvano Mahendra Upload: 25 Okt, 2019 -Kiki