Apakah kalian akan bertanya denganku apa itu cinta? Jika tidak, ya aku akan bertanya sendiri dan menjawabnya sendiri. Hahaha.
Cinta.
Cinta itu, menurutku sebuah perasaan alami manusia yang tanpa di sadari yang akan muncul dan berkembang seiring berjalannya waktu. Waktu yang memainkan, cinta pula akan kunjung tumbuh. Bagai tumbuhan.
Sejak kecil, aku sudah merasakan perasaan itu. Saat aku bertanya kepada Ibuku mengapa aku tak bisa menjauh dari orang terdekatku-bahkan aku menolak semua bujuk rayu Ibu dan Ayah saat itu. Sejak itu, aku di ajarkan untuk dewasa terlebih dahulu dan mencari tahu mengapa aku bisa seperti itu.
Cinta.
Saat itulah aku tahu semua dari rasa penasaranku. Aku mencoba menyukai siapapun yang menurutku menarik, tetapi itu sangat sulit. Hatiku tak bisa terbagi kepada orang yang sudah aku cintai.
Ananda, pemuda yang sudah aku tetapkan untuk aku jadikan milikku. Ia datang kepadaku dengan wajah polos dan menggemaskan. Dan lucunya aku sudah merasakan cinta pertama sejak aku kecil.
Bertahun-tahun aku menahan perasaan ini, bertahun-tahun pula aku bersekolah dan menyelesaikan semua masa pendidikanku di kota luar-yang bukan kota kelahiranku. Aku sudah membulatkan tekat jika aku akan kembali, bertemu dengan sang pemilik hati yang sudah ia ambil.
Entah memang nasibku yang sangat baik atau hanya sekedar kebetulan saja, cowok manis milikku itu sudah tak memiliki status berpacaran dengan siapapun. Walaupun aku tahu ia sudah putus dengan pria brengsek yang tega-teganya menyakiti hatinya. Ah, hanya pria bodoh yang menyia-nyiakan ketulusan cintanya. Aku pun tak mengira jika Ananda sama seperti diriku, maksudku menyukai benda yang sama. I thing you know it.
Sejak itu aku bersumpah dan berjanji tak akan melakukan hal sebajingan itu.
Hari ini, aku mengajaknya untuk menginap di rumahku. Pukul setengah enam pagi aku sudah terbangun karena itu sudah rutinitasku untuk bangun tidur. Di sampingku ada pemuda manis yang sedang memelukku. Hawa dingin dari AC pun seolah-olah tak terasa saat tubuh hangat milik Ananda memelukku. Rasanya tak ingin ku lepas.
Ku pandangi wajah damai dan manis cowok yang tengah tertidur pulas itu. Sudah berjalan beberapa bulan hubunganku dengannya, dan selama itu aku tak pernah merasakan bosan ataupun jenuh. Yang ada aku semakin cinta karena tindakan dan sikapnya itu.
Ananda, tanpa aku beritahu pun kamu sudah pasti merasakan bahwa diriku ini sangat mencintaimu. Ah, rasanya aku ingin mengajaknya untuk pergi ke luar negeri dan cepat-cepat menghalalkannya. Ya, walaupun aku sudah bejat dan melakukan hal tak senonoh kepadanya, tetapi aku tak sebajingan itu untuk menyakiti apalagi meninggalkannya.
"Nggghh, Kakk... Kok gede sih?"
Aku menatap wajah pulas itu heran, sedetik kemudian aku terkekeh karena gumaman itu. Ternyata Ananda mengigau.
Aku mendekati wajahku dan mencium keningnya amat sangat lama. Akibatnya, itu membuat Ananda terbangun dari tidurnya.
"Nggghh... Kakak udah bangun?" Ujarnya dengan parau dan matanya masih tertutup. Tubuhnya kembali merapat dan memelukku erat, bahkan wajahnya ia benamkan di dadaku.
Aku jadi tersenyum melihat tingkahnya itu. "Iya, kamu bisa lepas pelukannya? Kakak mau mandi." Rasanya tidak rela aku mengatakan hal itu, tetapi aku harus bekerja dan mengurus Cafeku.
Bersyukur jika aku sudah memiliki cabang di tempat berbeda dan lumayan jauh, yaitu Restoran.
"Kakak 'kan Bosnya, dateng telat juga gak apa-apa. Aku masih mau tidur sama Kakak." Ananda tak mau melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Him Again [END]
Teen Fiction'Mencintaimu sejak aku belum mengerti cinta, itulah yang aku cari. Saat aku mulai dewasa, aku sadari arti dari rasa gelisah dan gembiraku. Aku bahagia bertemu denganmu kembali, Ananda Perdana Putra.' -Alvano Mahendra Upload: 25 Okt, 2019 -Kiki