Aku sudah terlentang di atas kasurku, menatap tubuh milik Kak Vano yang sangat mempesona dan menggiurkan dalam bersamaan. Keadaanku sudah telanjang bulat, aku menutup kemaluanku karena aku sangat malu sekarang.
"Kenapa kamu tutup? Sudah Kakak liat juga." Kekeh Kak Vano merangkat menaiki atas kasur—tepatnya di atas tubuhku.
Hendak protes karena ucapnya itu, tetapi tidak jadi karena bibir Kak Vano sudag mendarat di atas bibirku, bermain seolah-olah itu adalah Marshmellow yang sangat kenyal dan siap untuk di makan.
Kedua tanganku memeluk tubuh Kak Vano, sembari mengelusnya. Tubuh Kak Vano sangat halus, dan tanganku enggan untuk melepaskannya.
"Ngggghh.." Lenguhku saat lidah Kak Vano berusaha memasuki dalam mulutku, mencari lidahku untuk beradu.
Kedua lidah kami bersatu dan menari di dalamnya, membuat jiwaku seolah-olah melayang karena tindakan Kak Vano.
Kak Vano melepas ciumannya dan menatapku dalam, tangannya mengelus permukaan wajahku dengan pelan. Aku memejamkan mataku untuk merasakan sensasi yang Kak Vano berikan.
"Sayang, kamu udah siap?" Tanyanya lembut.
Aku mengangguk mantan, walaupun dalam hatiku sedikit bingung dan bertanya-tanya. Bagaimana kah rasanya benda milik Kak Vano akan masuk ke dalam lubangku, bahkan penis Kak Vano itu sangat besar.
Kak Vano tersenyum dan mencium pipiku bergantian, menicum keningku lumayan lama, kedua mataku, hidungku, dan kembali ke bibirku.
Kak Vano memberi kecupan di setiap tubuhku dan matanya tertuju pada nippleku, ia menatapku seolah-olah meminta persetujuan. Untuk apa ia memasang wajah seperti itu kalau pada akhirnya Kak Vano akan menggagahiku.
"Mmmh, ah.. Kak Vano.." Desahku keluar saat mulut Kak Vano bermain dengan lincahnya di atas permukaan dadaku.
Menjilat, mengigit-gigit kecil, menyedotnya sampai membuatku mendesah tak karuan. Aku sedikit bingung, dari mana Kak Vano bisa mengetahui bagian sensitifku, bahkan cara bermainnya pun seperti sudah berpengalaman.
"Ngggh, Kak.. sejak kapan kamu bisa seahli ini?" Rasa penasaranku tak bisa kubiarkan di sela-sela rasa nikmatku.
Kak Vano menatapku tersenyum."Sudah lama Kakak belajar lewat video. Setidaknya, langkah yang lebih baik untuk memuaskan pasangan." Kak Vano kembali bermain di nippleku.
"Shhh ah... Dasar mesum."
"Biarin, si mesum ini akan membuat kamu lelah kenikmatan. Tunggu saja."
Aku menghiraukan perkataan itu dan kembali mendesah, itu terus yang bisa kulakukan karena permainan Kak Vano benar-benar membuatku terbang melayang. Lidahnya menjilati seluruh tubuhku, apalagi di saat lidahnya bermain di permukaan perutku yang rasanya benar-benar geli.Sekaligus nikmat yang bersamaan.
Kak Vano sudah berada di depan penisku yang mengacung. Tanpa ba bi bu Kak Vano langsung melahap penis itu. Rasanya benar-benar nikmat.
"Ahhh, Kak.. enak.." Aku memegang sisi kepala Kak Vano agar mempercepat tempo gerakan mulutnya.
Seolah mengerti, Kak Vano menaik turunkan kepalanya. Lidahnya juga menjilati batang penisku dengan lincah, membuatku kembali mendesah. Lagi dan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Him Again [END]
Teen Fiction'Mencintaimu sejak aku belum mengerti cinta, itulah yang aku cari. Saat aku mulai dewasa, aku sadari arti dari rasa gelisah dan gembiraku. Aku bahagia bertemu denganmu kembali, Ananda Perdana Putra.' -Alvano Mahendra Upload: 25 Okt, 2019 -Kiki