"If you're brave enough to say goodbye, life will reward you with a new hello."
*****
Di hari Minggu ini aku sedang berada dirumah tepatnya tengah merapikan kamarku yang menurutku lumayan berantakan. Aku merapikan kamarku sendiri tanpa bantuan pembantu apalagi bantuan Bunda. Pernah sekali Bunda merapikan kamarku tetapi aku tidak mau hal itu terjadi, karena aku tidak mau merepotkan Bunda.
Oh ya, ini hari Minggu dan ini adalah acara pernikahan Kak Ryan. Aku dan Kak Ryan masih sekontakan dan ia memaksaku untuk datang keacaranya. Kak Vano juga mengingat siapa itu Kak Ryan, dan ia tidak marah. Bahkan Kak Ryan juga menyuruh aku mengajak Kak Vano, dan Kak Vano pun mengikuti apa yang menjadi kemauannku.
Aku bingung untuk datang atau tidak, Kak Ryan juga mengundang Ayah dan Bunda. Tetapi kalau dipikir-pikir sepertinya aku bakalan datang saja, aku juga mau melihat Kak Ryan yang sudah bersama jodohnya saat ini.
Sebelum itu aku keluar kamar untuk mencari Bunda. Sekarang pukul delapan pagi dan aku belum mandi, hehe. Maafkan aku.
Aku menuruni tangga dan bergerak menuju dapur, tapi tidak ada Bunda. Menuju kamar Bunda juga tidak ada. Aku putuskan keluar rumah dan benar saja, Bunda sedang menyiram tanaman bunga-bunganya.
"Bunda." Panggilku, Bunda menoleh dan menyudahi acara menyiam bunganya.
"Kenapa dek?"
Sedikit ragu aku untuk bertanya, tetapi aku juga mau ikut untuk melihat Kak Ryan.
"Emmm, Bunda nanti dateng ke acara pernikahan Kak Ryan?"
Bunda duduk dikursi depan rumah sambil menatapku. "Ayah kamu dateng, ya pasti Bunda juga ikut. Kenapa? Kamu mau ikut juga?" Tanya Bunda seperti tahu keinginanku. Aku mengangguk saja mengiyakan.
"Bunda sih terserah, tapi kamu tanya Ayah kamu dulu. Dari kejadian selingkuhannya yang buat kasar sama kamu, Ayah jadi kayak sinis gitu ke Ryan."
"Kalo sinis ngapain dateng ke acaranya dong?" Tanyaku heran.
"Ya, temen-temen Ayah juga dateng. Ayah 'kan Bosnya, nanti orang-orang disana heran kenapa Bosnya gak dateng."
Aku mengiyakan saja, Ayah memang aneh. Sikapnya seperti anak kecil, lihat aku berduaan sama Kak Vano saja Ayah suka menggerutu tidak jelas dan mengacaukan aksi bermesraan kami. Teringat saat Ayah pulang kerja dan melihat kami duduk berdua di ruang tengah sambil menonton Film di TV. Ayah dengan wajah tanpa dosanya itu langsung menyingkirkan Kak Vano dan duduk disampingku. Aku tidak tahu isi otak Ayah.
Aku menyetujui perkataan Bunda dan berjalan menuju kekamar Bunda dan Ayah kembali, kata Bunda Ayah tadi sedang mandi dan benar saja, Ayah tengah menggunakan baju santai sambil mengeringkan rambutnya. Ayah sudah tua tapi gantengnya tidak luntur, tapi aku tak akan berbicara seperti itu depan Ayah. Takutnya besar kepala.
"Ayah." Sapaku, Ayah menoleh dan menyuruhku mendekat. "Ayah gak kerja hari ini?" Tanyaku.
"Ayah 'kan Bos, mau masuk atau nggak juga terserah Ayah dong." Jawab Ayah sombong.
"Dasar, udah tua tapi sombong." Jawabku, langsung saja Ayah mencubit pipiku dengan gemas.
"Mau apa kekamar Ayah? Mau minta uang?" Tanya Ayah.
"Bukan, itu..." Ucapku memberi jeda sebentar. "Nanti Ayah dateng ke acara pernikahan Kak Ryan?"
"Iya, kenapa emangnya?"
"Aku mau ikut ya Yah." Pintaku, Ayah langsung menoleh dan sepertinya aku tidak diizinkan untuk ikut.
"Nggak boleh. Ngapain mau dateng? Yang ada kamu mewek-mewek ngeliat Ryan udah nikah sama selingkuhannya." Ejek Ayah yang membuat aku kesal. Maaf ya, aku tidak selemah itu hanya ditinggal nikah oleh mantan. Satu lagi, aku tidak mencintai Kak Ryan lagi. Will never.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Him Again [END]
Подростковая литература'Mencintaimu sejak aku belum mengerti cinta, itulah yang aku cari. Saat aku mulai dewasa, aku sadari arti dari rasa gelisah dan gembiraku. Aku bahagia bertemu denganmu kembali, Ananda Perdana Putra.' -Alvano Mahendra Upload: 25 Okt, 2019 -Kiki